Menengok Sisa Warisan Moyes di Man United

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Menengok Sisa Warisan Moyes di Man United

Oleh: Masdar Hilmi*

David Moyes barangkali adalah nama yang tak terlalu meninggalkan jejak manis di kalangan pendukung Manchester United. Ia datang dari Everton menggantikan sang legenda, Sir Alex Ferguson. Sayang penampilan Manchester United lebih sering tak impresif selama di bawah asuhan Moyes. Banyak faktor yang memengaruhi memang, mulai dari pergantian staf besar-besaran hingga para pemain yang bergantian tampil di bawah performa yang semestinya.

Moyes barangkali nama yang tidak terlalu ingin dikenang. Meski demikian, Moyes masih meninggalkan jejak warisan di Manchester United. Hal tersebut berupa dua pemain yang didatangkannya ke kesebelasan, yaitu Marouane Fellaini dan Juan Mata.

Marouane Fellaini

Pemain pertama yang dibahas yaitu Marouane Fellaini. Dia menjadi satu-satunya pemain Everton yang menyusul Moyes bergabung ke Manchester United. Koneksi Moyes jelas berperan atas transfer ini. Keunggulan fisik menjadi ciri Fellaini selama di lapangan. Fisik yang menjulang cocok untuk permainan bola atas baik bertahan atau menyerang. Kontrol dadanya ketika menerima umpan jauh menjadi keunggulan lain Fellaini. Namun ia tak terlalu populer bagi pendukung Man United.

Permainan fisiknya memang tak terlalu menarik untuk dilihat. Terkadang permainannya menjadi bumerang kala pertandingan. Pernah dia masuk sebagai pemain pengganti melawan mantan kesebelasannya, Everton, menjelang akhir babak kedua. Tak lama berselang dia “memberi” penalti yang diselesaikan dengan baik oleh Everton. Hasil itu sekaligus membuat Everton memaksakan hasil imbang 1-1. Tentu saja marahlah dunia maya atas aksi Fellaini tersebut.

Uniknya Fellaini masih bertahan setelah melewati masa manajer interim Ryan Giggs, juga manajer permanen pada diri Louis van Gaal dan José Mourinho. Van Gaal dan Mourinho malah sering menjadikan Fellaini sebagai "kartu as" terutama ketika babak kedua seakan berjalan buntu. Kemampuan udara Fellaini akan digunakan untuk membantu pertahanan atau malah meneror pertahanan lawan.

Bisa jadi etos kerja Fellaini yang menjadikan para manajer Manchester United enggan melepasnya. Hal yang bisa jadi luput dari perhatian pendukung ataupun pengamat. Mourinho sendiri pernah menyebut lebih mudah kesebelasan lain membeli dirinya daripada Fellaini. Pernyataan itu menjadi bukti pentingnya Fellaini bagi Man United dalam hal ini Mourinho. Diraihnya juara Europa League bagi United juga andil peran dari Fellaini. Sebuah golnya di semifinal dan bermain penuh di final sejak sepak mula membuktikan hal itu.

Juan Mata

Sementara Juan Manuel Mata menjadi kebalikan Fellaini. Jika Fellaini terkenal akan kemampuan fisik maka Mata dikenal karena kemampuan teknisnya. Datang dari Chelsea di pertengahan musim, hal itu yang mengundang perdebatan karena perpindahan pemain kunci memang jarang terjadi. Mata berperan ketika Chelsea meraih juara Liga Champions dan juara Europa League secara beruntun. Lalu ketika Mourinho datang ke Chelsea kembali, ia tak mendapat jaminan tim utama, sehingga memutuskan berpindah ke Manchester United.

Kepindahan ke United tentu saja disambut hangat pendukung. Permainan teknisnya yang diperlihatkan sering menciptakan kegembiraan bagi pendukung Setan Merah. Umpan dan golnya sering membantu kesebelasan meraih poin hingga membantu kemenangan di banyak pertandingan.

Tentunya yang dikenangnya dua gol kemenangan ke gawang Liverpool di Anfield, terutama gol kedua yang tercipta dari proses yang berkelas. Mata, seperti Fellaini, juga berperan dalam keberhasilan United di Europa League tahun 2017. Tampil di final sejak awal seperti halnya Fellaini, Mata juga tampil bermain nyaris penuh di final. Namun akhirnya Mata digantikan oleh Wayne Rooney di sisa waktu tambahan berjalan. Meski demikian perannya tak kecil di gelaran Europa League tahun 2017.

Selama berkarier di Manchester United, Mata sendiri bisa dikatakan termasuk pemain kesayangan para pendukung. Selain karena kemampuan teknisnya, ia nyaris tak pernah menciptakan masalah di dalam dan di luar lapangan. Sikap dan perangainya pun sering terlihat positif dalam berbagai momen. Termasuk di antaranya kedekatan dengan para pemain Setan Merah yang berbahasa Spanyol.

Van Gaal dan Mourinho —yang membuat Mata sebelumnya pergi dari Chelsea— ketika masih menjadi manajer pun sepertinya tak terlalu sering mengeluhkan kinerja Mata. Mata pun sering menulis dalam blog pribadi dan cukup aktif di media sosial yang dimilikinya; hal-hal yang cukup positif dilihat para pendukung klub.

David Moyes

Moyes sendiri tak seberuntung Fellaini dan Mata. Meski ia yang mendatangkan keduanya, nyatanya hal itu ternyata tak cukup mengamankan kursi manajer Manchester United. Langkahnya terhenti hanya 10 bulan dari kontrak 6 tahun yang diberikan. Memang cukup ironis untuk Moyes yang mengantarkan Everton selalu stabil pada Liga Inggris. Hal yang dilakukannya sekitar sebelas tahun. Bahkan Moyes pernah dianugerahi Manager of the Year sebanyak tiga kali dari League Managers Association. Sayang setelah diboyong dari Everton, Moyes tak mampu meraih harapan untuk meneruskan kejayaan Sir Alex Ferguson.

Meski demikian, Moyes masih meninggalkan jejak di Manchester United berupa Fellaini dan Mata yang masih berkarier di Old Trafford hingga kini. Bila dihitung maka masa karier keduanya di Manchester United hampir memenuhi masa kontrak Moyes yang semestinya berlangsung selama 6 tahun.

Dan kini era baru Manchester United dimulai lagi. Sang legenda, Ole Gunnar Solskjær, tiba menangani kesebelasan di sisa musim 2018/19. Ole datang menggantikan Mourinho yang diberhentikan kesebelasan di tengah jalan. Memang masih awal, namun menarik untuk Fellaini dan Mata bekerja di bawah asuhan Solskjær.

Apakah keduanya masih akan bertahan di kesebelasan untuk meneruskan masa mengabdi, atau justru berpindah tempat? Jendela transfer musim dingin sudah dibuka, semuanya bisa terjadi. Namun sejauh ini, baik Fellaini dan Mata adalah sisa-sisa warisan David Moyes di Manchester United.


*Penulis berprofesi sebagai guru. Bisa dihubungi lewat akun Twitter @hilmi_masdar

**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.

Komentar