Kenapa Hak Siar Liga Inggris Mahal?

Cerita

by redaksi

Kenapa Hak Siar Liga Inggris Mahal?

Masalah hak siar sepakbola sudah menjadi isu yang berulang setiap satu sampai tiga tahun sekali. Sebagai pemegang hak siar Liga Primer Inggris 2019-2022 di Indonesia, Mola TV dinilai memasang harga yang terlalu mahal. Tingginya harga hak siar ini tentu memiliki alasan.

Hak siar adalah hal utama dari sepakbola saat ini. Dengan hak siar, semua penonton bisa menyaksikan pertandingan-pertandingan sepakbola dari seluruh penjuru dunia. Sementara bagi pelaku sepakbola, dalam hal ini kesebelasan, hak siar menjadi pemasukan vital, apalagi di Premier League.

Dalam hal uang dari hak siar, ada level yang sangat berbeda di antara liga-liga sepakbola di Eropa. Menurut laporan dari FIFA, Premier League adalah liga sepakbola yang paling banyak ditonton di dunia dengan 4,7 miliar penonton dari televisi.

“Ada beberapa negara di mana kami tak menyiarkan [Premier League] ke sana. Aku pikir Korea Utara salah satunya,” kata Nick Moody, Kepala Premier League Productions (PLP), kepada FourFourTwo. “Namun Vatican City punya [siaran Premier League], jadi Paus mungkin lagi nonton sekarang.”

Sejak pertama kali dibentuk, Premier League memang berniat menjadikan hak siar sebagai pendapatan utama bagi mereka dan bagi seluruh kesebelasan di bawah naungannya. Itu yang membedakan Premier League dibandingkan dengan La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, Serie A Italia, Ligue 1 Perancis, dan liga-liga lainnya.

Misalnya West Bromwich Albion yang menjadi juru kunci (posisi ke-20) pada musim 2017/18. Mereka memiliki uang dari hak siar yang sangat besar, yang jika dimasukkan ke La Liga, West Brom bisa menempati posisi kelima soal pendapatan hak siar.

Distribusi pendapatan hak siar ini menjadi kunci. Total pendapatan dari hak siar domestik dan internasional pada siklus pertama (254 juta paun pada 1992-1997) sudah tumbuh 10 kali lipat pada siklus kelima (2,4 miliar paun pada 2007-2010).

Pada siklus 2019-2022 (yang didistribusikan oleh Mola TV di Indonesia), diperkirakan total pendapatan Premier League akan mencapai 9,2 miliar paun (sekitar 160 triliun rupiah) hanya dari hak siar.

Tidak heran kemudian biaya menonton Premier League terus meningkat. Menurut laporan dari i Newspaper, peningkatan harga bagi pelanggan siaran Liga Inggris bisa mencapai lebih dari 25% setiap delapan musim.

Pertanyaan yang masih mengganjal: kenapa bisa semahal itu?

Dari Konsumsi Domestik Menuju Konsumsi Internasional

Secara umum, tingginya harga hak siar Premier League disebabkan oleh industri sepakbola yang sudah berjalan secara berkelanjutan di Inggris. Sebelum disiarkan ke seluruh dunia, hak siar Premier League tentu harus diurusi dari wilayah domestik di Inggris Raya.

Dalam kesepakatan televisi domestik per tiga tahun (2019-2022), Sky Sports akan menyiarkan 128 pertandingan langsung dan BT Sport mendapatkan sisa 52 pertandingan. Untuk pertama kalinya, layanan streaming internet juga akan bergabung melalui Amazon Prime.

Amazon Prime akan menyiarkan langsung dua pekan pertandingan penuh (20 pertandingan) pada Desember secara online.

Tiga tahun ke depan ini juga akan menjadi musim pertama di Inggris ketika seluruh putaran pertandingan akan disiarkan langsung di dalam negeri. Langkah Amazon dianggap sebagai langkah besar dalam mengubah lanskap penyiaran yang mematahkan duopoli tradisional dari Sky dan BT soal hak siar Premier League.

Setelah distribusi domestik dibereskan, distribusi internasional kemudian dilakukan. Untuk melayani seluruh dunia, Premier League menjalankan tim produksi khusus yang dioperasikan oleh IMG Productions. Mereka memproduksi semua konten untuk mitra televisi internasionalnya, termasuk Mola TV.

Tidak seperti keadaan domestik, keadaan hak siar secara internasional masih dipengaruhi oleh kesebelasan-kesebelasan besar, dalam hal ini adalah ‘big six’ (Manchester City, Liverpool, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, dan Manchester United).

Kesebelasan-kesebelasan ‘big six’ baru-baru ini menuntut bagian lebih besar dari pendapatan hak siar. Mereka mengklaim bahwa mereka adalah “kartu as” untuk audiens global.

Namun untuk saat ini, hak siar televisi dari internasional (3,3 miliar paun) masih akan dibagikan secara merata kepada seluruh kesebelasan. Sementara setiap kenaikan di atas itu akan didistribusikan sesuai dengan posisi mereka di liga.

