Saat Liga Petani Mengejutkan Eropa

Cerita

by Evans Simon

Evans Simon

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Saat Liga Petani Mengejutkan Eropa

Manchester City secara mengejutkan kalah atas Olympique Lyon pada babak perempat final Liga Champions 2019/20 dengan skor 3-1. Selain membuat ambisi Pep Guardiola untuk menghadirkan trofi Liga Champions pertama bagi Manchester City kembali gagal, juga membuat satu sejarah baru dalam kompetisi Liga Champions. Untuk pertama kalinya terdapat dua wakil Ligue 1 yang berhasil sampai di babak semifinal Liga Champions, Paris Saint-Germain dan Olympique Lyon.

Satu cuitan Kylian Mbappe sesaat setelah pertandingan Man. City vs Lyon berakhir mendapat respon dari banyak pihak. Penyerang PSG ini menuliskan "Farmers League" dengan emoticon badut sambil memberikan selamat kepada Lyon yang berhasil lolos ke babak semifinal. Tentu saja cuitan Mbappe tersebut bukan sekedar untuk memberikan selamat Lyon, melainkan sebuah sarkasme untuk julukan yang tersemat ke Ligue 1, Farmers League.

https://twitter.com/KMbappe/status/1294741137392107520">

Julukan Farmers League atau Liga Petani tersemat pada Ligue 1 sejak beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, di antara 5 liga top di Eropa, Ligue 1 dianggap sebagai liga terlemah. Olympique Marseille merupakan satu-satunya klub Prancis yang mampu meraih Liga Champions (pada 1993). Adapun Paris Saint-Germain yang saat ini mendominasi Ligue 1 hanya pernah sekali berprestasi di luar negara saat memenangi UEFA Cup Winners` Cup pada 1996. Dua prestasi ini tentu kalah jauh dibandingkan prestasi yang diraih oleh klub-klub dari liga top lainnya.

Selain itu, Ligue 1 juga dianggap sebagai liga yang tidak kompetitif. Sejak dulu, Ligue 1 hampir selalu didominasi oleh satu klub. Pada akhir tahun 80-an, Marseille mendominasi Ligue 1 dengan menjadi juara 4 kali berturut-turut sejak musim 1988/89 sampai 1991/92. Memasuki awal tahun 2000-an, Olympique Lyon mendominasi dengan menjadi juara 7 kali berturut-turut sejak musim 2001/02 sampai 2007/08. Kini, giliran PSG yang diambil alih oleh Qatar Sports Investment yang mendominasi Ligue 1 dengan menjadi juara 8 kali dalam 9 musim terakhir.

VIDEO: Gol-gol Paris Saint-Germain di Ligue 1 2019/20



Kondisi ini membuat para pemain yang bermain di Ligue 1 dianggap tidak benar-benar serius bermain sepakbola. Mereka mendapat ejekan bahwa mereka sibuk bertani di siang pagi dan siang hari dan hanya bermain sepakbola di malam hari untuk bersenang-senang. Tidak ada ambisi untuk memenangkan pertandingan dari pada pemain karena sesungguhnya kegiatan utama mereka adalah bertani di pagi dan siang hari.

Jika ada pemain berkualitas yang bermain di Ligue 1, maka hanya tinggal menunggu 1 atau 2 musim lagi sebelum pemain tersebut pindah ke Liga Primer Inggris, Serie A, La Liga, atau Bundesliga. Ligue 1 hanya dianggap sebagai tempat untuk pada pemain muda mematangkan kemampuannya. Saat pemain berbakat ini masih sulit menembus tim utama klub besar Eropa, bermain di Ligue 1 adalah pilihan tepat untuk menambah jam terbang. Ejekan liga petani pun semakin melekat pada Ligue 1. Ligue 1 dianggap hanya sebagai penyuplai pemain bagi klub-klub besar Eropa.

Namun hal yang berbeda terlihat pada Liga Champions 2019/20, "para petani" tersebut mampu mengobrak-abrik kemapanan para elit. PSG dan Olympique Lyon sama-sama menembus babak semifinal mengalahkan klub-klub besar Eropa. Lyon berhasil mengalahkan Juventus dan Manchester City. Sementara itu, PSG berhasil mengalahkan juara La Liga, Real Madrid dan tim kuda hitam, Atalanta.

Bukan tidak mungkin akan tercipta "All-Farmers League Final" pada liga Champions musim ini. Meski kedua klub Ligue 1 ini masih harus menghadapi lawan berat dari Bundesliga, RB Leipzig dan FC Bayern. Namun, terlepas dari mampu atau tidaknya Lyon dan PSG masuk ke final Liga Champions, prestasi mereka musim ini sudah cukup untuk menjadi penanda kepada fans sepakbola di seluruh dunia untuk mulai melirik Ligue 1 sebagai salah satu liga top di Eropa.


Untuk menambah keseruan menonton pertandingan, Anda bisa seru-seruan dengan bermain MPL Fantasy. Aplikasi MPL menyediakan permainan fantasy football yang memberikan Anda kesempatan untuk memenangkan GoPay dan LinkAja. Satu berlian yang Anda dapatkan dalam permainan MPL Fantasy dapat Anda tukarkan langsung dengan Rp100 rupiah saldo GoPay dan LinkAja. Download aplikasi MPL pada link berikut melalui ponsel android Anda.

[Download aplikasi MPL]

Komentar