Messi dan Soal Tantangan Pindah Klub

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Messi dan Soal Tantangan Pindah Klub

Oleh: Hendra*

Perbincangan tentang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo memang tak ada habisnya. Perdebatan mengenai siapa yang lebih hebat di antara keduanya selalu muncul dan menjadi bahan obrolan yang menarik bagi penggemar sepakbola. Perdebatan ini muncul juga karena dipicu oleh keduanya yang selalu bergantian memecahkan rekor demi rekor.

Sulit untuk mencari indikator yang pas untuk menentukan yang satu lebih baik dari yang lainnya. Bagi penggemar Ronaldo, jelas sang mega bintang Portugal lebih baik. Bagi pemuja Messi, Si Kutu adalah yang terbaik.

Ada satu hal yang menarik terkait perbandingan CR7 dengan La Pulga. Meski bisa diperdebatkan, kesuksesan Ronado di berbagai klub yang dibelanya menjadi salah satu “senjata ampuh” bagi penggemar Ronaldo untuk menyatakan bahwa Ronaldo jauh lebih baik dari Messi yang hanya bersinar di satu klub saja. Kesuksesan fluktuatif Ronaldo dari Sporting Lisbon, Manchester United, Real Madrid, hingga sekarang di Juventus cukup membuat Ronaldo Lovers menganggap Ronaldo di atas Messi.

Meskipun sudah meraih kesuksesan di Barcelona, Messi dianggap sebagian kalangan belum teruji kualitasnya. Soalnya, ia cuma sukses bersama Barcelona. Tak pelak, selain dari statistik, ada ujaran yang mengedepankan kehebatan Ronaldo di berbagai klub, sehingga terkesan mengerdilkan kesuksesan Messi bersama Barcelona. Ujung-ujungnya banyak penggemar sepakbola menantang, dengan bahasa sedikit frontal, Messi untuk keluar dari comfort zone-nya untuk mencari tantangan baru bersama klub lain.

Messi sendiri sebenarnya punya banyak kesempatan pindah ke klub lain untuk menjawab tantangan tersebut. Manchester City dan PSG dikabarkan pernah melempar tawaran fantastis. Namun tawaran itu ditolak karena Si Kutu masih betah bareng Blaugrana.

Tentu menarik membayangkan, meskipun sulit, Messi akan hijrah ke klub lain dan meninggalkan klub yang sudah memberikan Messi segalanya. Yang lebih gampang sebenarnya, melihat apakah Messi perlu menjawab tantangan tersebut atau tidak.

Antara Loyalitas dan Tantangan

Ada hal yang harus kita pahami dalam melihat kesuksesan Messi dan Ronaldo dalam konteks ini. Sejak melakoni debut bersama Sporting Lisbon pada 2002, Ronaldo sudah dianggap sebagai salah satu talenta muda berbakat di Eropa. Tak heran banyak kesebelasan elite Eropa yang berebut tanda tangannya. Ronaldo tentu sadar jika bertahan di Sporting Lisbon dia tidak akan dikenal seantero Eropa. Ia yang masih belia tentu butuh klub besar agar bisa mengembangkan kemampuannya.

Sporting memang merupakan salah satu tim terbaik di Portugal. Namun, nama mereka tidak cukup besar untuk level Eropa. Oleh karena itu masuk akal jika Ronaldo kemudian mau pindah untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain terbaik di dunia dan Manchester United yang kemudian beruntung mendapatkan jasanya. Setelah itu, kita semua tahu Ronaldo mengukir sejarah bersama Real Madrid dan sekarang bersama Juventus.

Sementara Messi, memulai karier dari La Masia, akademi Barcelona, yang sudah dikenal sebagai penghasil pemain-pemain berbakat. Memulai karier bersama salah satu klub terbaik di dunia tentu merupakan hal yang luar biasa yang tidak semua orang berkesempatan untuk itu.

Ada hal unik yang bisa kita tarik. Ronaldo memulai karier di klub “kelas dua” Eropa, sementara Messi memulainya bersama salah satu klub terbaik dunia. Sama-sama memulai karier dari bawah dengan klub yang berbeda level, jelas akan memberikan pemahaman berbeda antara Ronaldo dan Messi.

Jika Messi hanya butuh menampilkan permainan ciamik di akademi untuk ditarik ke tim utama dan menjadi pemain top, jalan Ronaldo lebih panjang lagi. Ciamik di tim junior dan promosi ke tim senior Sporting jelas belum menarik atensi Eropa. Ronaldo tentu butuh klub yang lebih besar untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain terkenal.

