Talenta Terbaik Inggris Itu Bernama Wayne Rooney

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Talenta Terbaik Inggris Itu Bernama Wayne Rooney

Oleh: Andreas C.*

Publik Old Trafford selalu bergemuruh ketika para suporter Manchester United menyanyikan chant untuk Wayne Rooney yang berbunyi “He goes by the name of Wayne Rooney”. Pada masa mudanya, Rooney adalah penyerang yang sangat "kejam" di dalam dan luar kotak penalti. Dia menciptakan neraka bagi lawan, menciptakan surga untuk pendukungnya.

Kemampuan menembak Rooney memang di atas rata-rata, dan itu ditunjukkan oleh Rooney muda ketika menjalani debut di Everton. Bagaimana seorang Alex Ferguson tidak kepincut ketika Rooney membabat habis David Seaman seorang diri hingga saya pun lupa bahwa usia Rooney pada saat membela Everton adalah umur sebelum masuk kuliah.

Ketika pindah ke Manchester United, Rooney langsung disambut dengan seragam nomor 8 dan menahbiskan dirinya sebagai predator papan atas. Trigol pada debutnya adalah bukti nyata bahwa Rooney akan menjadi talenta serta tulang punggung bagi Manchester United serta negaranya, Inggris.

Masih lekat dalam ingatan bagaimana Rooney selalu meledak-ledak ketika bermain sehingga emosinya selalu terpancing oleh lawan. Namun bagian terbaiknya adalah ketika emosinya terpancing, ia akan melepaskan tendangan spektakuler seperti saat melawan Newcastle United di Old Trafford.

Sebuah trademark yang membuat saya selalu mengingat Rooney dengan jersi nomor 8. Saya pun bersyukur ketika itu menonton langsung pertandingan itu dari layar kaca dan sangat antusias untuk menyaksikan gol-gol spektakuler.

Nomor 8 itu hanya menetap sebentar di punggung Rooney karena akhirnya ia mendapatkan nomor idaman para playmaker, yaitu nomor 10. Saksi bisu kehebatan Rooney adalah ketika memasuki musim 2007/08 di mana ia bersama Cristiano Ronaldo dan Carlos Tevez membentuk trio suci yang kualitasnya di atas trio manapun.

Trio yang digadang-gadang paling hebat oleh Scouser pun—Daniel Sturridge, Luis Suarez, dan Raheem terling—masih jauh kelasnya dibandingkan “The Holy Trinity”.

Pada saat itu fungsi Rooney seperti pemberi asis saja karena produktivitas Ronaldo yang sungguh mengagumkan hingga tercipta 42 gol dalam satu musim. Ini memberi bukti bahwa Rooney bukan orang yang egois karena bisa menjadi provider bagi rekan setimnya.

Pada musim itu ia juga membukukan 18 gol di semua kompetisi. Ini merupakan catatan yang perlu diperhatikan karena Rooney masih bisa mengimbangi capaian Ronaldo yang begitu eksplosif. Ketika Ronaldo hengkang, Rooney mengemban tugas sebagai pencetak gol dan dia tidak menyia-nyiakan hal tersebut.

Pada saat sendirian menjadi striker tumpuan, dia mencatatkan 34 gol di semua kompetisi pada musim 2009/10. Ini merupakan sebuah catatan yang menjadi bukti besar bahwa dia adalah White Pele yang dinantikan. Performanya selalu stabil hingga tiba saatnya sang legenda ini pun mempunyai rataan gol yang cukup buruk, yaitu musim 2016/17, di mana ia mencatatkan 8 gol dan 10 asis. Capaian ini memang tidak buruk. Namun ini adalah Wayne Rooney di mana standar yang ditetapkan juga cukup tinggi.

Setelah selalu bersama Manchester United selama lebih dari 10 tahun, dia pun kembali ke pangkuan Everton, tempat dia dibesarkan. Acap kali pun penulis merasa kepergian Rooney dari Theatre of Dreams dikarenakan Jose Mourinho. Pasalnya, Rooney sering bermain di bawah standar.

Di Everton, Rooney hanya bertahan semusim. Itu pun bermain sebagai gelandang tengah karena ia memang fasih bermain di posisi tersebut. Namun jika ingin mengeluarkan kemampuan terbaiknya, tempatkanlah Rooney sebagai second striker atau attacking midfielder.

Rooney berhasil mencetak 10 gol meski berposisi sebagai gelandang, sehingga titel talenta terbaik dari Inggris pun bukan merupakan suatu kebetulan. Ia kemudian pindah ke MLS dan bergabung bersama DC United.

Statistik yang ia hidangkan di MLS adalah 12 gol dan 6 asis dari 20 pertandingan. Dari catatan ini terlihat bahwa sebenarnya Rooney masih sangat pantas bermain di level tertinggi Liga Primer.

Di level tim nasional, Rooney mungkin bisa dianggap sudah mencapai titik kulminasi dengan menjadi pencetak gol terbanyak Timnas Inggris dengan 53 gol dari 120 caps. Salah satu momen yang menodai catatan ini adalah ketika Piala Eropa 2016, Inggris kalah dari Islandia. Momen tersebut memang sangat memalukan bagi publik Inggris dan menodai rekor dari Rooney tersebut.

Penulis merasa ketika Piala Dunia 2018, jika ada Rooney, final yang dinanti oleh publik Inggris mungkin bisa dicapai. Dari set piece taker, hanya Ashley Young dan Kieran Trippier yang mempunyai skill umpan di atas rata-rata pemain Inggris lainnya. Sehingga jika ada tambahan Wayne Rooney, bukan tidak mungkin semua set piece akan dimaksimalkan oleh bek Inggris seperti John Stones dan Harry Maguire.

Bukan tidak mungkin pula Rooney kembali dipanggil suatu saat oleh Gareth Southgate di Piala Eropa 2020, jika ia membutuhkan passer dan set-piece taker mengingat umurnya belum mencapai 35 tahun.


*Penulis merupakan karyawan swasta. Bisa dihubungi lewat akun Twitter di @Andreas_christo

**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.

Komentar