Garuda Select dan Akademi-akademi Terbaik di Inggris

Analisis

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Garuda Select dan Akademi-akademi Terbaik di Inggris

Berbeda dengan angkatan Ernando Ari Sutaryadi dan kawan, Garuda Select angkatan kedua menjalani latihan mereka di Inggris tanpa bertemu akademi dari kesebelasan ternama. Dennis Wise dan Des Walker selaku Direktur Teknik serta Kepala Pelatih Garuda Select tidak dijadwalkan untuk bertemu Leicester City, Arsenal, dan Chelsea, seperti periode sebelumnya. Lawan mereka "hanya sebatas" Burton Albion, Mansfield Town, MK Dons, Northampton, Port Vale, Gillingham, dan Oxford United.

Per 11 Oktober 2019, Garuda Select II sudah menjalani empat pertandingan di Inggris. Mereka telah merasakan semuanya: Ditahan imbang Burton Albion (2-2) dan Mansfield (1-1), dibantai Northampton (0-5), hingga menang melawan MK Dons (3-2). Ketika angkatan pertama bisa menahan imbang Leicester 2-2, hasil yang didapat angkatan kedua ini tentu terlihat kurang memuaskan.

Cerita perjalanan Garuda Select Generasi pertama di Inggris

Akan tetapi, lawan-lawan mereka yang kurang tenar ini sebenarnya juga bisa dilihat sebagai akademi berkualitas di Inggris. Menurut penelitian Mark Crane, Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) telah membagi akademi ke dalam empat kategori. Ada lima aspek utama yang menjadi pertimbangan mereka dalam pembagian kategori ini: (1) Produktivitas akademi, (2) fasilitas latihan, (3) tim pelatih, (4) edukasi, dan (5) kondisi lingkungan.

Dengan pertimbangan tersebut, apabila melihat peringkat akademi pada 2017/2018, lawan Garuda Select II sejauh ini masih tergolong 85 akademi terbaik Inggris, kecuali Mansfield. MK Dons jadi yang akademi dengan peringkat tertinggi dengan duduk di peringkat ke-47. MK Dons unggul dibandingkan Bournemouth (56) dan Burnley (69) yang merupakan peserta Liga Primer Inggris. Sementara sisanya, Gillingham (48), Northampton (51), Port Vale (67), Burton (73), dan Oxford (74), berada di bawahnya.

Membandingkan mereka dengan lawan-lawan yang dihadapi Ernando dan kawan-kawan jadi tidak adil mengingat uang juga memengaruhi peringkat akademi. Selain produktivitas akademi, empat aspek lain yang menjadi pertimbangan FA dipengaruhi oleh kekuatan finansial. Jelas Northampton, MK Dons, Port Vale, Burton Albion, dan Mansfield, kalah dibandingkan Leicester, Arsenal, ataupun Chelsea. Meski demikian, lima kesebelasan yang menjadi lawan tanding Garuda Select II memiliki kisah sukses masing-masing di akademi mereka:

Mansfield Town

Mantan bek Blackpool, Alex Baptiste, merupakan mantan pemain akademi Mansfield. Masuk ke Akademi The Stags sejak berusia 14 tahun, Baptiste meninggalkan klub dan bergabung dengan Blackpool pada 2008 setelah tampil lebih dari 150 kali di tim senior.

Mendapat tempat utama di lini belakang arahan Ian Holloway semusim kemudian, Baptiste membantu the Tangerines promosi ke Premier League dengan memenangkan play-off Championship 2009/2010. Bersama Charlie Adams, Baptiste membuat Blackpool menjadi salah satu kesebelasan paling menghibur di Liga Primer Inggris 2010/2011 meski tetap mengakhiri musim di zona merah.

Oxford United

Nama mereka jelas kalah pamor dibandingkan universitas di daerahnya. Akan tetapi, The Ox mungkin menjadi calon lawan Garuda Select yang paling terbukti kualitasnya. Dari Sam Ricketts (eks- Bolton), Garath McCleary (eks-Reading), hingga Ikechi Anya (eks-Watford), semuanya pernah merasakan Liga Primer Inggris.