Dari perjalanan kariernya untuk menjadi pemain top, terlihat bagaimana jiwa petualang kapten timnas Portugal itu muncul untuk membuktikan ia layak bermain di klub besar. Ia menantang dirinya sendiri untuk sukses di manapun. Tidak puas hanya di MU, Ronaldo kemudian melanjutkan petualangan dengan bergabung ke Real Madrid. Puas dengan pencapaiannya di Madrid, Juve pun menjadi pelabuhan berikut Ronaldo untuk kembali berprestasi.

Berbagai gelar prestisius sudah didapat Ronaldo, mulai dari juara Liga Inggris (3 kali), Liga Spanyol (2 kali), Liga Champions (5 kali), UEFA best player (5 kali), Balon d’Or (5 kali), 16 kali menjadi top skor di berbagai ajang, dan seabrek prestasi lainnya yang tak akan habis diceritakan.

Dengan semangat yang sama, Messi juga membuktikan ia layak jadi pemain top karena kualitasnya dengan promosi ke tim utama Barcelona. Namun jiwa petualangannya tidak muncul karena memang tempatnya berkarier saat ini adalah salah satu yang terbaik di dunia. Bahkan dengan dirinya yang merupakan orang Argentina, hal tersebut sebenarnya sudah menunjukkan bahwa Messi pun sedang berpetualang. Messi tidak perlu membuktikan kualitasnya kepada klub lain, karena dengan bergabung bersama Barca sudah menjadi indikator bahwa ia adalah pemain yang fantastis.

Kualitas Messi juga sudah teruji dengan segudang prestasi yang sudah di raih seperti juara Liga Spanyol (9 kali), Copa del Rey (6 kali), Liga Champions (4 kali), UEFA best player (3 kali), Ballon d’Or (5 kali) dan gelar-gelar bergengsi lainnya.

Sampai di sini, dari segi prestasi, jelas kualitas Messi tidak bisa diremehkan. Messi sudah membuktikannya dengan berbagai gelar bersama klub dan secara individu. Bersama salah satu klub terbaik dunia, Messi sudah menjelma menjadi salah satu pemain terbaik dunia. Ia bahkan dianggap sebagai salah satu yang terbaik sepanjang masa, sehingga perdebatan tentang kualitas seorang Messi sebenarnya tidak relevan lagi untuk dibahas meskipun dia membuktikannya di satu klub saja.

Loyalitas Messi terhadap Barcelona pun bukan tanpa alasan. Barcelona adalah satu-satunya klub yang memberi kepercayaan kepada Messi saat Si Kutu menderita kelainan hormon pertumbuhan saat kecil. Di saat banyak klub menolaknya, Barcelona datang dan merekrut Messi pada 2001 untuk dididik di La Masia. Tidak hanya itu, Blaugrana juga menanggung semua biaya perawatan medis suami dari Antonella Rocuzzo ini.

Maka tak heran, Messi dalam berbagai kesempatan selalu menyatakan tetap setia dengan Barcelona sebagai bentuk dedikasi kepada klub yang sudah merawatnya dari kecil hingga sukses seperti sekarang. Harapan Messi untuk menjadi one man club seperti halnya Paolo Maldini di AC Milan, Ryan Giggs di MU, dan Francesco Totti di AS Roma, sudah sepatutnya diapresiasi dan dihormati oleh siapapun.

***

Pada akhirnya, perdebatan tentang siapa yang lebih baik antara Messi dan Ronaldo tentu akan terus berlanjut selama “duo alien” ini masih terus bermain dan menunjukkan performa apik. Namun yang harus kita pahami adalah Ronaldo adalah Ronaldo, dan Messi adalah Messi, yang membuktikan kualitas dengan cara mereka masing-masing. Ronaldo sudah membuktikan bahwa prestasi bisa diraih di manapun selagi bekerja keras dan menantang diri sendiri untuk meraihnya. Sementara itu, Messi juga mengajarkan bahwa prestasi apapun bisa diraih dengan disertai dedikasi dan kecintaan pada klub yang membesarkan namanya.

Terlepas dari siapa yang lebih baik di antara mereka, tentu kita sepakat bahwa menyaksikan persaingan sengit di antara mereka, terutama ketika Ronaldo masih di Real Madrid, menjadi kenikmatan tersendiri bagi penggemar sepakbola yang belum tentu muncul lagi dalam sepuluh tahun ke depan.


*Penulis merupakan mahasiswa S2 PPKn Universitas Negeri Padang. Bisa dihubungi lewat akun Twitter di @hendrafm7

**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.

Komentar