Hidup Enak Tanpa Kane

Cerita

by Redaksi 14

Redaksi 14

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Hidup Enak Tanpa Kane

Di tengah performa stabil dan menjanjikan yang diperlihatkan Tottenham Hotspur pada musim kompetisi 2018/2019, baik di Liga Primer Inggris, Piala FA, Piala EFL maupun Liga Champions UEFA, sebuah kabar menyesakkan menghampiri kesebelasan dari wilayah London Utara tersebut. Penyerang andalan mereka, Harry Kane, mengalami cedera ligamen pergelangan kaki kiri di laga melawan Manchester United (13/1) dan divonis absen selama dua bulan.

Kehilangan Kane dalam tempo yang cukup lama jelas meresahkan hati Mauricio Pochettino, sang pelatih, mengingat esensi Kane di dalam skuat The Lilywhites. Berdasarkan statistik yang dihimpun via Transfermarkt, Kane sudah melesakkan 20 gol di seluruh ajang yang diikuti Spurs pada musim 2018/2019 serta menjadikannya pencetak gol terbanyak tim, unggul jauh dari torehan Son Heung-min dan Lucas Moura yang mengekorinya di posisi dua serta tiga sebagai pendulang gol terbanyak untuk tim, tapi baru menceploskan 8 gol dan 6 gol. Jika dipersentasekan, rekening gol Kane sudah mencapai 28,5 persen dari semua gol yang telah dibukukan Spurs dari seluruh kompetisi yang mereka ikuti pada musim ini.

Suka tidak suka, Spurs harus mengakui jika hidup mereka sungguh enak dan nyaman bersama Kane yang setiap kali dipercaya untuk merumput juga memberi jawaban-jawaban nan memuaskan lewat gol dari kepala atau kakinya. Bahkan di sejumlah kesempatan, sosok berumur 25 tahun itu pun mampu menyuapi rekan-rekannya dengan umpan kunci yang berbuah gol, di mana jumlahnya sudah menembus empat buah.

Dengan perkiraan absen dari lapangan selama dua bulan, setidaknya ada selusin pertandingan yang bakal dilewatkan mesin gol kelahiran Walthamstow itu, termasuk leg kedua semifinal Piala EFL versus Chelsea (25/1) dan sepasang laga 16 besar Liga Champions UEFA kontra Borussia Dortmund pada 14 Februari dan 6 Maret mendatang. Dilihat dari sisi manapun, keadaan ini sangat tidak ideal bagi Spurs yang ingin bersaing dalam perebutan titel Liga Primer Inggris, menjuarai Piala FA dan Piala EFL plus melaju sejauh mungkin di kancah Liga Champions UEFA.

"Harus diakui kalau ini adalah episode sulit bagi kami. Namun mencari pengganti Kane, misalnya saja dengan mendatangkan penyerang baru selama bursa transfer musim dingin, juga bukan persoalan sepele," terang Pochettino seperti dilansir Daily Mail.

Ketiadaan Kane di lini depan memang jadi satu masalah pelik yang kudu dicari solusinya secepat mungkin oleh Pochettino. Apalagi di momen yang bersamaan, Son juga tak bisa memperkuat Spurs sekiranya satu hingga dua pekan ke depan karena sedang membela tim nasional Korea Selatan di ajang Piala Asia 2019 (dengan asumsi Korsel lolos sampai laga final).

Mengingat penyerang asal Belanda, Vincent Janssen, posisinya abu-abu di dalam tim (bahkan tidak diberi nomor punggung sejak awal musim 2018/2019 usai kembali dari masa peminjaman di Fenerbahce) dan masih dalam proses pemulihan akibat cedera kaki yang dideritanya, maka satu-satunya opsi tersisa bagi Pochettino saat ini untuk mengisi ruang di sektor depan hanyalah striker gaek berpaspor Spanyol, Fernando Llorente.

Rasa khawatir bahwa keberingasan Spurs dalam mencetak gol akan merosot gara-gara Kane absen pasti menyembul di dada para suporter setia. Terlebih, catatan gol Llorente sampai saat ini baru berjumlah 4 gol yang semuanya lahir di ajang cup competitions (Piala FA dan Piala EFL), tempat di mana lelaki berumur 33 tahun tersebut diberi porsi bermain lebih banyak oleh sang pelatih.

Walau tampak kurang greget dan kemampuannya makin tergerus usia, skill Llorente tidak bisa dipandang sebelah mata dalam urusan membobol gawang lawan. Kepiawaiannya dalam mencari sekaligus memanfaatkan ruang di jantung pertahanan lawan sungguh apik. Bahkan dalam urusan duel-duel udara, figur yang lahir di Pamplona itu sedikit lebih baik ketimbang Kane. Melakukan penyesuaian taktik agar kelebihan Llorente bisa mendatangkan keuntungan bagi Spurs adalah tugas kecil yang sepatutnya mudah untuk diimplementasikan Pochettino.

Dihujani masalah seperti ini adalah ujian bagi kekuatan Spurs yang sesungguhnya. Bila mereka remuk redam begitu ditinggal Kane yang cedera, wajar kalau publik mempertanyakan kapabilitas The Lilywhites. Tak menutup kemungkinan jika mereka akan dijadikan bahan olok-olok lagi oleh para rival.

Namun pandangan para penikmat sepakbola bisa berputar drastis andai Spurs dapat melakukan hal yang sebaliknya. Keadaan tak berbeda juga bakal dirasakan Pochettino yang namanya selalu dicatut sebagai sebagai pelatih berotak jenius dan terus dimasukkan ke dalam daftar kandidat pelatih anyar kesebelasan Liga Primer Inggris lainnya, Manchester United, mulai musim depan.

Sukses keluar dari bermacam tekanan dan rintangan yang menghalangi adalah syarat mutlak bagi sebuah kesebelasan untuk beroleh prestasi. Seluruh elemen yang ada di tubuh Spurs tahu pasti akan hal itu. Mau tidak mau, mereka kudu bisa melakukannya di tengah periode sulit seperti sekarang. Bersama Kane, hidup Spurs berjalan sangat enak. Namun tanpa Kane, hidup enak Spurs harus terus berlanjut.

Komentar