David Maulana: Figur Sentral di Timnas U19

Cerita

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

David Maulana: Figur Sentral di Timnas U19

Menggunakan nomor punggung enam dan ban kapten Tim Nasional Indonesia U19, ia mengingatkan publik kepada Evan Dimas Darmono yang mengangkat trofi Piala AFF U19 di 2013. Bahkan namanya, David Maulana, sama seperti gelandang seangkatan Evan Dimas yang ikut menyumbangkan medali perunggu di Asian Games 2018. Tapi, Bembeng –sapaan David Maulana- bukan sekedar penerus. Dia juga awalan baru untuk sepakbola Indonesia.

Highlights pertandingan AFCU19 Championship Qualifiers Hong Kong vs Indonesia (Link Highlights)

Dikenal sebagai pemain yang memiliki visi, jiwa pemimpin, dan mental baja, nama David mulai naik bersama Tim Nasional Indonesia U16 arahan Fakhri Husaini. Kala itu Timnas U16 yang tampil di Kualifikasi Piala AFC U16 2018 berhasil lolos ke turnamen final sebagai juara Grup G, dan berebut tiket Piala Dunia U17 dengan Australia.

Menjalani Kualifikasi Piala AFC U19 2020, David kembali memperlihatkan kualitasnya di atas lapangan. Ia mencetak gol kedua Indonesia saat mengalahkan Timor-Leste 3-1 di partai pembuka Grup K (6/11). Pada partai kedua melawan Hong Kong (8/11), Bembeng jadi arsitek gol pembuka Garuda Muda yang dicetak Bagas Kaffa sebelum mencatatkan namanya sendiri ke papan skor lewat eksekusi tendangan bebas ke kanan bawah gawang Lo Sui Kei.

Kepala Pelatih Timor-Leste, Lee Min Young, dan nakhoda Hong Kong, Thorlakur Arnason, sama-sama memuji penampilan David, terutama di partai pembuka. “Saya mengamati pemain Indonesia dengan nomor punggung enam [David], dia sangat tenang mengatur serangan dan membagikan bola ke teman-temannya,” kata Min Young.

“Nomor punggung enam [David] dan tujuh [Beckham Putra] dari Indonesia merupakan gelandang berkualitas. Saya menyaksikan pertandingan mereka secara langsung. Saya senang melihat kualitas sepakbola Indonesia terus meningkat. Pemain-pemain seperti mereka akan membuat persepakbolaan Indonesia semakin kuat,” puji Arnason.

Kekuatan yang dimiliki David dan anak-anak asuh Fakhri Husaini lainnya tidak lepas dari program Garuda Select. Fakhri sendiri mengakui bahwa dia melihat kualitas pemainnya meningkat setelah pulang dari Inggris. “Perbedaan postur paling terlihat. Mereka jadi lebih berotot setelah pulang dari Inggris. Mereka juga jadi lebih kuat dan bertenaga,” puji Fakhri.

Keluarga Baru di Tim Nasional dan Pengorbanan Orang Tua

Dari 13 pemain jebolan Garuda Select pertama yang dibawa Fakhri dalam Kualifikasi Piala AFC 2020, David selalu menjadi sosok yang bisa diandalkan oleh sang pelatih. “Harus ada sosok yang dapat jadi wakil saya di atas lapangan. Kemampuan pemimpin semata tidaklah cukup,” buka Fakhri.

“Dia harus punya fisik kuat, bagus secara teknik dan mental, serta jadi contoh bagi pemain lain. Kapten adalah orang terakhir yang boleh emosi di atas lapangan dan David melakukannya dengan baik,” jelas mantan pemain PKT Bontang tersebut.

Peran David sebagai kapten tim sudah terlihat sejak masa-masa mengikuti Garuda Select. Dia selalu mengingat teman-temannya untuk menjaga komunikasi, tidak saling menyalahkan, dan main bersama-sama. Baik itu menyerang ataupun bertahan. Saat diasuh Dennis Wise di Inggris, David juga mendapatkan hadiah ban kapten dari mantan pemain Chelsea tersebut.

