Membosankan Seperti Milner

Backpass

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Membosankan Seperti Milner

Wonderkid. Istilah itu digunakan untuk mendeskripsikan pemain-pemain muda penuh potensi. Calon bintang masa depan. Ekspektasi tinggi diemban mereka yang memiliki label ini. Jika sukses seperti Lionel Messi, beberapa mengatakan bahwa mereka tahu Messi sebelum berhasil menjadi bintang. Apabila gagal seperti Freddy Adu, karier mereka sulit untuk kembali ke jalur yang tepat.

Dua spektrum itu saling memunggungi satu sama lain dan di antara mereka, berdiri James Philip Milner. Lahir 4 Januari 1986 di Wortley, pemain Tim Nasional Inggris ini memulai karier profesionalnya di Leeds United. Masuk sebagai pemain pengganti untuk Jason Wilcox saat partai boxing day 2002 melawan Sunderland, Milner merupakan pemain termuda di Premier League dengan usia 16 tahun dan 356. Rekor yang kemudian dipecahkan James Vaughan sekitar tiga tahun kemudian.

Terry Venables yang memberikan Milner debut sebagai pesepakbola profesional sudah mengetahui talenta yang ia miliki sejak awal. Menulis untuk The Independent, Venables bercerita bagaimana permainan Milner saat berulang tahun ke-17 masih melekat di ingatannya.

"Aku memberi Milner debut saat dia masih berusia 17 tahun. Lalu beberapa hari kemudian, dirinya tepat berulang tahun ke-17. Kami (Leeds United) ada di situasi yang sulit dan tidak memiliki penyerang. Aku dorong Eirik Bakke ke depan dan James menjadi duetnya. Kami menang 1-0," tulis Venables.

Permainan virtual `Championship Manager` tidak memasukkan nama Milner sebagai wonderkid di edisi 2001/02 mereka. Padahal permainan tersebut dapat dikatakan menjadi salah satu faktor mengapa label `wonderkid` begitu sering digunakan. Namun bagi Vanables, Milner tetap pemain hebat di usia muda. Ia bahkan menyebut James Milner sebagai `Master of Versatility` atau ahli dari keserbagunaan.

"Dia tahu dirinya ingin menjadi seorang pemain dan tahu hal itu akan terjadi," ungkap Venables. Sial bagi James Milner, dirinya bukanlah Francesco Totti atau Steven Gerrard yang sinonim dengan sebuah kesebelasan tertentu. Bukan Messi atau Cristiano Ronaldo yang sering menjadi penyelamat kesebelasan mereka di situasi genting. Bukan juga Mario Balotelli atau Nicklas Bendtner yang kerap kali bertingkah menggelitik. Milner hanyalah pemain yang membosankan.

Juli 2013, sebuah parodi tentang Milner yang membosankan bahkan muncul di media sosial, Twitter. Latar di balik kelahiran parodi ini masih abu-abu. Dalam sebuah forum suporter Liverpool di Reddit hanya ada satu peserta yang memberikan dasar jelas tentang asal-usul julukan ini.

Kabarnya hal itu berasal dari respons Milner saat ditanya pihak Manchester City; "Apa momen yang paling lucu bersama tim?", lalu Milner menjawab, "Saat aku sedang duduk di bangku pemain pengganti dan salah satu dari pemain mengucapkan sesuatu yang lucu. Kami semua tertawa".

Sementara mayoritas dari peserta forum tersebut mengatakan karena Milner adalah contoh pemain profesional yang baik. Selalu bekerja keras dan fokus kepada sepakbola. Hal itu juga dikatakan oleh Terry Venables dalam tulisannya. "Milner adalah pemain yang baik dan sangat-sangat pekerja keras. Dia bisa bermain di berbagai posisi dan itu membuatnya sukses," kata Venables.

Milner bukan pemain yang sering mewarnai media sosial dengan potongan rambut baru ataupun foto berlibur di pantai. Milner bukan pemain termahal dunia ataupun bintang paling bersinar di kesebelasan yang ia bela. Selalu ada Alan Smith, Alan Shearer, Gareth Barry, Mohamed Salah, dan lain-lain yang lebih disorot dari dirinya. Tapi Milner sudah menghiasi lapangan hijau sejak 2002, main di bawah 20 manajer berbeda, dan langganan tim nasional sejak masih remaja.

Pada 2010, Milner pernah menyabet gelar pemain muda terbaik versi Asosiasi Pemain Profesional (PFA). Tahun yang sama, The Guardian bahkan menggadang-gadang Milner untuk jadi Kapten Inggris di masa depan.

Namun saat itu Milner sudah matang, berusia 24 tahun. Bermain secara profesional selama delapan tahun tapi baru mendapatkan penghargaan pertamanya. Bandingkan dengan Kylian Mbappé yang mendapat penghargaan pertamanya beberapa bulan setelah diperkenalkan ke tim senior AS Monaco.

Kemampuan Milner yang bisa beradaptasi di berbagai posisi membantu dirinya mendapat tempat di sebuah kesebelasan. Dengan begitu, masing-masing nakhoda tim yang memiliki Milner dapat membeli pemain tanpa harus takut memiliki terlalu banyak stok di posisi serupa. Milner debut sebagai sayap kiri di Leeds United, kemudian bertransformasi menjadi bek ataupun gelandang sesuai kebutuhan.

Dengan kemampuan tersebut, Milner juga membantu tim yang ia bela andai kata kekurangan posisi di salah satu sektor, seperti saat Terry Venables tidak memiliki penyerang. Sebenarnya, pemain yang bisa bermain di berbagai posisi seperti Milner adalah hal biasa. Ajax Amsterdam bahkan meminta pemain-pemain muda mereka untuk belajar semua posisi sebelum diplot ke satu pos. Namun tidak semua bisa jadi seperti Milner. Craig Gardner, Aleksandr Hleb, Rafael Marquez, menurun sejalan dengan usia mereka. Kerja keras yang membedakan Milner.

Frank Lampard juga pernah mengatakan hal serupa tentang kerja keras Milner. "Kerja keras yang dilakukan Milner sepanjang karier dia sampai-sampai disebut membosankan; Dia `membosankan` karena waktu yang ia luangkan untuk pergi latihan menjaga tubuhnya dan mempersiapkan diri. Itu tidak bisa Anda abaikan".

Kerja keras Milner baru mendapat apresiasi pada 2017/18 saat Liverpool dalam perjalanan mereka menuju final Liga Champions. Saat itu berbagai media mulai ramai menyebut Milner sebagai `unsung hero`, pahlawan tanpa tanda jasa layaknya seorang guru.

Sebelum itu, parodi Twitter @BoringMilner `lebih terkenal` dibandingkan James Milner, sang pemain. Bahkan Milner sering kali mendapat pertanyaan tentang parodi tersebut saat konferensi pers atau wawancara eksklusif. Manchester City bahkan memanfaatkan fenomena tersebut jadi sebuah serial di kanal YouTube mereka.

James Philip Milner mungkin bukan pemain dengan label wonderkid di masa mudanya. Namun seiring perjalanan waktu, dirinya bisa bertahan lebih lama dari beberapa nama yang mendapatkan status tersebut. "Millie seperti anggur —anggur merah yang bagus. Dia sadar kita bisa bermain lebih baik dan biasanya main lebih baik. Dia tidak senang dengan apa yang dia lihat dan bersuara tentang hal itu. Dirinya yang sadar bahwa Liverpool butuh perubahan. Millie benar-benar seorang pemimpin," aku Jürgen Klopp.

Komentar