Chelsea, Singa Lapar yang Kehilangan Taring

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Chelsea, Singa Lapar yang Kehilangan Taring

Oleh: Anwar Adi Pratama*

Masing-masing kesebelasan yang berlaga di Premier League sudah melakoni 31 laga, yang artinya hanya tinggal tujuh laga tersisa untuk mengakhiri musim ini. Namun ada beberapa kesebelasan yang baru memainkan 30 laga karena laga sempat tertunda seperti Chelsea, Arsenal, Manchester United, Manchester City, dan beberapa kesebelasan lainnya. Melihat performa akhir-akhir ini, Chelsea layak diperbincangkan karena performanya yang begitu kurang menggigit. Terlebih lagi jika berbicara persaingan di empat besar liga atau harapan lolos ke Liga Champions UEFA.

The Blues tampaknya berpeluang kembali gagal lolos ke Liga Champions musim depan. Pasalnya, Chelsea kini sedang diterpa badai pesakitan. Chelsea hanya mampu berada di peringkat keenam klasemen dengan raihan 57 poin, tertinggal satu poin dari Man United di peringkat kelima, tertinggal tiga poin dari Arsenal di peringkat keempat, dan berjarak empat poin dari Tottenham Hotspur di peringkat ketiga.

Margin poin memang cukup kecil dan Chelsea bisa finis di empat besar pada akhir musim. Namun jika Chelsea masih “begini-begini” saja, hasil akhir musim akan mudah ditebak.

Di 10 laga terakhirnya di liga, Chelsea meraih empat kemenangan, empat kekalahan, dan dua kali imbang. Tiga kemenangan diraih di Stamford Bridge dan satu kemenangan diraih saat bertandang ke Craven Cottage, markas Fulham. Hasil empat kekalahan didapatkan saat bertandang ke markas Arsenal, Bournemouth, Man City, dan terakhir di Goodison Park, saat Chelsea dipermalukan Everton dua gol tanpa balas yang dicetak oleh Richarlison dan Gylfi Sigurdsson.

Penampilan buruk ini ditambah dengan hukuman larangan transfer oleh FIFA di musim panas 2019 dan musim dingin 2020. Chelsea juga mendapatkan hukuman denda lebih dari 460 ribu paun atau sekitar 8,4 miliar rupiah oleh FIFA dan 390 ribu paun atau sekitar 7,1 miliar rupiah dari FA karena terbukti bersalah atas transfer pemain di bawah usia 18 tahun.

Dengan hukuman ini, Chelsea harus bertahan dengan skuat yang ada untuk mengarungi musim depan. Itu akan cukup berat jika melihat bursa transfer yang cukup menggila di Premier League setiap awal musimnya, yang pastinya musim transfer akan sangat dimanfaatkan oleh kesebelasan-kesebelasan rival untuk mendatangkan pemain-pemain baru. Hanya Christian Pulisic yang dipastikan akan bergabung di awal musim setelah dibeli dari Borussia Dortmund tengah musim lalu.

Di bawah manajer Maurizio Sarri saat ini, strategi permainan seakan sudah bisa terbaca oleh kesebelasan-kesebelasan lain. Taktik “Sarriball” tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Kelemahannya di antaranya adalah formasi yang tidak berubah sama sekali: 4-3-3 selalu menjadi keyakinan Sarri untuk gaya sepakbolanya. Sarri jarang merotasi pemain dan pergantian pemain hanya itu-itu saja. Sarri juga tidak mempunyai Plan B ketika kondisi pada titik buntu. Dia hanya punya Tim B untuk laga di Europa League.

Finishing juga kurang bagus. Sebelumnya Olivier Giroud dan Álvaro Morata masih kurang tajam. Morata bahkan memilih hijrah ke Atlético Madrid sejak kedatangan Gonzalo Higuaín. Awalnya Higuaín diharapkan menjadi pemecah kebuntuan. Namun penyerang 31 tahun itu hanya mampu menyumbangkan tiga gol di liga, itu pun saat melawan Fulham dan Huddersfield Town.

