Gara-gara Black Friday, Corriere dello Sport Disanksi AS Roma dan AC Milan

Cerita

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gara-gara Black Friday, Corriere dello Sport Disanksi AS Roma dan AC Milan

Sehari setelah perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat, pusat perbelanjaan di Negeri Paman Sam itu mengadakan diskon besar-besaran. ‘Black Friday’ atau Jumat Hitam, begitu mereka menyebutnya. Hal ini sudah menjadi tradisi sejak 1952. Namun, seiring perjalanan waktu Black Friday tak hanya dirayakan di Amerika Serikat. Hari yang disebut sebagai awal dari musim berbelanja menjelang Natal itu dirayakan juga oleh berbagai belahan dunia.

Black Friday 2019 jatuh pada tanggal 29 November, pada hari yang sama saya ingat melihat berbagai toko di sebuah pusat perbelanjaan bilangan Cibubur, Jawa Barat, menutup tempat mereka lebih awal. Bukan karena produk yang dijual sudah habis. Melainkan untuk membatasi jumlah pengunjung yang masuk ke toko. Mereka merayakan Black Friday dan mengadakan diskon besar-besaran layaknya di Amerika Serikat.

Sudah satu minggu berlalu sejak Black Friday 2019 berlangsung. Akan tetapi hal itu tetap berhasil menarik perhatian. Kali ini giliran Italia yang digegerkan Black Friday. Bukan karena diskon besar-besaran. Namun karena terminologi tersebut digunakan oleh Corriere dello Sport untuk mengulas pertandingan antara Inter Milan lawan AS Roma yang berlangsung pada Hari Jumat waktu setempat (Sabtu dini hari di Indonesia).

“Lukaku dan Smalling, mantan rekan satu tim di Manchester United kini adalah idola untuk kesebelasan masing-masing, Inter Milan serta AS Roma. Mereka akan bertemu dengan pertaruhan besar: Scudetto dan Liga Champions,” tulis Corriere dello Sport menjelaskan judul ‘Black Friday’ yang mereka gunakan dengan memampangkan gambar Romelu Lukaku dan Chris Smalling di halaman utama.

Smalling dan Lukaku memang sedang panas di Italia. Lukaku mencetak 10 gol dalam 14 pertandingan Serie-A bersama Inter Milan. Sementara Smalling berperan krusial di lini belakang AS Roma. Bahkan terlibat dalam dua dari tiga gol Giallorossi saat mereka bertemu Brescia (24/11). Penampilan Smallng bersama AS Roma bahkan kabarnya membuat Manchester United ingin untuk membawa di pulang dari Ibu kota Italia.

Akan tetapi, keputusan Corriere dello Sport untuk menggunakan terminologi ‘Black Friday’ membuat ulasan itu terlihat rasis. “Halaman utama Corriere sangat mengejutkan. Mereka menyebut pertemuan Lukaku dan Smalling sebagai Black Friday,” tulis Andrew Cesare dari ESPN FC. Mungkin Corriere dello Sport tidak bermaksud untuk melakukan hal berbau rasis. Mungkin mereka hanya berusaha mengaitkan kultur populer ke dalam tulisan tersebut. Namun, Dan Cancian dari Guardian merasa tidak demikian.

“Halaman utama Corriere dello Sport bukan masalah selera yang rendah atau salah pengertian. Ini jauh lebih buruk dari itu. Tapi tidak mengherankan juga jika melihat Serie-A musim ini. Ada kelompok ultras [Brescia] yang mendukung suporter tim lain [Hellas Verona] setelah menghina pemain mereka [Mario Balotelli]. Ada juga pengamat yang mengatakan bahwa cara untuk menghentikan Lukaku adalah dengan memberikannya pisang,” jelas Cancian.

Menanggapi kontroversi yang mereka ciptakan, Corriere dello Sport merasa tidak bersalah. “Itu hanya sekedar judul biasa. Namun diracuni oleh orang-orang beracun. Mereka menularkan racun ke dalam judul tersebut. Padahal Roberto Perrone (penulis artikel) sudah memberikan argumentasi sempurna. Kami menggunakan judul itu untuk memberi pujian kepada keberagaman yang ada. Merasa bangga atas hal tersebut,” jelas Editor Corriere dello Sport Ivan Zazzaronni.

Black Friday adalah terminologi yang pertama digunakan di Amerika Serikat. Negeri Paman Sam juga punya terminologi lain untuk keturunan Afrika-Amerika, sesuatu yang sering terdengar di lagu rap. Penjelasan Zazzaroni itu seakan seperti mengatakan bahwa mereka boleh menggunakan terminologi tersebut karena memiliki niat baik. Padahal, Eminem sekalipun tidak menggunakan terminologi tersebut. Mengutip Joyner Lucas, “When we use it, we know that`s just how we greet each other. And when you use it, we know there`s a double meaning under”.

Lagipula Black Friday adalah terminologi yang digunakan untuk merayakan hari diskon besar-besaran di berbagai pusat perbelanjaan. Bukan untuk merayakan keberagaman. Jelas Corriere dello Sport sudah keluar dari konteks. Lukaku dan Smalling pun tidak tinggal diam. “Dibandingkan fokus ke pertandingan antara kedua tim, Corriere dello Sport memilih judul terbodoh yang pernah saya lihat selama menjadi pesepakbola. Kalian hanya membangun atmosfer negatif dan rasisme,” tulis Lukaku di sosial medianya.

“Saya hanya ingin fokus untuk pertandingan besok. Saya sadar bahwa apa yang terjadi pagi ini adalah sebuah kesalahan dan sangat tidak peka dengan situasi. Saya berharap editor yang bertanggung jawab atas artikel tersebut sadar bahwa mereka dapat mempengaruhi banyak orang dengan kata-kata yang diterbitkan,” kata Smalling.

“Sebagai warga Italia saya merasa malu membaca hal seperti itu. Saya tidak mau membicarakannya. Rasisme adalah masalah besar dan kita seperti hidup di 1920. Ini jelas adalah masalah budaya,” tambah perwakilan Lukaku, Federico Pastorello.

Sikap Corriere dello Sport yang keras kepala akhirnya pun menerima konsekuensi. AS Roma melarang Corriere dello Sport untuk ada di fasilitas latihan mereka sepanjang 2019. Mereka juga menarik semua pemain dari kegiatan media yang melibatkan Corriere dello Sport. Padahal Corriere dello Sport adalah media yang berbasis di Kota Roma. Bukan hanya AS Roma yang memberi sanksi ini kepada Corriere dello Sport. Rival sekota Inter, AC Milan juga menerapkan hal yang sama.

https://twitter.com/CeciliaLagos/status/1202583369592266752">

Komentar