Musuh Utama Man City dan Liverpool dalam Perburuan Gelar EPL

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Musuh Utama Man City dan Liverpool dalam Perburuan Gelar EPL

Liverpool kembali ke puncak klasemen setelah mengalahkan Tottenham Hotspur (2-1), Minggu (31/3). Kemenangan itu menegaskan bahwa perebutan gelar juara Liga Primer Inggris 2018/19 ini tinggal menyisakan dua kandidat terkuat: Liverpool dan Manchester City. City menguntit di bawah Liverpool dengan selisih dua poin dan masih memiliki satu laga tunda (Liverpool 32 pertandingan, City 31 pertandingan).

Jika musim lalu Man City bisa melenggang leluasa sendirian dan memastikan gelar juara sejak pekan ke-32, musim ini tampaknya persaingan gelar juara akan ketat sampai pekan terakhir. Keduanya telah membuktikan diri sepanjang musim ini bahwa mereka layak juara. Perlu diketahui juga, Liverpool dan City adalah dua kesebelasan teratas dalam urusan gol terbanyak sekaligus kebobolan paling sedikit.

Akan tetapi masing-masing kesebelasan punya "musuh" yang berbeda dalam perjalanan akhir menuju gelar juara. Perbedaan masalah inilah yang tampaknya akan menjadi kunci Liverpool dan City dalam menentukan nasib mereka pada akhir musim nanti.

Musuh Manchester City: Tiga Kompetisi = Jadwal Padat

City telah memastikan diri juara Piala Liga musim ini. Selain Liga Primer Inggris, mereka juga masih berkompetisi di Piala FA dan Liga Champions UEFA. Tiga kompetisi yang dijalani City pada periode April inilah yang bisa jadi penjegal City dalam meraih gelar juara Liga Primer Inggris.

Pada April ini, City dinanti delapan pertandingan. Setiap pekan, mereka akan menghadapi dua kesebelasan. Bahkan pada periode 14-20 April, dalam tujuh hari, mereka menghadapi tiga kesebelasan berbeda dengan jeda pertandingan hanya dua hari.

Baca juga: Hantu Cedera Jelang Jadwal Gila Manchester City

Dengan jadwal seperti ini, manajer mereka, Pep Guardiola, jelas harus bisa merotasi skuatnya dalam setiap pertandingan agar pemain mereka bisa tetap bugar dan tetap mendapatkan hasil maksimal. Jika pemain kelelahan, mereka akan rentan cedera di mana hal itu bisa merugikan City di saat genting seperti ini.

Terbaru, Sergio Agüero dikabarkan mengalami cedera. Pada laga melawan Fulham, penyerang Timnas Argentina tersebut terpaksa diganti pada menit ke-57 karena merasa kesakitan. Melawan Cardiff City di tengah pekan ini, dia pun diragukan tampil. Fernandinho, Benjamin Mendy, dan Fabian Delph juga masih belum pulih dari cedera. Vincent Kompany pun memerlukan istirahat setelah mendapatkan nyeri sebelum jeda internasional.

"Pertandingan berikutnya Rabu nanti kami akan mengganti beberapa pemain. Ini penting untuk menjaga ritme, tapi Fernandinho masih jauh dari ritme tersebut. Rabu kami punya laga Liga Primer lain, Sabtu kami berlaga di semifinal [Piala FA], Selasa pertandingan UCL. Kami membutuhkan semua pemain."

"Mereka yang tidak bermain [melawan Fulham] punya kesempatan besar Rabu nanti untuk bermain. Kami tidak bisa menjuarai Liga Primer Inggris, atau mencapai semifinal, atau final kompetisi lain, hanya dengan 11 pemain," ujar Pep pada konferensi pers usai mengalahkan Fulham.

Kedalaman skuat City akan diuji pada jadwal padat ini. Masalahnya, City kerap tersandung ketika jadwal di kompetisi lain menanti dalam waktu dekat. Dari enam laga yang gagal dimenangkan City di Liga Primer musim ini (dua imbang dan empat kalah), hanya satu pertandingan yang didapat tanpa adanya distraksi dari kompetisi lain, yaitu ketika imbang melawan Wolverhampton Wanderers pada pekan keempat Liga Primer.

Hasil imbang melawan Liverpool di Anfield (0-0) terjadi setelah City mengalahkan Hoffenheim di Liga Champions. Kekalahan dari Chelsea di Stamford Bridge (0-2) terjadi sebelum City menjamu Hoffenheim di Etihad Stadium. Kekalahan beruntun dari Crystal Palace dan Leicester di Liga Primer pun dialami setelah City menjalani pertandingan Piala Liga melawan Leicester. Kekalahan terakhir City, yakni di tangan Newcastle United, diakui atau tidak ada pengaruhnya dari laga sebelumnya yakni Piala FA melawan Burnley. Menjalani beberapa kompetisi memang bisa membuat fokus sebuah kesebelasan terganggu.

Di sisa tujuh pertandingan City pun mereka akan kembali menghadapi situasi-situasi serupa. Apalagi jika mereka mampu mencapai final Liga Champions, dapat dipastikan laga-laga Liga Primer Inggris mereka akan terjadi baik sebelum atau sesudah pertandingan Liga Champions. Di Liga Primer sendiri City masih harus menghadapi Cardiff (kandang), Crystal Palace (tandang), Tottenham (k), Man United (t), Leicester (k), dan Brighton (t).

Guardiola tentu mulai harus memikirkan kapan waktu yang tepat memainkan semua pemain terbaiknya atau rotas di jadwal ketat seperti ini. Jika Guardiola bernasib baik dan memainkan skuat rotasi yang tepat, kemenangan demi kemenangan bukan mustahil diraih. Gelar juara Liga Primer bisa kembali dipertahankan.