Melihat Produksi Siaran Premier League dari Balik Layar

Hal berikutnya yang harus dilihat adalah biaya produksi. Seluruh siaran Premier League, terutama untuk internasional, diproduksi dari IMG Studios.

“Pertama kali kami membeli hak siar Premier League worldwide dengan Canal Plus pada 1998. PLP (Premier League Productions) dibentuk pada 2004, dan saluran ini dimulai 2010. Pertama, setiap pertandingan ada tiga kamera di luar broadcast, lalu enam kamera, dan delapan,” kata Graham Fry, Managing Director IMG.

Ada banyak pertandingan yang harus didistribusikan. Itu menimbulkan banyak masalah pula. “Kamu bisa mendapati seseorang menelepon dari Thailand berkata kami punya gambar dari [pertandingan] Manchester United tapi suara komentatornya dari West Bromwich Albion. Semua itu pernah terjadi, meski sekarang tidak lagi,” katanya.

Dalam setiap pertandingan, banyak pihak yang terlibat. “Kami memiliki lebih dari 200 orang untuk satu pertandingan,” kata Paul Dempsey, komentator Premier League. “Ada orang-orang produksi di stadion, di studio, komentator, sampai yang terpenting menurut saya: camera person.”

Pada setiap pertandingan, pemegang hak siar juga bisa mendapatkan gambar-gambar eksklusif seperti grafis statistik, gambar dari kamera wide, interviu pemain dan pelatih pada sebelum dan setelah pertandingan, dan kamera yang mengikuti satu pemain tertentu sebelum, sepanjang, dan setelah pertandingan.

“Pada pekan pertama di pertandingan Manchester United melawan Chelsea, kalian bisa melihat, saat itu hanya ada satu pemegang kamera yang diperbolehkan meliput sangat dekat menjelang sepak mula,” kata Dempsey.

“Dia mengambil gambar Harry Maguire yang sedang berkonsentrasi. Kamera tersebut mengikuti Maguire dari lorong pemain ke dalam lapangan. Di belakangnya ada latar para pendukung United dengan banyak banner, seolah mengantarkan atmosfer pertandingan di Old Trafford langsung ke ruang keluarga kita.”

Selain pertandingan, PLP juga harus menghasilkan siaran di luar matchday yang biasa disebut extras. Ada tujuh magazine show setiap pekan, plus program dengan gaya komentator, serta saluran berita beserta para reporternya. Konten-konten ini bisa kalian saksikan secara VOD (video on demand) di Mola TV.

Di sisi lain, ada pula beberapa staf yang mendedikasikan diri mereka mengerjakan video-video promosi, misalnya animasi burung liver menghadapi terjangan meriam untuk mempromosikan pertandingan Liverpool melawan Arsenal.

“Orang-orang masih ingin lebih dari itu. Itu luar biasa,” kata Fry kepada FourFourTwo.

Premier League: Produk Terbaik dengan Harga Premium

Tingginya pendapatan Liga Primer Inggris sebagian besar disebabkan oleh keberhasilan mereka dalam mengamankan kesepakatan hak siar yang menguntungkan sejak pembentukannya Premier League pada 1992.

Bagaimanapun, hak siar adalah nyawa utama bagi sebuah acara jika ingin bisa dinikmati oleh banyak orang di penjuru dunia. Jarak bisa dipangkas dengan rentang delay yang (seharusnya) tidak sampai lebih dari 0,5 detik.

Premier League selalu menjual hak siar mereka secara kolektif, menikmati daya tawar yang lebih kuat, dan juga atas dasar “tidak ada pembeli tunggal”, sehingga itu menciptakan lingkungan penyiaran yang kompetitif, baik di domestik maupun internasional.

Prinsip distribusi Premier League yang setara, yang menguntungkan kesebelasan-kesebelasan kecil, juga telah menjadi hal yang berdampak pada tingginya kualitas pertandingan meski hanya melibatkan, contohnya, kesebelasan urutan ke-19 melawan urutan ke-20. Seolah pertandingan tersebut masih memiliki tingkat kepentingan yang sangat tinggi untuk ditonton oleh orang yang berada belasan ribu kilometer jauhnya dari tempat bola tersebut ditendang.

Hal ini yang tidak bisa ditemukan pada liga-liga lainnya di dunia walau kita masih bisa berdebat soal mana liga yang lebih kompetitif dan berkualitas. Setidaknya dalam hal jumlah penonton, Premier League bisa membuktikan bahwa mereka adalah liga yang paling banyak ditonton di dunia.

Banyak orang, alat-alat, dan investasi lainnya yang terlibat di Premier League sehingga seluruh dunia bisa menikmatinya melalui televisi atau layar gawai. Semua itu yang membentuk value Premier League menjadi tinggi seperti sekarang.

Bukan kah sangat wajar jika sesuatu yang disiapkan dengan sangat baik, yang menghasilkan produk dengan kemasan terbaik pula, kemudian disuguhkan dengan harga premium kepada “konsumen”-nya?

Ingat satu kata kuncinya di situ: konsumen. Pada suatu titik kita memang tidak mungkin lagi menghindar dari konsumerisme.

Komentar