Tiru Jejak Mijatovic atau Milosevic, Jovic?

Cerita

by redaksi

Tiru Jejak Mijatovic atau Milosevic, Jovic?

Predrag Mijatovic, Savo Milosevic, Darko Kovacevic, dan Mateja Kezman merupakan penyerang-penyerang yang cukup ikonik dari Serbia (sebelumnya bernama Yugoslavia/Serbia & Montenegro). Ketika Aleksandar Mitrovic masih mengudara, Serbia sudah bersiap melahirkan bintang baru dalam diri Luka Jovic.

Jovic saat ini masih berusia 21 tahun. Dia belum bermain di kesebelasan besar. Saat ini mantan pemain Red Star Belgrade ini sedang membela kesebelasan Jerman, Eintracht Frankfurt. Tapi di Frankfurt-lah namanya mulai semakin jadi perbincangan.

Di Frankfurt, Jovic sebenarnya "hanya" berstatus pinjaman. Kontrak permanennya dimiliki oleh kesebelasan asal Portugal, Benfica. Jovic direkrut Benfica ketika dirinya masih berusia 18 tahun. Dia gagal bersaing dengan Kostas Mitroglou dan Raul Jimenez yang juga berstatus rekrutan anyar. Belum lagi Jonas Goncalves masih tajam.

Meski belum matang, Jovic punya potensi untuk menjadi penyerang haus gol. Umur 16 tahun dia memecahkan rekor Dejan Stankovic di Red Star dengan menjadi pemain termuda dalam sejarah Red Star. Apalagi pada debutnya dia langsung mencetak gol.

Musim berikutnya, usianya yang belum tepat 17 tahun tak membuat pelatih Red Star kala itu, Nenad Lalatovic, ragu untuk memainkannya di salah satu laga paling panas dunia: Eternal Derby. Jovic pun jadi pemain termuda dalam sejarah Enternal Derby.

Cuma mencetak 13 gol dari 48 penampilan bersama Red Star tak terlihat mewah. Tapi dengan usianya yang masih muda, Jovic adalah investasi menjanjikan. Karenanya Benfica kala itu tak ragu membayar 7 juta euro pada kesebelasan pemilik Jovic, APOEL Limassol. Ketika itu kontrak Jovic sempat jadi kontroversi karena ternyata Red Star telah menjual kepemilikan Jovic pada agen asal Israel, Pini Zahavi, yang juga berstatus sebagai pemilik APOEL.

Ketika ke Benfica, Jovic menandatangani kontrak hingga 2021. Klausul pelepasannya mencapai 55 juta euro. Frankfurt nyatanya siap mengaktifkan klausul pelepasannya itu karena Jovic terbukti tajam selama bermain di Bundesliga, khususnya pada musim kedua (2018/19). Saat artikel ini ditulis, pemain kelahiran Bosnia & Herzegovina ini tercatat mencetak 22 gol dan 7 asis hasil dari 36 penampilan di segala ajang. Frankfurt juga baru saja menyingkirkan Inter dari Liga Europa

Sinarnya semakin berpendar ketika Jovic akhirnya mencetak gol pertamanya untuk Timnas Serbia pada 20 Maret 2019. Uniknya, gol perdananya itu lahir kala menghadapi Jerman di Volkswagen Arena. Jovic sendiri cukup akrab dengan merobek jalan markas Wolfsburg tersebut di mana ia sudah mencetak dua gol dari dua lawatannya ke Volkswagen Arena.

Jovic sebetulnya sudah mencuri perhatian pada Piala Dunia 2018 lalu. Tapi namanya masih kalah mentereng dari Mitrovic yang sudah jadi andalan Serbia sejak 2014 lalu, atau ketika dirinya masih berusia 19 tahun.

Dengan usia Jovic yang masih muda, Serbia jelas punya harapan besar di masa depan. Sebelum Jovic (juga Mitrovic), Serbia sempat kesulitan menemukan penyerang nomor 9 yang identik dengan nama-nama besar di masa lampau seperti Mijatovic, Milosevic, dan Kezman. Kehadiran mereka membuat Serbia (ketika itu bernama Yugoslavia) cukup diperhitungkan meski sebenarnya sulit meraih prestasi juga.

Tapi sejak bernama Serbia & Montenegro, kemudian Serbia, prestasinya semakin menurun: tidak pernah lolos ke putaran grup Piala Eropa dan selalu jadi tim juru kunci di Piala Dunia. Penyerang-penyerang seperti Danko Lazovic, Marko Pantelic, atau Danijel Ljuboja gagal memberikan ancaman nyata bagi lini pertahanan lawan. Hanya Nikola Zigic yang terbilang tajam untuk Serbia karena berhasil mencetak 20 gol dari 57 penampilan. Tapi Serbia tetap saja kesulitan bersaing di Eropa, di mana Zigic pun memutuskan pensiun pada 2011 setelah gagal mengantarkan Serbia ke Piala Eropa 2012.

Gol perdana Jovic untuk timnas menjadi harapan nyata bagi publik Serbia untuk bisa mendapatkan lagi penyerang yang bisa membuat Serbia kembali ditakuti lawan. Apalagi meski masih muda, permainannya sudah terlihat matang di mana ia pun terbilang tenang dalam menyelesaikan peluang. Gol-gol yang dibuatnya, pernah mencetak 5 gol dalam satu pertandingan Bundesliga, menjadi bukti bahwa Serbia bisa berharap padanya di masa yang akan datang, karena kesebelasan-kesebelasan besar pun sudah bersiap untuk membuat namanya semakin melambung tinggi.

Bahkan bersama Mitrovic, Serbia kini punya penyerang tajam seperti kala di era Mijatovic-Milosevic. Mijatovic pernah meraih Ballon d`Or sementara Milosevic meraih Sepatu Emas. Bersama klub yang tepat, Jovic punya modal untuk menorehkan hal serupa. Terlebih gaya permainan Jovic sendiri tak jauh berbeda dengan Mijatovic maupun Milosevic.




Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray tentang jual-beli lisensi klub yang kerap terjadi di Liga Indonesia:



Komentar