Komdis PSSI Resmi Hukum Bambang Suryo Seumur Hidup

Berita

by redaksi

Komdis PSSI Resmi Hukum Bambang Suryo Seumur Hidup

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kembali memberikan hukuman tegas kepada para pelaku yang diduga sebagai pelaku pengaturan skor (match-fixing) dan mafia bola. Sebelumnya Komdis telah menghukum kesebelasan PS Mojokerto Putra dan sang pemain, Krisna Adi.

Melalui surat komdis dengan nomor 024/L3/SK/KD-PSSI/XII/2018 yang dikeluarkan Selasa (26/12), Bambang Suryo (BS) mendapatkan hukuman larangan beraktivitas dalam ruang lingkup sepakbola Indonesia seumur hidup terkait pelanggaran disiplin.

Hukuman itu diberikan komdis lantaran yang bersangkutan diduga melakukan tingkah laku buruk pada pertandingan PSN Ngada kontra Persekam Metro FC pada 26 November 2018 saat kompetisi Liga 3 sedang berlangsung. Bambang Suryo diduga berupaya menyuap manajaer PSN Ngada, Kletus Gabhe.

Di acara Mata Najwa beberapa waktu lalu, BS mengakui bahwa dirinyalah yang mengirimkan pesan kepada pelatih PS Ngada. Namun BS mengatakan bahwa pesan yang dia kirimkan dimaksudkan untuk “ngetes” apakah masih ada pengaturan skor (setelah kemunculannya yang pertama di Mata Najwa) dan juga ditujukan sebagai jebakan.

Jika pada saat itu Manajer PSN Ngada menyetujui tawaran tersebut, maka BS akan segera melaporkannya ke polisi. Dirinya pun menyangkal tuduhan jika dirinya ingin “membantu” PSN Ngada untuk lolos.

“Bahwa pada tanggal 10 November 2018, pelatih PSN Ngada Sdr. Kletus Gabhe mendapat WhatsApp (WA) dari Manajer Persekam Metro FC Sdr. Bambang Suryo untuk mengucapkan selamat kepada tim PSN Ngada dan menanyakan target tim PSN Ngada karena lolos ke putaran 32 Besar Nasional. Lalu pada 21 November 2018, kembali mendapat WA dari Bambang Suryo dengan pertanyaan “ada target lolos?” dan sekaligus menyampaikan jika ingin lolos maka harus menyerahkan uang sejumlah seratus juta rupiah,” kata Ketua Komdis PSSI, Asep Edwin, dilansir dari laman resmi PSSI.

Nama Bambang Suryo akhir-akhir ini memang sedang ramai diperbincangkan masyarakat sejak kesaksiannya terhadap berbagai praktik pengaturan skor yang ada di Indonesia saat menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa.

Di acara tersebut BS juga menceritakan bagaimana dirinya sempat menjadi runner dari para bandar judi sepakbola baik dari Indonesia maupun internasional.

“Kami sangat merasa terbantu karena setiap orang mengeluarkan statement berupa indikasi adanya hal-hal yang merusak integrasi sepakbola,” ujar Ratu Tisha. “Oleh karena itu, kami langsung meminta Komdis PSSI untuk memanggil kembali termasuk Bambang Suryo. Bambang Suryo juga sudah bertemu Komdis PSSI belum lama ini.”

Atas kesaksiannya di acara tersebut, PSSI selaku organisasi pemegang otoritas tertinggi sepakbola di Indonesia melalui komdisnya memanggil BS pada Rabu (19/12) untuk dimintai keterangan terkait kabar pengaturan skor dan maksud pesan yang dirinya kirimkan kepada Gabhe.

“Dan yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan Komite Disiplin PSSI tanpa alasan yang patut dan lebih memilih hadir pada acara di sebuah TV swasta pada malam hari dan diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin,” tulis Komdis PSSI dalam pernyataan resminya.

Komdis pun menyatakan dalam pernyataan resminya bahwa BS juga sempat dihukum seumur hidup oleh komdis pada tahun 2015. Namun hukuman tersebut diputihkan ketika Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI yang baru di tahun 2016.

“Keputusan dari Komdis PSSI ini menguatkan keputusan Komdis PSSI di tahun 2015 dengan merujuk kepada pasal 72 ayat (4) jo. pasal 141 Kode Disiplin PSSI, Sdr. Bambang Suryo dihukum larangan ikut serta dalam aktifitas dalam kegiatan sepakbola di lingkungan PSSI seumur hidup karena telah terjadi pelanggaran terhadap pasal 72 ayat (4) jo. pasal 141 Kode Disiplin PSSI,” tulis komdis.

PSSI di tahun 2015 memang pernah menjatuhkan hukuman kepada BS. Saat itu BS sempat mengomentari terkait adanya pengaturan skor di Indonesia melalui media sosial, tetapi komdis menilai pernyataan yang dikeluarkan BS adalah sebuah kebohongan dan BS dinlai hanya ingin menambah panas situasi.

“Katanya mau membantu PSSI untuk mengungkapkan judi dan rantai match-fixing dan lain-lain. Namun hingga saat ini tidak membantu,” tutur Ketua Komdis yang dahulu, Ahmad Yulianto.

Saat menerima hukuman dari PSSI di tahun 2015, BS mengomentari keputusan komdis dengan mempertanyakan legitimasi keputusan PSSI. “Yang menghukum ini siapa? Tim transisi atau PSSI yang dibekukan,” kata Bambang seperti dilansir Bola.net. “Kalau PSSI, wong mereka sendiri dibekukan, kok mau menghukum orang,” ujarnya melanjuti.

Secara lebih lanjut, Bambang juga dibuat terheran-heran karena merasa pada saat itu dirinya tidak memilki hubungan apapun yang berkaitan dengan PSSI: “Saya bukan pemain. Bukan pula pelatih, apalagi pengurus. Lalu, bagaimana PSSI mau menghukum saya?”

Dalam laman resminya, PSSI menulis bahwa mereka sedang merancang sebuah bentuk pertemuan dengan kepolisian dan juga FIFA untuk membicarakan langkah strategis. PSSI juga sedang berusaha memerangi match-fixing atau match manipulation. PSSI pun menaruh harapan bagi semua pihak untuk dapat bekerja sama memberantas praktik-praktik yang mencemari nama sepakbola Indonesia.

Komentar