Melihat Masa Depan Guardiola di Manchester City

Analisis

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Melihat Masa Depan Guardiola di Manchester City

Pep Guardiola ditendang dari Manchester City? Menurut rumor yang beredar, hal itu akan segera terjadi.

Setelah Menelan kekalahan 1-3 dari Liverpool (11/11), Raheem Sterling dan kawan-kawan terpaut sembilan poin dari skuat asuhan Jurgen Klopp yang duduk di puncak klasemen sementara. Menempati peringkat keempat liga tidak membantu Guardiola. Ini adalah posisi terendah Manchester City setelah 12 pertandingan liga di bawah asuhan Guardiola.

Bahkan sejak Sheikh Mansour menguasai the Citizens pada September 2008, hanya Mark Hughes yang pernah mencatat rekor lebih buruk. Duduk di peringkat ke-13 setelah 12 pertandingan Liga Primer Inggris 2008/2009 dan menempati posisi lima klasemen di musim berikutnya dalam periode yang sama.

Inikah tanda bahwa masa Guardiola di Stadion Etihad sudah kedaluarsa? Kabarnya, Manchester City mengincar Giovanni van Bronckhorst sebagai calon pengganti Guardiola. Mengingat latar belakang Van Brockhorst mirip dengan Guardiola, rumor itu terdengar masuk akal. Apalagi Guardiola sudah menjabat sebagai manajer Manchester City selama empat musim, sama seperti saat dirinya masih menangani FC Barcelona (2008-2012).

Akan tetapi, prestasi Guardiola bersama Manchester City masih tergolong kurcaci dibandingkan saat ia menangani Blaugrana. Dirinya hanya memberikan lima gelar dalam tiga musim pertamanya. Belum satupun trofi Liga Champions disumbangkan Guardiola untuk Manchester City. Berbeda dengan saat menangani Barcelona, Guardiola menjadikan Lionel Messi dan kawan-kawan sebagai kesebelasan terbaik Eropa dua kali dalam tiga musim.

Beda Guardiola di Barcelona dan Manchester City

Semua langkah yang telah ia terapkan di Barcelona, sudah diaplikasikan juga kepada Manchester City: Pemain akademi mendapat perhatian dan jam terbang. Ia tidak membeli banyak pemain, hanya sesuai dengan kebutuhan, juga menerapkan permainan menyerang dan menghibur dengan fokus penguasaan bola. Semua sama.

Akan tetapi, jika melihat pertandingan kontra Liverpool (10/11), efektivitas Guardiola terlihat menurun, terutama dari segi pembelian pemain. Dirinya menghabiskan hampir 100 juta Paun untuk membeli bek sayap, Benjamin Mendy dan Kyle Walker, pada 2017/2018.

Angelino ia pulangkan dari PSV Eindhoven pada musim panas 2019 setelah Mendy banyak berulah. Akan tetapi, Angelino dan Walker kesulitan untuk meredam Trent-Alexander Arnold serta Andrew Robertson yang rajin membantu serangan Liverpool.

Guardiola juga seperti tidak belajar dari kesalahan terdahulu. Ketika menangani Barcelona, Guardiola selalu kesulitan saat Messi sedang tidak bermain sesuai standar. Tentu ada beberapa pemain kunci lain, tapi Messi adalah poros utamanya. Menangani Manchester City, ia menjadikan Sterling berperan seperti Messi. Ketika Sterling berhasil ditutup, The Citizens kesulitan meraih kemenangan.

Kesabaran Sheikh Mansour

Melihat ini semua, tentu sangat mudah untuk mengatakan bahwa masa Guardiola di Manchester City sudah habis. Akan tetapi, jika melihat kebiasaan Sheikh Mansour, sepertinya mantan pemain Brescia tersebut akan tetap aman di Kota Manchester.

Mark Hughes tetap dipercaya menangani Manchester City di 2009/2010 meskipun hanya duduk di peringkat ke-10 klasemen akhir musim sebelumnya. Roberto Mancini baru didepak dari jabatannya setelah The Citizens dipastikan gagal untuk lolos ke Liga Champions 2013/2014.

Pep Guardiola masih memiliki banyak waktu untuk memperbaiki performa anak-anak asuhnya. Kekalahan dari Liverpool juga mungkin disebabkan karena ia tidak bisa menurunkan skuat terbaiknya. Leroy Sane, Ederson Moraes, Aymeric Laporte, Oleksandr Zinchenko, semuanya cedera. Belum lagi masalah video assistant referee (VAR) yang sangat memengaruhi pertandingan tersebut.

Hingga tulisan ini diketik, belum ada pernyataan resmi dari pihak klub tentang masa depan Guardiola. Entah direksi mendukung dia atau tidak, semua masih sebatas rumor. Jadi, kemungkinan besar masa depan Guardiola masih aman. Apalagi dirinya baru saja membangun rumah di Manchester.

Tapi, jangan heran juga jika di musim 2020/2021, Manchester City dipimpin oleh nakhoda baru. Mungkin, Van Brockhorst, menurut Mirror. Kapten Tim Nasional Belanda itu akan diberi masa percobaan dengan menangani New York City FC di Major League Soccer (MLS) 2020 sebelum ke Manchester.

Komentar