Universidad Catolica: Mengembangkan Infrastruktur untuk Mendominasi Chile

Cerita

by Redaksi 10

Redaksi 10

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Universidad Catolica: Mengembangkan Infrastruktur untuk Mendominasi Chile

Chile adalah salah satu kekuatan sepakbola terbaik Amerika Latin di luar Brasil dan Argentina. Nama-nama macam Marcelo Salas dan Ivan Zamorano bersinar di kompetisi Eropa pada 1990-an dan mengharumkan negara seluas 756.950 km² tersebut.

Sementara itu, jika membicarakan kompetisi domestik Chile, tiga klub legendaris: Colo-Colo, Universidad de Chile, dan Universidad Catolica saling berebut panggung di satu kota yang sama, Santiago. Tanpa mengesampingkan klub-klub lainnya, ketiganya merupakan yang terkuat di negara peraih dua gelar Copa America tersebut.

Colo-Colo menjadi klub tersukses dengan koleksi gelar liga terbanyak, 32 trofi, yang diraih dalam rentang 1937 hingga 2017. Sementara Universidad de Chile, tim pertama Marcelo Salas, menguntit lewat torehan 18 trofi. Adapun Universidad Catolica menjadi klub ketiga dengan perolehan 14 gelar liga.

Persaingan ketiga klub untuk menunjukkan yang terbaik di Santiago khususnya dan Chile pada umumnya, berlangsung alot. Tak jarang pertemuan di lapangan berlangsung dengan tensi tinggi. Jika merujuk gelar, Universidad Catolica memang kalah dari dua pesaingnya. Namun, di sisi lain, klub yang berdiri pada 1937 itu menyongsong sepakbola modern dengan trencana. Los Cruzados terus mengembangkan infrastrukur sehingga menjadi salah satu klub dengan fasilitas serta pusat latihan terbaik di Amerika Selatan.

Link streaming Sol de America vs Universidad Catolica

Perhatian Universidad Catolica terhadap infrastruktur dan fasilitas latihan sangat besar. Kompleks Raimundo Tupper menjadi tempat para pemain meningkatkan kemampuan. Di lokasi ini, terdapat tiga lapangan dengan dengan rumput sintetis yang memenuhi standar FIFA.

Lapangan pertama bernama Alberto Buccicardi, diambil dari nama pelatih yang mengantarkan Universidad Catolica juara untuk kali pertama pada 1949. Sederet nama seperti Gary Medel (kini memperkuat Bologna), dan Guillermo Maripan (AS Monaco) sempat berlatih di lapangan ini kala masih memperkuat Universidad Catolica.

Dua lapangan lainnya diperuntukkan bagi pertandingan dan sesi latihan tim perempuan dan tim junior. Selain lapangan tersebut, di kompleks ini terdapat pula fasilitas pendukung lainnya seperti ruang ganti, ruang berbagai divisi teknis, kantor administrasi, dan ruang khusus yang digunakan klub. Fasilitas ini terus diperbarui sesuai kebutuhan klub guna menghasilkan para pemain terbaik.

Tak hanya itu, di Kompleks Raimundo Tupper, terdapat pula Gedung Mario Livingstone, asrama bagi lebih dari 20 orang remaja akademi Universidad Catolica. Penghuni asrama ini dipilih berdasarkan alasan geografis, sosial, atau karena punya kemampuan sepakbola yang istimewa. Aktivitas para remaja ini pun dijadwal, mulai dari sarapan pagi hingga beraktivitas di Athletic Study Center, sebuah sekolah khusus untuk para atlet.

Kompleks Raimundo Tupper mengalami renovasi besar-besaran pada 2012, 2014, dan 2017. Berbagai fasilitas diperbaiki, mulai dari ruang tamu, lapangan, kantor, dan lain-lainnya. Sejumlah dinding ditempeli berbagai ornamen terkait sejarah klub dengan tujuan agar para pemain baru bisa lebih mengenal klub dan menumbuhkan rasa kepemilikan.

“Ini adalah mimpi lama untuk memiliki lapangan yang tersedia sepanjang tahun. Di musim dingin kami sangat kesulitan karena kualitas lapangannya bukanlah yang terbaik,” kata Kepala Akademi Universidad Catolica, Rodrigo Astudillo, Kepala Sepakbola Formatif ketika acara pembukaan.

Perkembangan infrastruktur Los Cruzados pun nyatanya berbanding lurus dengan prestasi mereka. Dalam lima musim terakhir, Universidad Catolica meraih empat titel Liga Chile.

Musim ini, Universidad Catolica tampil di ajang Copa Libertadores. Namun, anak asuh Ariel Holan mesti tersingkir di babak penyisihan grup lantaran hanya menempati peringkat tiga Grup E di bawah Gremio dan Internacional.

Hasil tersebut membuatnya turun ke Copa Sudamericana dan langsung tampil di ronde kedua, menghadapi wakil Paraguay, Sol de America. Pertandingan akan dihelat pada Jumat (30/10) pukul 05.15 WIB.

Pertandingan Sol de America vs Universidad Catolica di ajang Copa Sudamericana ditayangkan oleh Mola TV pada Jumat (30/10) pukul 05:15 WIB. Klik link ini untuk menyaksikan pertandingan tersebut dan pertandingan-pertandingan lain di ajang Copa Sudamericana.

Komentar