Penantian Laporte

Cerita

by redaksi

Penantian Laporte

Bukan tanpa sebab Manchester City merekrut Aymeric Laporte dari Athletic Bilbao dengan nilai transfer 57 juta paun. Angka yang menjadikannya sebagai pemain termahal City pada Januari 2018 itu menunjukkan bahwa Laporte punya kemampuan spesial. Terlebih ia menjadi bek yang diinginkan pelatih sekaliber Pep Guardiola.

Tapi tentu tak semua pelatih melihat Laporte sebagai bek spesial. Didier Deschamps, misalnya. Pelatih Tim Nasional Perancis itu sempat tak melirik pemain keturunan Basque tersebut. Padahal Laporte merupakan andalan sekaligus kapten Tim Nasional Junior Perancis sejak bergabung dengan tim U17 sampai U21.

Kesempatan yang tak kunjung datang untuk Laporte sempat membuatnya menjajaki kans untuk membela Tim Nasional Spanyol. Pertimbangan itu datang jelang Piala Eropa 2016. Jika Perancis tak memanggilnya, maka bukan tak mungkin ia akan menerima pinangan Spanyol.

"Aku selalu bilang kalau aku lebih ingin membela Tim Nasional Perancis. Tapi dengan catatan pelatih percaya terhadap kemampuanku. Pilihan tentu bukan dariku. Piala Eropa sangat penting. Turnamen seperti ini tidak datang setiap hari. Aku harus memikirkannya dan melihat apa yang akan terjadi," ujar Laporte seperti yang dikutip ESPN.

Laporte bisa membela Spanyol karena selain punya keturunan Basque dari kakek buyutnya, dia sudah membela Bilbao sejak usia 15 tahun. Apalagi sepanjang karier profesionalnya saat itu ia habiskan bersama Bilbao.

Piala Eropa 2016 digelar. Deschamps tidak memilih Laporte dengan alasan sang pemain baru mengalami cedera fibula. Perancis nyaris juara andai tak dikalahkan Portugal di partai final.

Laporte mulai gusar. Di sisi lain, situasi ini hendak dimanfaatkan oleh pelatih Spanyol saat itu, Julien Lopetegui. Lopetegui tengah mempersiapkan diri untuk Piala Dunia 2018. Hal itu menjadi kesempatan menggiurkan untuk Laporte. Lopetegui membujuk langsung Laporte yang bisa diandalkan di pos bek tengah dengan kaki kiri andalannya.

"Aku yakin padanya [Laporte]," ujar Lopetegui seperti yang dikutip Marca. "Aku menelponnya: `Aymeric, kamu mau main untuk Timnas Spanyol? Aku mengandalkanmu. Kamu masih 22 tahun dan kamu adalah harapan untuk saat ini dan masa depan`. Dia membalasnya dengan berkata: `Ayo`."

Sialnya proses Laporte untuk mendapatkan paspor Spanyol membutuhkan waktu yang tak sebentar. Ketika Laporte nyaris membela Spanyol, Perancis akhirnya menelponnya untuk membela Tim Nasional. Pemain yang lahir di kota Agen ini langsung membatalkan niatnya mendapatkan kewarganegaraan Spanyol karena sejak awal ia lebih memprioritaskan Perancis.

Meski begitu, Laporte kesulitan menembus skuat utama. Deschamp lebih mengandalkan Samuel Umtiti dan Raphael Varane. Bahkan dia tak dibawa ke Piala Dunia 2018, di mana Deschamps lebih memilih Adil Rami. Keputusan Deschamps terbilang tepat karena Perancis berhasil jadi juara dunia.

Laporte harus menunggu lagi. Ia harus kembali nunggu dengan rasa iri yang membuncah di hatinya.

"Sejujurnya aku cemburu melihatnya," kata Laporte mengomentari kesuksesan Perancis. "Tapi keputusan sudah dibuat dan yang bisa dilakukan hanyalah menerimanya. Begitulah sepakbola. Aku tidak kaget tidak dipanggil. Aku tak berada di skuat tersebut sebelumnya dan mereka sudah sering tak memanggilku. Tapi tetap saja aku agak kecewa tidak bisa terlibat di dalamnya."

Kini setahun setelah Piala Dunia 2018, Laporte kembali mendapatkan panggilan dari Deschamps. Perancis sendiri hendak menghadapi Albania dan Andorra pada babak kualifikasi Piala Eropa 2020 yang digelar September 2019. Laporte sudah melaju dari kekecewaannya.

Kali ini kans Laporte mendapatkan debutnya sangat terbuka. Umtiti mengalami cedera. Deschamps juga memanggil pemain-pemain yang sebelumnya jarang atau baru mendapatkan panggilan seperti Kurt Zouma, Leo Dubois, Mike Maignan dan Jonathan Ikone. Dengan menghadapi tim sekelas Albania dan Andorra, kemungkinan besar Deschamps akan merotasi skuatnya dan memberikan para pemain tersebut pengalaman bertanding di Tim Nasional senior.

Laporte pun senang kepalang kembali mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi di Tim Nasional Perancis. Baginya, ini merupakan buah dari penantian panjangnya untuk membela tanah kelahirannya, Perancis.

"Sangat senang bisa dipanggil Tim Nasional! Ini membuktikan bahwa semuanya akan datang untuk mereka yang sabar menunggu. Aku sangat senang! Go the Blues!" tulis Laporte pada akun Instagramnya.

Laporte memang sudah sangat layak membela Timnas Perancis. Bersama City, sudah lima gelar diraihnya dalam satu musim setengah. Termasuk dua trofi Liga Primer Inggris yang diraih secara beruntun. Usianya yang masih 25 tahun pun memberikan jaminan bahwa ia bisa diandalkan setidaknya untuk satu windu ke depan.

Komentar