Mencari Kombinasi Gelandang Terbaik Untuk Jose Mourinho

Analisis

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mencari Kombinasi Gelandang Terbaik Untuk Jose Mourinho

Perlahan tapi pasti, Jose Mourinho menghidupkan kembali Tottenham Hotspur. The Special One sempat disebut kurang pas untuk menangani kesebelasan asal London Utara tersebut karena identik permainan defensif. Akan tetapi, Mourinho membuktikan bahwa bersama the Lilywhites ia tak perlu memarkir bis. Harry Kane dan kawan-kawan sudah mencetak 15 gol dari lima partai di bawah asuhan Mourinho. Bobol delapan kali dalam jangka waktu yang sama bukan alasan baginya mengubah pendekatan permainan.

The Special One memang terbantu oleh kehadiran pemain-pemain yang selama ini sudah ia impikan untuk ada di skuad asuhannya. Mulai dari Harry Kane, Christian Eriksen, Eric Dier, hingga Danny Rose, semua pernah diincar Mourinho saat masih menangani klub sebelumnya. Langsung memiliki pemain-pemain itu sejak mendarat di Stadion Tottenham Hotspur, tugas Mourinho jelas lebih mudah. Akan tetapi, bukan berarti dirinya sudah memiliki skuat yang sempurna.

Kepala Pelatih asal Portugal tersebut memang sudah memiliki gambaran utama untuk kesebelasan yang diasuhnya. Kane, Davinson Sanchez, Paulo Gazzaniga, Toby Alderweireld, Serge Aurier, Son Heung-Min, dan Dele Alli tak pernah absen dari susunan utama the Special One. Berarti, dirinya telah menemukan kombinasi terbaik untuk lini belakang dan serang Tottenham. Namun di area tengah, Mourinho masih berusaha mencari yang terbaik.

VIDEO: Jose Mourinho mengundang anak gawang ke sesi makan bersama Spurs



Per 10 Desember 2019, Moussa Sissoko dan Dier adalah dua gelandang yang paling sering digunakan oleh Mourinho. Dier tampil sebanyak empat kali dan mengoleksi 299 menit. Sementara Sissoko main lima kali dan mengoleksi 302 menit meski dua dari penampilan tersebut ia awali dari bangku cadangan.

Mengasuh Tottenham, Mourinho memang hanya menggunakan dua gelandang. Meskipun di atas kertas formasi 4-2-3-1 yang tertulis, pada dasarnya satu bek sayap dan tiga gelandang di belakang Kane punya tugas untuk membantu serangan. Membuat pola 3-2-5 yang sebenarnya mereka terapkan di lapangan.

Ini berbeda dengan kebiasaan Mourinho yang identik dengan tiga gelandang. Mungkin di atas kertas, formasi Mourinho bersama Real Madrid sama seperti di Tottenham (4-2-3-1), dirinya memberi tugas kepada tiga pemain untuk menjaga kestabilan lini tengah. Biasanya, tugas itu dipercayakan kepada Xabi Alonso, Sami Khedira, dan Mesut Ozil. Sementara lini serang mendapat bantuan dari dua pemain sayap yang berdiri di belakang penyerang tunggal.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan saat menangani Chelsea. Mourinho memiliki Nemanja Matic, Cesc Fabregas, dan Oscar untuk menjaga lini tengah, menyerupai Michael Essien, Claude Makelele, dan Frank Lampard pada masa jabatan pertamanya di Stamford Bridge.

Kesebelasan apapun yang diasuh Mourinho, ia memberi tugas kepada tiga gelandang untuk membuat permainan tetap stabil. Tidak peduli formasi apa yang ia terapkan. Saat bersama Inter Milan, itu adalah tugas Dejan Stankovic, Esteban Cambiasso, dan Wesley Sneijder. Menangani Porto, ada Deco, Maniche, dan Costinha.

Waktu menangani Manchester United, Mourinho gagal mendapatkan tiga pemain tersebut. Hanya Paul Pogba dan Nemanja Matic yang diandalkan. Terkadang, Ander Herrera masuk mengisi pos salah satu di antara mereka. Tidak ada sosok seperti Sneijder, Lampard, Oscar, Deco, atau Ozil yang bisa berperan sebagai penghubung lini tengah dan depan. Juan Mata beberapa kali dicoba tapi kurang menghasilkan, Pogba terlalu bebas saat diberikan kebebasan, akhirnya Mourinho panik dan memboyong Fred ke Old Trafford.

Mungkin belajar dari pengalamannya di Kota Manchester, the Special One tidak terlalu memaksakan tiga gelandang. Apabila untuk mendapat permainan yang diinginkan, Tottenham hanya butuh dua gelandang juga bukan masalah. Masalahnya, Mourinho belum tahu siapa dua gelandang tersebut.

“Kombinasi Sissoko dan Dier sudah cukup baik. Kami juga memiliki Harry Winks, Tanguy Ndombele, Oliver Skipp, dan Victor Wanyama. Semuanya pemain berkualitas. Kualitas mereka bukanlah sesuatu yang perlu dipertanyakan. Akan tetapi, kami punya gaya permainan baru. Dinamika di atas lapangan juga berbeda dengan sebelumnya. Mereka sedang mempelajari peran baru dan sejauh ini cukup baik,” kata Mourinho kepada the Athletic.

“Saya butuh gelandang yang bisa menempatkan diri dengan baik. Gelandang yang peka akan posisi. Saya juga butuh gelandang yang handal dalam mendistribusikan bola,” aku the Special One. Menurut mantan gelandang Tottenham, David Howell, setidaknya sudah ada nama Dier yang bisa menjadi distributor di lini tengah. “Dier adalah kunci dari transisi, dirinya memiliki visi bola yang sangat baik. Melebihi pemain-pemain lain. Bahkan jika sedang ada di performa terbaiknya, Dier bermain seperti Alli, tapi dari daerah sendiri,” kata Howell.

Tapi, Mourinho masih mencari pemain yang bisa menjalankan tugas posisional. Pemain-pemain seperti Essien, Costinha, ataupun Cambiasso. Dia yang selalu ada di mana dirinya dibutuhkan. “Sissoko bukan pemain yang pas untuk posisi itu. Dia adalah pemain hebat tapi saat ini dirinya lebih digunakan karena bisa mengisi segala posisi. Dirinya menjalankan tugas itu karena kebutuhan tim,” jelas Mourinho.

Dari sekian banyak gelandang yang dimiliki Mourinho di Tottenham, Ndombele mungkin adalah nama terbaik untuk menjalankan tugas ini. Apalagi saat masih membela Olympique Lyon, banyak yang melihat gelandang kelahiran 28 Desember 1996 tersebut sebagai penerus Essien. Akan tetapi, Ndombele masih cedera, sementara waktu terus berjalan. Dia jelas butuh waktu untuk adaptasi dengan gaya Mourinho. Untuk saat ini, Sissoko dan Dier pun menjadi kombinasi terbaik yang Mourinho miliki.

Komentar