“Ini adalah kebanggaan besar bagi saya bisa mendapatkan ban kapten milik Dennis,” kata David. “Saya harus bisa menjaga tim untuk terus harmonis di dalam ataupun luar lapangan. Selalu mengingatkan ke teman-teman untuk jaga kekompakan,” tambahnya menjelaskan peran dia sebagai kapten.

Pemain-pemain muda Indonesia ini sudah seperti keluarga. Berpergian jauh dari keluarga dan teman-teman untuk waktu yang lama, tempat curhat tentu dibutuhkan oleh mereka. Sebagai kapten, David pun mengemban tugas tersebut. “Mereka sering cerita ke saya, entah rindu keluarga atau hal lainnya. Saya sendiri curhatnya ke psikolog Tim Nasional,” aku pemain kelahiran Sei Rotan tersebut.

Dalam beberapa kesempatan, David sendiri mengatakan bahwa tantangan terberat dalam membela Tim Nasional adalah jauh dari keluarga. Apalagi ia merasa dirinya tidak akan bisa menjadi pesepakbola jika bukan karena keluarganya.

“Saya mulai kenal sepakbola sejak usia tiga tahun. Kemudian waktu kelas 1 SD, saya masuk sekolah sepakbola (SSB). Waktu itu ada pengumpulan pemain muda di Medan. Seleksi Tim Nasional U16. Saya awalnya ragu karena banyak yang ikut. Tapi didukung untuk coba ikut. Ayah saya sampai jual kompor gas yang masih kredit supaya bisa beli sepatu bola,” kata David.

“Saya lolos seleksi, terus tes lagi dengan pemain-pemain muda lain di Sumatera Utara. Baru dari situ kita dibawa ke Jakarta,” lanjutnya. “Orang tua selalu mendukung saya dan menginginkan yang terbaik. Saya juga akan terus berjuang untuk mereka. Mimpi saya ada dua, membahagiakan orang tua dan membawa Indonesia ke Piala Dunia,” ungkap gelandang kelahiran 25 Februari 2002 tersebut.

Saksikan pertandingan-pertandingan Piala Dunia U17 (Link Streaming)

Masa Depan Cerah

Salah satu mimpi David hampir terkabul pada 2018. Andai Indonesia berhasil mengalahkan Australia di Piala AFC U16, ia akan tampil di Brasil melawan Nigeria, Ekuador, dan Hungaria pada ajang Piala Dunia U17.

Namun kegagalan itu tidak membuat mimpinya sirna. Pada 2021, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 dan angkatan David yang sedang berjuang di Kualifikasi Piala AFC adalah nama-nama yang disiapkan untuk turnamen tersebut.

Walaupun saat ini David masih terdaftar sebagai pemain kesebelasan lokal, Barito Putera U19, mungkin dari turnamen tersebut David akan bisa semakin melebarkan sayapnya dan menjadi salah satu pemain terbaik Indonesia di mata dunia. Apalagi David sebenarnya sudah diincar klub Eropa sejak membela Garuda Select.

Saksikan cerita perjalanan David Maulana dan kawan-kawan dalam Garuda Select the Movie. (Link Streaming)

“David, Bagus Kahfi, Bagas Kaffa, Fajar Fathurahman, Brylian Aldama, Andre Oktaviansyah, dan Brylian Aldama sudah diminati oleh beberapa klub Eropa. Jadi penting bagi kami untuk terus mengembangkan talenta mereka,” kata Dennis Wise.

Akan tetapi, jika bertahan di Eropa, David dan kawan-kawan belum cukup umur untuk memenuhi regulasi transfer FIFA. Apalagi ketika itu David harus mempersiapkan diri untuk ujian nasional (UN). Tentu bermodalkan penampilan konsisten dan panggung sebesar Piala Dunia 2021, pintu untuk kembali ke Benua Biru pasti akan terbuka lagi untuk David ‘Bembeng’ Maulana.

foto: pssi.org

Komentar