Permainan Chelsea seakan hanya bergantung pada Eden Hazard (Hazard-sentris). Jika Hazard on fire, Chelsea menang. Jika Hazard dapat dijinakkan, maka Chelsea, ya, begitu-gitu saja. Jorginho pun yang diandalkan Sarri dalam strateginya masih belum efektif dan cenderung mendapat banyak kritikan fans.

Para penggemar Chelsea akhirnya mulai gerah dengan kondisi Chelsea saat ini. Sikap keras kepala Sarri yang tidak mau mengubah gaya permainannya menjadi alasan utama. “Sarriball” sekarang mudah ditebak lawan dengan cara mematikan peran Jorginho sebagai pusat permainan Chelsea.

Saat laga kandang melawan Wolverhampton Wanderers, banyak penggemar yang meninggalkan stadion sebelum pertandingan usai lantaran The Blues tertinggal gol terlebih dulu, meski akhirnya Chelsea bisa menyamakan kedudukan 1-1. Fans Chelsea pun berencana melakukan boikot besar-besaran pada laga sepanjang April di Stamford Bridge kala menjamu Brighton and Hove Albion, West Ham United, dan Burnley. Fans Chelsea berharap manajemen memberhentikan Sarri dari posisi manajer.

Delapan Laga Sisa Penentuan untuk Chelsea, Man United, Arsenal, dan Spurs

Di balik semua badai yang dialami Chelsea ini, harusnya Chelsea tak boleh lengah. Pasalnya delapan laga ke depan harus benar-benar bisa dimaksimalkan agar bisa finis di empat besar dan menjuarai Europa League. Chelsea, Arsenal, Spurs, dan Manchester United sama-sama memiliki delapan laga tersisa untuk perebutan tempat ketiga dan keempat, karena peringkat pertama dan kedua kemungkinan besar diduduki Manchester City dan Liverpool.

Berikut delapan laga tersisa empat kesebelasan tersebut:

Arsenal sedikit diuntungkan karena delapan laga tersisa tidak menghadapi kesebelasan “Big Six”. Arsenal hanya akan menghadapi kesebelasan papan tengah seperti Watford, Wolves, Leicester City, dan Everton. Namun itu juga tidak bisa dianggap enteng karena ketiga laga tersebut tandang dan bisa menjadi batu sandungan. Sedangkan Spurs harus tandang ke Anfield di pekan ke-32 dan menjamu Manchester City di rumah baru mereka, Tottenham Hotspur Stadium.

Manchester United pun pekan ini berturut-turut akan menghadapi Watford dan Wolves, peringkat kedelapan dan ketujuh sementara yang juga akan merepotkan, mengingat United saat ini juga dihantam badai cedera. Selanjutnya Setan Merah juga berturut-turut akan menghadapi Derby Manchester dan akan menghadapi Chelsea di Old Trafford. Chelsea akan menghadapi Liverpool dan Manchester United.

Empat kesebelasan ini berpotensi meraih dua posisi di empat besar dan berkesempatan tampil di Liga Champions musim depan. Syaratnya mutlak: menang secara konsisten.

Meski demikian, ada kabar buruk lain karena peringkat empat besar belum bisa dipastikan lolos ke Liga Champions karena hal berikut:

  1. Spurs

Finis keempat, tapi Man United menjuarai Liga Champions dan finis di akhir musim di luar empat besar, dan Arsenal atau Chelsea menjuarai Liga Europa namun juga finish di luar empat besar.

  1. Arsenal

Finis keempat, tapi Man United menjuarai Liga Champions dan finis di akhir musim di luar empat besar, dan Chelsea menjuarai Liga Europa dan juga finis di luar empat besar.

  1. Man United

Finis keempat, tapi Spurs menjuarai Liga Champions dan finis di akhir musim di luar empat besar, dan Arsenal atau Chelsea menjuarai Liga Europa namun finis di luar empat besar.

  1. Chelsea

Finis keempat, tapi Spurs atau Man United menjuarai Liga Champions dan finis di akhir musim di luar empat besar, dan Arsenal menjuarai Liga Europa namun finis di luar empat besar.


*Penulis adalah pemuda dusun, 1% skill bola, 39% komentar, 60% menghujat

**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.


Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray tentang jual-beli lisensi klub yang kerap terjadi di Liga Indonesia:



Komentar