Kebetulan, Takdir, dan Alasan di Balik Musim Liar Sheffield United

Cerita

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kebetulan, Takdir, dan Alasan di Balik Musim Liar Sheffield United

Sebelum Liga Primer Inggris 2019/20 dimulai, berbagai prediksi seperti dari Bobby McMahon dari Forbes, bursa taruhan Paddy Power, ataupun ‘komputer super’ milik SportNation.Bet menempatkan Sheffield United di zona merah. Sedikit yang bisa melihat The Blades –julukan Sheffield United- diprediksi menjadi kuda hitam.

Hanya mengeluarkan dana sekitar 47 juta paun di musim panas 2019, Sheffield United tercatat sebagai peserta terhemat pada divisi tertinggi sepakbola Inggris. Pemain-pemain yang didaratkan pun tak punya nama besar. Kepulangan mantan bek tim nasional Inggris, Phil Jagielka, mungkin menjadi yang terbesar setelah Oliver McBurnie, penyerang andalan Swansea City, di EFL Championship 2018/19. Wajar jika kesebelasan dari Kota Baja itu dipandang sebelah mata.

Namun Sheffield United sebenarnya punya sosok manajer yang bisa mengejutkan banyak pihak: Chris Wilder. Pelatih berusia 52 tahun itu merupakan tipe pelatih yang bisa membakar semangat para pemainnya untuk tampil sampai batas maksimal kemampuannya.

“Dia [Wilder] tak memberi ruang untuk hal-hal tidak penting. Waktu dia meminta pemainnya untuk bekerja keras, itu tidak bisa ditawar lagi. Dia ingin setiap pemain memberikan segalanya dan kualitas akan datang dengan sendirinya,” kata John Beresford, rekan sekaligus mantan anak asuh Wilder di Halifax Town.

“Wilder tidak pernah dibekali uang, jadi ia harus membuat semuanya sederhana. Dia bisa mengatur pemain dengan sangat baik. Menurut saya, tidak ada yang bisa mengalahkannya soal itu. Dia tahu kapan pemain perlu dimanja atau dikerasi,” lanjutnya.

Saat artikel ini ditulis, terbutki bahwa tanpa kedatangan pemain tenar ataupun menghambur-hamburkan harta di bursa transfer, Sheffield United bisa memimpikan tiket kompetisi antar klub Eropa di 2020/21. Hingga November 2019, the Blades duduk di peringkat enam klasemen sementara Liga Primer Inggris dengan raihan 16 poin dari 11 pertandingan.

Sheffield United kini Jauh dari zona degradasi dan hanya terpaut satu dari Arsenal yang menempati zona Europa League. Berkat pencapaian ini, Manchester United dan Arsenal kabarnya ingin menjadikan Wilder sebagai nakhoda mereka.

Hanya Sebuah Kebetulan

Uniknya, keputusan Sheffield United menunjuk Wilder sebenarnya hanya diawali sebuah kebetulan. Wilder yang saat itu baru mengantarkan Northampton Town promosi ke EFL League One, berkunjung ke Bramall Lane untuk menyaksikan pertandingan Sheffield pub di Bramall Lane. Kevin McCabe, pengusaha yang menguasai The Blades sejak 2006, juga datang ke pertandingan itu.

“Waktu itu ada pertandingan final di Bramall Lane yang melibatkan Sheffield pub. Kami merupakan tim yang ramah. Ada tiga sampai empat pertandingan final digelar di Bramall Lane dalam setahun. Chris [Wilder] kebetulan juga menyaksikan laga tersebut. Kami tidak banyak diskusi. Hanya saling sapa dan mengobrol sebentar sebelum bertukar nomor telepon,” kata McCabe kepada The Athletic.

McCabe menyaksikan pertandingan final di Bramall Lane dengan kepala berat. Ia sedang mencari cara untuk membangkitkan The Blades yang terpuruk di papan tengah divisi tiga Inggris. Padahal, ketika itu mereka dipimpin oleh mantan nakhoda Southampton, Nigel Adkins, yang pernah tiga kali promosi dari League One. “Adkins adalah pelatih hebat, kita tahu itu. Sayangnya, kondisi tidak mendukung dan saya harus berani mengucapkan selamat tinggal kepadanya,” kata McCabe.

“Chris sudah beberapa kali ada dalam daftar incaran saya. Saya selalu memantau perkembangannya. Tapi untuk calon pengganti Adkins, saya punya beberapa nama lain. Takdir yang melarang nama lain itu untuk datang. Malam itu di Bramall Lane adalah takdir,” jelasnya.

“Saya akhirnya menelpon Chris dan dia menyambut tawaran mengisi pos Adkins dengan semangat. Kami bertemu di London karena Sheffield United U18 sedang menjalani partai tandang ke Charlton Athletic. Chris menyusul saya ke sana dan dia setuju bergabung.”

“Chris hanya meminta saya untuk menelpon Kelvin Thomas –Presiden Northampton Town-, ada uang yang harus saya bayarkan ke mereka sebagai kompensasi. Tapi Kelvin [Thomas] tak menghalangi kami. Dia ikut senang mendengar telepon itu karena dia tahu Chris ingin kembali ke Sheffield United,” aku McCabe.

Wilder dan McCabe memang bukanlah sosok asing di lingkungan Sheffield United. Sebelum mengakuisisi klub, McCabe sudah lebih dulu terlibat dalam ruang direksi The Blades. Lebih dari 25 tahun dia terlibat di balik layar sebelum akhirnya kehilangan kendali klub pada September 2019. Sedangkan Wilder adalah mantan bek The Blades yang mengoleksi lebih dari 100 penampilan untuk mereka.

Wilder pun merupakan seorang suporter Sheffield United. Ia bahkan ada di belakang gawang David Seaman ketika penjaga gawang Arsenal itu menghentikan peluang emas Paul Peschisolido di semi-final Piala FA 2002/03. Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan tipis 0-1 bagi The Blades.

Memori tersebut membuat kemenangan Sheffield United atas Arsenal (22/10) semakin manis untuk Wilder. Tapi kemenangan itu mungkin tidak akan terjadi apabila ia tak menyaksikan Sheffield pub dan bertemu dengan McCabe.

Wilder mendarat di Bramall Lane dan mengantarkan Sheffield United ke Liga Primer Inggris dengan dua promosi dalam tiga tahun. Lebih dari itu, ia juga memperbaiki hubungan antara suporter dengan para pemain The Blades. “Waktu saya pertama masuk, para suporter membenci pemain. Para pemain juga membenci suporter mereka,” kata Wilder.

Tapi setelah promosi dari League One, Sheffield United terdaftar sebagai salah satu kesebelasan yang paling banyak menarik massa. Hanya Nottingham Forest, Derby County, Leeds United, dan Aston Villa yang lebih ramai dari mereka.

“Chris mempersatukan para suporter. Saya juga tidak tahu kenapa, karena biasanya suporter Shieffield United sering kali merasa tidak puas dan terpecah. Tapi sekarang semuanya ada di belakang Chris Wilder,” kata McCabe.

Live streaming pertandingan Liga Primer Inggris

Komentar