Garuda Select, Generasi Harapan Sepakbola Indonesia

Cerita

by redaksi

Garuda Select, Generasi Harapan Sepakbola Indonesia

Kekalahan/kegagalan ini menjadi pelajaran berharga buat timnas Indonesia.....

Kalimat tersebut seringkali terdengar ketika Timnas Indonesia bertanding dan kalah menghadapi kesebelasan besar Eropa yang sedang mengadakan tur atau menghadapi kesebelasan besar di turnamen penting. Tapi tampaknya kalimat tersebut sudah jadi kalimat yang memuakkan buat masyarakat Indonesia. Kalimat klise ini terucap ketika komentator pertandingan tak berani mengatakan "Timnas Indonesia bermain jelek!".

Belajar membutuhkan proses yang tidak sebentar. Rasanya tidak mungkin seorang pemain benar-benar mendapatkan pelajaran ketika dihajar oleh lawannya hanya dalam satu pertandingan, dari klub atau negara besar sekalipun. Bahkan jangankan belajar, mereka bisa saja lebih diselimuti perasaan bangga karena telah merasakan bermain dengan pemain hebat atau mulai memikirkan ingin berfoto dengan siapa ketika pertandingan selesai.

Menjalani pertandingan seperti yang disebutkan di atas memang kurang tepat disebut pembelajaran. Menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61), konsep pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Sementara dalam pertandingan, pemain bertanding untuk mengincar kemenangan, bukan untuk mencari pembelajaran.

Belum lagi manusia adalah tempatnya lupa. Lewat satu pertandingan, pembelajaran yang didapat seorang pemain bisa dengan mudah dilupakannya. Begitu juga misalnya dengan coaching clinic singkat dari pesepakbola ternama. Satu momen singkat boleh jadi bukan pembelajaran, tapi sekadar pengalaman.

Pengalaman guru terbaik, itu betul. Tapi pengalaman yang seperti apa? Juga, bagaimana respons terhadap pengalaman tersebut?

Untuk sepakbola Indonesia, pengalaman terbaik yang benar-benar menjadi guru bisa kita lihat dari sepak terjang alumni PSSI Primavera dan PSSI Barreti. Pada 1993 hingga 1996, PSSI secara berkala mengirim pemain-pemain usia di bawah 19 tahun dan 16 tahun untuk menimba ilmu di Italia. Hasilnya, nama-nama seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Aples Tecuari, Anang Maruf, Bima Sakti atau Kurnia Sandy, adalah sedikit pemain yang berhasil meningkatkan level timnas Indonesia karena pengalamannya pernah menimba ilmu di luar negeri.

Di Italia, pemain-pemain hasil seleksi di Piala Haornas yang dilakukan oleh trio Danurwindo, Harry Tjong dan Sartono Anwar ini mengikuti kompetisi Serie C2. Selain menghadapi kesebelasan-kesebelasan Primavera Italia, PSSI Primavera ini juga dilatih pelatih asal Italia, Romano Matte.

Lingkungan inilah yang mendukung pembelajaran para pemain Indonesia kala itu sampai akhirnya mereka sukses menjadi pemain. Kurniawan dan Kurnia Sandy sempat direkrut Sampdoria, sementara Bima Sakti sempat bermain di Helsingborg IF, Swedia. Bahkan ketiganya sempat masuk jajaran pelatih Timnas Indonesia pada Piala AFF 2018 lalu.

Atas dasar itu pula program Garuda Select yang dicetuskan Supersoccer TV dan PSSI bisa jadi secercah harapan untuk masa depan sepakbola Indonesia. Lewat Garuda Select, sebanyak 24 pemain yang diseleksi dari Elite Pro Academy 2018 –liga resmi untuk kelompok umur 16 tahun– diberangkatkan ke Inggris. Sejak 15 Februari, mereka akan menimba ilmu di Inggris sampai Mei mendatang.

Mungkin publik punya trauma akan "kegagalan" dari program serupa ketika para pemain muda berbakat Indonesia dikirim ke Uruguay (SAD), Mayoritas pemain gagal mencapai potensi terbaiknya. Tapi Garuda Select ini tampaknya lebih akan meniru PSSI Primavera ketimbang generasi SAD, cukup menjanjikan buat timnas Indonesia.

Inggris adalah salah satu negara sepakbola terbaik saat ini. Liga Primer Inggris disebut-sebut sebagai liga terbaik dunia. Memang Inggris bukan juara Piala Dunia. Tapi melihat PSSI Primavera, ketika itu PSSI mengirimkan pemainnya ke Italia ketika Serie A Italia sedang menjadi liga terbaik dunia. Ketika didatangi para pemain PSSI Primavera, timnas Italia waktu itu pun bukan berstatus juara Piala Dunia.

Belum lagi pemain-pemain yang dipilih merupakan hasil pantauan langsung dari Dennis Wise dan Des Walker. Wise dan Walker yang merupakan mantan pemain timnas Inggris tentu punya standar khusus untuk menentukan pemain mana saja yang layak dibawa ke Tanah Britania. Apalagi tidak seperti Romano Matte yang tidak punya karier gemilang sebagai pemain maupun pelatih, Wise dan Walker merupakan mantan pemain kesebelasan besar Inggris (Chelsea dan Nottingham Forest) serta pernah bermain di Timnas Inggris cukup reguler, tidak sekadar numpang lewat.

Wise nantinya akan bertindak sebagai Direktur Teknik, sementara Walker sebagai pelatih. Keduanya akan menjadi pembimbing para pemain Garuda Select ini selama hampir 4 bulan di Inggris.

Para pemain akan diberi latihan intensif secara profesional, memanfaatkan sport science dan mendapatkan materi pembinaan usia muda melalui standar federasi sepakbola Inggris (FA), serta berkompetisi melawan klub profesional Inggris di setiap akhir pekan. Agenda evaluasi di akhir periode pun akan membuat para pemain menjadikan perjalanan ke Inggris ini benar-benar sebagai latihan menjalani kehidupan sepakbola profesional di Eropa. Setiap pengalaman yang didapatkan para pemain muda Indonesia ini langsung direspons dan diarahkan agar bisa jadi pembelajaran di masa depan.

Model seperti ini benar-benar akan menjadi pelajaran buat para pemain muda Indonesia, bukan lewat satu pertandingan atau satu coaching clinic. Karenanya kita bisa berharap Garuda Select ini menjadi tunas bagi generasi sepakbola Indonesia yang lebih baik. Dengan adanya wadah buat para pemain muda berbakat Indonesia unjuk gigi di Eropa, hal ini juga mendekatkan mereka dengan para pemandu bakat yang siap membawa mereka ke kesebelasan profesional.

Semoga dari Garuda Select ini nantinya bisa memunculkan Kurniawan baru, Bima Sakti baru, yang bisa mengharumkan nama Indonesia, khususnya prestasi bagi timnas Indonesia. Harapan itu semakin besar karena sejumlah pemain Garuda Select ini sudah sempat membawa Indonesia juara Piala AFF 2018.


Segala kegiatan para pemain Garuda Select ini akan diliput langsung oleh Super Soccer TV. Untuk menyaksikannya silakan klik di sini atau ikuti Instagram @mysupersoccer.

Komentar