C.S. Emelec: Dari Perusahaan Listrik ke Dominasi Liga Domestik

Cerita

by Redaksi 6

Redaksi 6

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

C.S. Emelec: Dari Perusahaan Listrik ke Dominasi Liga Domestik

Di Serie A Ekuador musim ini, Quito merupakan kota dengan jumlah klub terbanyak (4), sedangkan kota Guayaquil dan Ambito masing-masing memiliki tiga wakil. Ibukota punya LDU Quito, satu-satunya klub dari Ekuador yang pernah menjadi juara Copa Libertadores. Tetapi, di kancah domestik, klub asal ibukota tersebut kalah pamor dari Barcelona SC dan CS Emelec yang berasal dari Guayaquil.

Julukan "Kota Sepakbola" Ekuador pun lebih pas disematkan kepada Guayaquil. Pasalnya, Barcelona SC dan CS Emelec adalah dua tim pemilik gelar terbanyak Serie A Ekuador, masing-masing dengan 15 dan 14 titel.

Khusus untuk Emelec, klub yang berdiri pada 1929 tahun silam merupakan kampiun perdana gelaran Serie A Ekuador (1957). Sejak saat itu, klub berjuluk El Bombillo atau Si Bola Lampu ini minimal meraih satu gelar di tiap dekade, dari 1960-an hingga 2010-an. Tahun 2017 adalah kali terakhir mereka menjadi yang terkuat di Ekuador.

Link streaming Union vs Emelec

Julukan El Bombillo yang disematkan kepada mereka bukan tanpa alasan. Emelec merupakan akronim dari Empresa Electrica del Ecuador atau Perusahaan Listrik Ekuador. Pendiri klub ini bukan orang Ekuador asli, melainkan George Lewis Capwell, direktur dari Empresa Electrica del Ecuador.

Capwell lahir pada 1902 silam di Olean, New York, Amerika Serikat. Posturnya atletis dan memiliki jiwa kepemimpinan yang andal. Sejak umur enam tahun, Capwell tinggal di Balboa, Panama, bersama sang ayah. Namun, olahraga yang ia geluti bukan sepakbola, melainkan american football, basket, renang, dan bisbol.

Setelah kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan kuliah di jurusan Teknik Listrik Rensselaer Polytechnic Institute dan bekerja sebagai asisten manajer sebuah pembangkit listrik di Cienfuegos, Kuba, Capwell merantau ke Ekuador pada 1926.

Hanya setahun kedatangannya di Guayaquil, Capwell bersama Victor Penaherrera dan Nathan Myers membuat kompetisi bola basket antar pekerja perusahaan. Lapangan tenis di sisi selatan kota Guayaquil digunakan untuk tempat bertanding.

“Capwell puas dengan kerja-kerjanya, pada suatu hari yang baik dia berkata kepada saya: ’Mengapa kita tidak membangun sebuah klub olahraga dari para pekerja perusahaan?’ Dan pertanyaan itu sudah terjawab. Pada 28 April 1929, Club Sport Emelec dibentuk,” ungkap Penaherrera.

Beberapa tahun setelah S.C Emelec berdiri, Capwell memutuskan untuk membuat stadion sendiri, tetapi dikhususkan untuk bermain bisbol. Pada 1943, stadion tersebut dinamai George Capwell Stadium. Empat tahun setelahnya, Ekuador menjadi tuan rumah Copa America untuk pertama kalinya dan George Capwell Stadium digunakan sebagai tempat seluruh pertandingan digelar.

Namun, stadion tersebut sempat terabaikan semenjak Estadio Modelo dibuka pada 1959; hingga akhirnya Presiden Emelec, Nassib Nehme, kembali merenovasi dan membuka kembali George Capwell Stadium. Dari 10.000 kapasitas, kini stadion itu dapat menampung 45.000 penonton.

Dominan di Ekuador, Ompong di Kancah Kontinental

Meskipun mendominasi liga domestik dengan 14 gelar dan 14 kali menjadi runner up, El Bombillo ompong saat berlaga di kancah Copa Libertadores atau Copa Merconorte (sekarang Copa Sudamericana).

Dari 28 kali keikutsertaan mereka di Copa Libertadores, prestasi terbaik adalah lolos ke babak semifinal. Pada 1995, mereka gagal ke final lantaran takluk dengan skor agregat 0-2 dari Gremio yang kemudian menjadi juara.

Sementara di Merconorte, Emelec tampil di seluruh edisi kompetisi yang digelar pada 1998-2001 itu. Mereka menjadi tim pertama dan satu-satunya tim non-Kolombia yang mampu melangkah ke babak final. Namun, mereka ditekuk Millonarios lewat babak adu penalti di laga puncak.

Jumat (30/10) besok, Emelec akan berlaga di fase kedua atau 32 besar Copa Sudamericana melawan Union de Santa Fe dari Argentina di Estadio 15 de Abril. Kedua kesebelasan dihadapkan situasi pelik. Union dua kali kalah dari dua laga kandang terakhir, sementara Emelec racikan Ismael Rescalvo gagal meraup kemenangan dari sembilan laga tandang terakhir.

Pertandingan Union de Santa Fe vs Emelec di ajang Copa Sudamericana ditayangkan oleh Mola TV pada Jumat (30/10) pukul 05.15 WIB. Klik link ini untuk menyaksikan pertandingan tersebut dan pertandingan-pertandingan lain di ajang Copa Sudamericana.

Komentar