Burton Albion

The Brewers mungkin belum pernah memiliki wakil di Liga Primer Inggris. Jebolan akademi terbaik mereka, John Brayford hanya berhasil menembus divisi dua bersama Derby County dan Sheffield United. Namun, Burton adalah tempat belajar bagi beberapa pemain muda dari beberapa kesebelasan ternama. Adam Drury (Manchester City), Scott Malone, Sam Winnall, Joe Mason (Wolverhampton Wanderers), Mason Bennett (Derby County), hingga Hamza Choudhury (Leicester City) pernah belajar di sini.

Port Vale

Lebih dikenal sebagai kesebelasan favorit mantan personil Take That, Robbie Williams, Port Vale merupakan tempat Anthony Gardner memulai kariernya sebelum menghabiskan 10 musim di Liga Primer Inggris. Tottenham Hotspur memboyong Gardner langsung dari The Vale pada pertengahan musim 1999/2000.

Ia tampil lebih dari 100 kali di divisi tertinggi Inggris dan menghabiskan sekitar delapan tahun di London Utara. Pada Maret 2004, Sven-Goran Erikssen bahkan memanggil Gardner ke laga uji coba melawan Swedia. Gardner berduet dengan Gareth Southgate sebagai tembok David James.

Northampton

Northampton Town sudah cukup lama tidak memproduksi pemain hebat untuk sepakbola Inggris. Namun pada masanya, dua mantan pemain Norwich City, Steve Morisson dan Mark Bunn, dicetak dari Akademi The Cobblers.

Gillingham

The Gills merupakan salah satu klub yang selalu berhasil menciptakan pemain hebat. Mungkin itulah alasan mereka kembali dipilih menjadi lawan uji coba Garuda Select. Dari lawan angkatan pertama dengan kedua, hanya Gillingham serta MK Dons yang kembali bertemu Des Walker dan Dennis Wise.

Melihat nama-nama seperti Steve Bruce, Tony Cascarino, Bradley Dack, Luke Freeman, dan Ryan Bertrand, yang pernah mengisi akademi mereka, tidak heran Garuda Select kembali dicoba melawan The Gills.

MK Dons

Seorang Dele Alli saja seharusnya sudah cukup untuk membuktikan bahwa akademi MK Dons memiliki kualitas. Namun jika nama gelandang Tottenham Hotspur itu masih kurang, ada Kevin Danso, Kieran Gibbs, Sheyi Ojo, Jason Puncheon, dan Jobi McAnuff, yang juga diproduksi oleh akademi ini.

Sekadar Pemanasan

Jika sekadar melihat nama kesebelasan, lawan Garuda Select II tentu terlihat seperti sebuah penurunan kualitas. Padahal, mereka semua juga dikenal sebagai salah satu akademi terbaik di Inggris. Namun, karena sistem pengelompokan yang dilakukan FA ikut melibatkan uang, sudah pasti akademi Leicester, Chelsea, Arsenal, Nottingham Forest, Walsall, Blackburn Rovers, Queens Park Rangers (QPR), dan Brighton and Hove Albion, lebih bagus dibandingkan lawan-lawan Garuda Select II.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa angkatan pertama juga bertemu dengan akademi Dover Athletic dan Macclesfield Town yang ada di luar 85 besar akademi sepakbola Inggris 2017/2018. Lagipula peringkat yang dirilis Mark Crane berdasarkan penilaian FA ini tidaklah sempurna.

“Sudah jelas bahwa setiap kesebelasan akan memiliki sistem akademi yang berbeda. Tergantung divisi, kultur, dan ambisi mereka sebagai sebuah klub. Mengukur akademi menggunakan satu sistem tanpa melihat tingkat kerumitan yang ada jelas bukanlah cara yang tepat,” kata juru bicara EFL –badan liga divisi dua hingga empat Inggris-.

Untuk Garuda Select II, Inggris juga sekadar pemanasan. Setelah mencoba kemampuan melawan kesebelasan-kesebelasan di atas, mereka akan pindah ke Italia. Saat di Negeri Pizza inilah mereka akan bertemu dengan akademi raksasa sepakbola dunia seperti Juventus, Inter, dan AC Milan.

Live Streaming Garuda Select vs Port Vale

Komentar