Maxi Menyisir Sayap Liverpool

Backpass

by redaksi

Maxi Menyisir Sayap Liverpool

Cuma 30 bulan Maximilian Ruben Rodriguez berkarier di Liverpool. Pemain yang karib disapa Maxi Rodriguez ini bergabung pada jendela transfer musim dingin 2009/10 dengan status bebas transfer dan pergi pada akhir musim 2011/12. Tapi walaupun kebersamaannya dengan Liverpool terbilang singkat, Maxi cukup ikonik di mata para pendukung Liverpool.

Saat didatangkan manajer Liverpool saat itu, Rafael Benitez, Maxi diharapkan bisa membuat Fernando Torres makin kerasan di Liverpool. Keduanya pernah sama-sama berbaju Atletico Madrid. Di Atleti, Torres adalah kapten tim. Ketika hijrah ke Liverpool pada 2007, Maxi adalah sosok yang ditunjuk jadi kapten Atleti pengganti Torres.

Maxi bisa bermain di sayap kanan, kiri atau gelandang serang tengah. Di awal kedatangannya, dia harus bersaing dengan Yossi Benayoun, Albert Riera, Ryan Babel, dan Dirk Kuyt untuk mendapatkan tempat di salah satu sisi lini serang Liverpool yang menggunakan pola dasar 4-2-3-1.

Maxi sendiri adalah tipikal pemain sayap yang gemar menyelesaikan sendiri peluangnya. Dia bukan winger yang difungsikan untuk melayani para penyerang. Tak heran dalam total 73 kali bermain untuk Liverpool, hanya empat asis yang diciptakannya. Pemain asal Argentina ini memang didatangkan untuk menambah daya serang Liverpool.

"Dia [Maxi] nyaman saat menguasai bola, bisa memberikan umpan yang baik, dan tidak mudah kehilangan bola. Dia hebat dalam menusuk ke kotak penalti dan mencetak gol. Dia juga penyelesai akhir yang baik," tukas Benitez pada Sky Sports saat memperkenalkan Maxi.

Di Atleti, dalam 145 laga, Maxi mencetak 45 gol. Torehan itu meningkat dari catatannya saat membela Espanyol sebelumnya di mana ia "hanya" mampu mencetak 26 gol dari 111 penampilan. Lebih jauh, kemampuannya dalam menggiring bola dan menusuk kotak penalti bisa membuat pemain bertahan lawan terpancing untuk menjaga dan menghalaunya; itu bisa membukakan ruang bagi pemain lain.

Tapi gol yang ditunggu-tunggu Benitez dari Maxi nyatanya tidak terlalu sering terjadi. Di setengah musim perdananya, satu-satunya gol yang ia cetak terjadi pada pekan ke-36, saat Liverpool menjungkalkan Burnley dengan skor 4-0.

Di musim kedua, secara total, Maxi tercatat mencetak 10 gol. Ada perubahan pola yang dilakukan Benitez [ralat; Roy Hodgson]. Pemain yang membawa Argentina runner-up Piala Dunia 2014 ini awalnya sering ditempatkan di sayap kanan, namun mulai rajin ditempatkan di sisi kiri dalam formasi dasar 4-4-2. Begitu pula saat Hodgson didepak pada pertengahan musim dan digantikan Kenny Dalglish. Dalglish pun lebih suka memasang Maxi di sayap kiri.

Mencetak tiga gol pada paruh musim pertama, Maxi mencetak tujuh gol di era Dalglish. Bukan berarti Maxi lebih tajam bersama Dalglish. Toh, tujuh gol yang dicetaknya itu hasil dari tiga laga saja, yang artinya Maxi tetap jarang mencetak gol. Pada pekan ke-34 dan 36, Maxi memang mencetak hattrick ke gawang Newcastle United dan Birmingham.

Walau begitu kemampuan dan kelebihan Maxi dalam menyisir sayap Liverpool cukup membuat The Kopites, para pendukung Liverpool, menggemarinya. Bahkan Maxi mendapatkan chant khusus dari para pendukung Liverpool. Biasanya setelah Maxi mencetak gol, para Kopites di Anfield akan menyanyikan potongan lagu Buddy Holly yang berjudul Heartbeat untuk memuja Maxi.

Dah da da da da,

Dah da da da da,

Dah da da da da,

Dah da da da da,

Maxi, Maxi Rodriguez,

Runs down the wing for me



Maxi tersentuh dengan adanya chant khusus yang diperuntukkan untuknya. Karenanya ketika ia mengakhiri kontraknya lebih cepat untuk kembali ke kampung halamannya dan membela kesebelasan pertamanya, Newell`s Old Boys, Maxi membuat surat terbuka untuk Liverpool dan para pendukungnya.

"Teruntuk, The Reds. Aku meninggalkan Liverpool FC hari ini. Sebelum bergabung LFC, aku melihat klub ini sebagai salah satu kesebelasan terbesar di dunia. Setelah aku menghabiskan waktu di sini, dapat aku pastikan bahwa tim ini bukan sekadar klub besar, tapi juga keluarga besar."

"Aku sudah melakukan segalanya setiap hari selama mengenakan simbol LFC di dada. Ini kebanggaan buatku karena bisa mempertahankan simbol ini selama dua setengah tahun."

"Sekarang aku pulang ke rumah dengan koper yang penuh dengan kenangan indah, teman baik, juga keluarga besar yang telah bekerja sama setiap hari di klub ini. Terima kasih atas dukungan kalian. Kalian tidak akan bisa membayangkan betapa bangganya aku ketika kalian menyanyikan, `Maxi, Maxi Rodriguez runs down the wing for me dah da da da da da..."

Maxi meninggalkan Liverpool dengan total 17 gol dari 73 penampilan. Di musim terakhirnya, Maxi mempersembahkan Piala Liga untuk Liverpool —satu-satunya piala yang diraih Maxi di Liverpool. Sempat hijrah lagi ke Penarol, Maxi saat ini masih bermain dan kembali membela Newell`s Old Boys.

Komentar