Musuh Liverpool: Diri Sendiri

Berbicara terpeleset ketika persaingan gelar juara semakin ketat jelang musim berakhir, Liverpool punya kenangan (ter)pahit. Pada musim 2013/14, tepatnya pada pekan ke-36, mereka kalah dari Chelsea (0-2) yang membuat jarak keduanya di tabel klasemen terpangkas menjadi dua poin saja. Manchester City menguntit di peringkat ketiga dengan selisih tiga poin plus satu "tabungan" pertandingan.

Hasil imbang Liverpool melawan Crystal Palace pada laga berikutnya, dibarengi dengan City yang menyapu bersih tiga laga sisa, membuat Liverpool harus merelakan gelar juara pada City. Saat itu Liverpool gagal juara karena ulah "diri sendiri".

Musim ini, jika Liverpool gagal juara, "diri sendiri"-lah penyebab utamanya. Dalam beberapa kesempatan, Liverpool kehilangan poin di laga yang seharusnya-bisa-dimenangkan.

Liverpool memang menjadi kesebelasan yang sulit ditaklukkan. Namun di antara enam kesebelasan teratas, Liverpool (bersama Manchester United) adalah kesebelasan dengan jumlah imbang terbanyak. Skuat asuhan Jürgen Klopp ini sampai tujuh kali meraih hasil imbang, yang artinya mereka kehilangan 14 poin.

Chelsea, City, Arsenal, Manchester United, Leicester, West Ham, dan Everton adalah tujuh kesebelasan yang menahan imbang Liverpool. Namun pada tujuh laga tersebut, di beberapa laga Liverpool sebenarnya lebih di atas angin. Melawan Manchester United, misalnya, Liverpool gagal menang padahal United sedang dilanda badai cedera bahkan tiga pemainnya terpaksa diganti di babak pertama (dengan situasi permainan Liverpool yang lebih di atas angin).

Jangan lupakan juga Liverpool yang sempat melesat sendirian di puncak klasemen. Menjadi juara paruh musim, Liverpool sempat unggul tujuh poin dari Manchester City pada pekan ke-20. Pekan ke-21, mereka dikalahkan City (1-2), yang jadi satu-satunya kekalahan Liverpool sejauh ini.

Jarak empat poin semakin menipis setelah pada periode pekan ke-24 sampai 29 mereka menelan empat hasil imbang dari enam laga. Di situlah City sempat menyalip ke puncak klasemen sebelum akhirnya kembali menguntit di peringkat kedua karena kalah jumlah pertandingan dari Liverpool.

Dari segi taktik, Klopp juga tampaknya sedang berusaha keras untuk mengembalikan ketajaman penyerang andalan mereka: Mohamed Salah. Salah yang musim lalu jadi top skor Liga Primer dengan 32 gol mulai kesulitan mencetak gol, "baru" mencetak 17 gol. Jika menghitung pertandingan Liga Champions, kini Salah sedang puasa gol dalam delapan pertandingan. Terakhir kali dia mencetak gol terjadi pada 9 Februari silam ke gawang Bournemouth.

Beruntung Liverpool masih punya Sadio Mané yang sempat mengisi kealpaan Salah dalam mencetak gol. Meski sebenarnya Trio Firmansah andalan Liverpool musim ini memang tidak setajam musim lalu.

Baca juga: Apakah Trio Firmansah Melemah?

Tidak seperti City yang sempat kehilangan Kevin De Bruyne, Mendy, Aymeric Laporte, Fernandinho, sampai Agüero karena cedera (hanya Ederson Moraes yang tampil di semua laga City di Liga Primer), Liverpool sebenarnya jarang diganggu cedera pemain penting sepanjang musim ini. Alisson Becker, Salah (sekali sebagai pengganti), dan Virgil van Dijk bermain di semua laga (32) Liga Primer Liverpool musim ini. Roberto Firmino bermain di 31 pertandingan (tiga kali jadi pengganti). Andrew Robertson cuma absen dua kali, pun dengan Mané (sekali jadi pengganti).

Saat ini, hanya tiga pemain The Reds yang sedang menepi karena cedera: Alex Oxlade-Chamberlain, Joe Gomez, dan Van Dijk yang baru mengalami masalah pada pergelangan kakinya usai menghadapi Tottenham. Status Van Dijk sendiri masih dalam pantauan dan kemungkinan hanya mengalami cedera minor.

"Perlu kami lihat. Aku tidak tahu apakah dia terkilir atau itu hanya sakit biasa. Dia berjalan ke sesi wawancara dengan kantung es besar. Aku harap bukan hal yang serius tapi aku juga belum tahu," ujar Klopp usai Liverpool kandaskan Tottenham.

Karenanya Liverpool punya skuat yang lebih siap dibanding City pada "tikungan terakhir" balapan Liga Primer Inggris musim ini. Lawan Liverpool di enam laga terakhir adalah: Southampton (t), Chelsea (k), Cardiff (t), Huddersfield (k), Newcastle (t), dan Wolverhampton Wanderers (k). Selain Liga Primer, Liverpool juga masih memainkan pertandingan perempat final Liga Champions melawan Porto, serta kemungkinan pertandingan semifinal dan final andaikan mereka terus melaju.

Jika mereka bisa "mengalahkan diri sendiri", bukan tak mungkin gelar juara Liga Primer yang belum pernah mereka dapatkan ini akan mereka raih pada akhir musim ini.

foto: Channel News Asia


Simak opini dan komentar redaksi Panditfootball terkait jadwal Liga 1 yang belum juga rilis di Kamar Ganti Pandit lewat video di bawah ini:



Komentar