Gabriel Barbosa, Bersinar Tapi Tetap Tidak Dihiraukan

Analisis

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gabriel Barbosa, Bersinar Tapi Tetap Tidak Dihiraukan

"Gabigol", julukan itu awalnya terlihat berlebihan untuk Gabriel Barbosa saat ia mengenakan seragam Inter Milan. Hanya mencetak satu gol dari 10 pertandingan yang ia jalani bersama Nerazzurri, Barbosa yang didatangkan dengan dana 20 juta Euro dari Santos pada musim panas 2016 lebih terlihat seperti pembelian gagal. Selang setahun kemudian dirinya langsung diasingkan dari Giuseppe Meazza dan tidak kunjung kembali mengenakan seragam biru-hitam kebesaran Inter.

Padahal, awalnya Barbosa digadang-gadang akan menjadi pemain besar bersama Inter. “Gabriel Barbosa menghabiskan empat tahun bersama Santos. Selama periode tersebut, dirinya membantu klub menjadi juara daerah Sao Paolo dua kali (2015 dan 2016), dan meraih medali emas bersama Tim Nasional Brasil pada Olimpiade 2016. Tidak sabar rasanya melihat Gabigol melanjutkan karier yang fantastis menggunakan seragam Nerazzurri,” tulis pihak Inter Milan saat itu.

Meski sempat mendapat kepercayaan saat Inter masih diasuh Stefano Pioli, Barbosa harus pasrah tidak mendapatkan kesempatan lebih di bawah arahan Luciano Spalletti ataupun Antonio Conte. Wajar andai Spalletti ragu memberi Barbosa kesempatan. Pasalnya saat dipinjamkan ke Benfica, ia hanya tampil lima kali dan mencetak satu gol untuk salah satu kesebelasan terbaik Portugal itu.

Tapi, Conte seharusnya tak punya keraguan yang sama. Barbosa pulang ke Brasil dan kembali membela Santos di 2018. Meski gagal memberi piala untuk Santos, Barbosa mengakhiri musim tersebut sebagai pemain paling produktif di Brasileiro Serie A (18 gol) dan Copa do Brasil (4). Ia mencetak 23 gol di semua kompetisi dan terpilih sebagai pemain liga domestik terbaik versi majalah Placar.

Gabigol hidup kembali di rumah sendiri. Sesuai dengan ekspektasi yang ada dalam julukan miliknya. Akan tetapi, Conte lebih memilih untuk mendatangkan Romelu Lukaku dibandingkan memberikan Barbosa kesempatan. Padahal, Conte dikenal senang menggunakan penyerang dengan tipikal seperti Barbosa. Lihat saja Carlos Tevez, Mirko Vucinic, dan Diego Costa, tiga penyerang yang paling sering digunakan Conte lebih mirip dengan Barbosa dibandingkan Lukaku.

Kedatangan Lukaku memang berperan penting untuk Inter Milan di Serie-A 2019/2020. Penyerang asal Belgia itu telah menyumbangkan 10 gol dari 13 laga yang ia jalani di divisi tertinggi sepakbola Italia. Inter Milan menjadi salah satu pesaing untuk gelar juara Serie-A 2019/2020, dengan menduduki posisi kedua klasemen sementara dengan meraih 34 poin. Inter hanya terpaut satu poin dari Juventus.

Akan tetapi, Barbosa juga sedang menikmati masa-masa terbaik dalam kariernya. Ia terlibat dalam 41 gol dari 38 laga, menjadi pahlawan Flamengo pada final Copa Libertadores 2019, membawa pulang sepatu emas setelah mengalahkan River Plate 2-0 di Peru, dan berpeluang menjuarai Brasileiro Serie-A 2019.

Gabigol membantu Flamengo memimpin klasemen Liga Brasil dengan keunggulan 13 poin dari pesaing terdekat mereka, Palmeiras. Ia mencetak 22 gol dan mengarsiteki delapan lainnya dalam 2.277 menit. Itu sama saja melahirkan satu gol setiap 76 menit di atas lapangan.

“Bersama Flamengo saya jadi pilihan utama. Semoga hal itu bisa terjadi juga di Eropa,” kata Barbosa.

Inter punya kesempatan untuk memulangkan Barbosa ke Giuseppe Meazza dan merasakan sendiri tuah Gabigol. Namun, Conte sepertinya lebih memilih untuk memanfaatkan produktivitas pemain kelahiran 30 Agustus 1996 itu sebagai alat menambah pundi-pundi kekayaan Inter.

“Lihat pemain-pemain yang kami pinjamkan musim ini [termasuk Barbosa], akan sangat bagus jika mereka dapat memberi suntikan dana kepada klub. Tapi untuk sementara kami belum mendapat tawaran dan akan lebih fokus dengan hal-hal di atas lapangan,” kata Conte.

Julio Cesar yang pernah membela Inter dan Flamengo, sangat berharap Gabigol diberikan kesempatan di Italia. “Saya berharap dia pulang di Inter. Selama bermain di Flamengo dirinya tampil sangat baik. Dirinya memiliki talenta dan akan sangat berbahaya di depan gawang lawan,” ungkap mantan penjaga gawang Tim Nasional Brasil tersebut.

Sekalipun menjuarai Copa Libertadores 2019 dan telah membuktikan diri di Brasil, Barbosa seperti tidak berjodoh dengan Inter Milan. Memang dari awal, Gabigol bukanlah pemain yang diinginkan oleh Inter. “Saya sebenarnya datang untuk menyaksikan Gabriel Jesus. Palmeiras meminta 20 juta Euro dan saya berusaha meyakinkan Inter. Namun hal itu memakan waktu lama dan akhirnya Jesus pergi ke Inggris. Mereka kemudian mengambil Barbosa. Sama seperti saat saya menyarankan Casemiro, tapi justru Yann M’Villa yang dibeli,” aku Mantan Kepala Pemandu Bakat Inter Milan, Massimiliano Mirabelli.

Hingga 24 November 2019, belum ada kepastian ke mana Gabriel Barbosa akan berlabuh. Menurut Calciomercato, baru Flamengo yang memberi tawaran resmi kepada Inter untuk jasa Gabigol. Kubu Rubro-Negro melayangkan tawaran 20 juta Euro dan komisi dari penjualan Gabigol berikutnya. Tapi tawaran itu ditolak. Mungkin, saat Flamengo berlaga di Piala Dunia Antar Klub 2019, pintu yang lebih lebar akan terbuka untuk Barbosa.

Komentar