Menantikan Sayap Kanan Man City vs Bek Kiri Man United

Analisis

by Evans Simon

Evans Simon

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menantikan Sayap Kanan Man City vs Bek Kiri Man United

Manchester City adalah tim yang gemar memaksimalkan lebar lapangan ketika menyerang, terutama dari sayap kiri. Namun, dalam Derbi Manchester melawan Manchester United di Stadion Etihad, Minggu (08/12) dini hari WIB, kecenderungan tersebut bisa pindah ke sayap kanan.

Bukan tanpa alasan, berdasarkan statistik WhoScored, sebanyak 42% serangan Man City berasal dari sayap kiri. Di pos tersebut, terdapat Raheem Sterling yang telah mencetak 15 gol dan lima asis dalam 21 laga di seluruh kompetisi musim ini.

Permasalahannya, menyerang sisi kanan pertahanan Man United bukan keputusan yang sepenuhnya bijak. Posisi tersebut diisi oleh salah satu bek kanan terbaik Premier League, Aaron Wan-Bissaka.

Wan-Bissaka tak pernah kehilangan tempatnya di skuat inti sejak direkrut dari Crystal Palace dengan banderol 50 juta Paun pada bursa transfer musim panas kemarin. Ini bukan semata-mata karena Man United tidak memiliki kedalaman skuat mumpuni, melainkan lebih karena penampilannya yang impresif.

Jika dibandingkan dengan bek kanan Liverpool, Trent Alexander-Arnold, harus diakui Wan-Bissaka memang kalah jauh dalam urusan sumbangsih menyerang. Kita cukup melihat, misalnya, jumlah umpan.

Nama pertama telah melepaskan 164 umpan yang 38 di antaranya sukses. Sementara, hanya tiga dari 35 umpan Wan Bissaka yang sukses.

Jika ingin perbandingan yang lebih sederhana, Alexander-Arnold menciptakan 49 peluang (enam di antaranya berbuah asis). Sedangkan, Wan-Bissaka hanya menciptakan tujuh peluang tanpa menyumbang asis.

Kendati demikian, untuk urusan bertahan, Wan-Bissaka adalah salah satu yang tertangguh di posisinya. Jumlah 57 tekel sukses adalah yang tertinggi ketiga di Premier League. Jika tak menghitung Wilfried Ndidi (67) yang bermain sebagai gelandang, Ia hanya kalah dari Ricardo Pereira (62).

Pemain asal Inggris tersebut baru sembilan kali dilewati oleh lawan (hanya kalah dari bek Man City, Kyle Walker, untuk pemain yang telah bermain minimal 13 kali). Ia juga mampu memenangi 11 duel udara dan 26 kali memotong bola.

Maka, jangan terkejut jika dalam laga nanti, Pep Guardiola mengarahkan timnya untuk fokus menyerang dari sisi kiri pertahanan Man United. Apalagi-tak seperti Bissaka yang telah paten mengisi bek kanan-Ole Gunnar Solskjaer masih ragu status bek kiri terbaik timnya jatuh kepada Luke Shaw, Ashley Young, atau Brandon Williams.

Sempat menjadi pilihan utama pada dua laga pertama, Shaw harus menepi lama akibat cedera hamstring ketika melawan Crystal Palace pada 24 Agustus lalu. Selama dirinya menjalani masa pemulihan, adalah Young yang lebih sering dimainkan oleh Solskjaer-tampil sembilan kali sebagai starter.

Namun, sejak membantu The Red Devils mengalahkan Chelsea di ajang Piala Liga Inggris, Williams mulai diberi kepercayaan lebih besar. Barulah ketika menghadapi Tottenham Hotspur pada pertengahan pekan kemarin, Young kembali diturunkan dalam 11 pertama.

Kehadiran sang kapten memang lebih memberikan kedisiplinan di lini belakang. Pengalaman yang dimiliki membuat Ia mampu membaca arah pertandingan lebih baik ketimbang Williams.

Kelebihan Young dalam bertahan dan kelebihan Williams dalam menyerang sebenarnya dimiliki oleh Shaw. Namun, mengingat Ia sudah absen cukup lama, tentu butuh waktu untuk kembali menemukan sentuhan terbaiknya. Ia total baru merumput selama 14 menit sejak pulih dari cedera.

Jika ingin membawa pulang poin penuh, Solskjaer tidak boleh salah memilih bek kiri yang akan diturunkan sejak menit pertama. Pasalnya, Man City juga memiliki opsi sayap kanan dengan gaya permainan berbeda yang sama-sama berbahaya: Riyad Mahrez dan Bernardo Silva.

Silva memang lebih sering ditampilkan sebagai starter (9 kali) di Premier League, tetapi hanya pernah lima kali ditempatkan sebagai sayap kanan. Ketika mengemban posisi tersebut, Ia menyumbangkan tiga asis.

Sementara, Mahrez juga tak kalah ganas. Ia total mencatatkan empat gol dan lima asis dari tujuh kesempatan sebagai starter.

Keduanya memiliki gaya bermain yang berbeda. Jika Silva merupakan pemain yang gemar memegang bola (469 kali menyetuh bola di sepertiga akhir lapangan) dan menusuk sebagai inverted winger (seluruh 27 kesempatan yang dimilikinya terjadi di dalam kotak penalti), lain cerita dengan Mahrez yang menebar ancaman melalui suplai bola kepada rekan-rekannya (rata-rata menciptakan satu peluang per 29 menit).

Bukan tidak mungkin, pertempuran di sisi kiri pertahanan Man United akan menjadi kunci yang menentukan hasil akhir Derbi Manchester edisi ke-179 ini.

Pertandingan Manchester City melawan Manchester United dapat disaksikan secara gratis melalui aplikasi Mola TV. Download aplikasi Mola TV melalui google play dan apps store untuk mendapatkan akses menyaksikan pertandingan ini.

Komentar