Milan Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Berita

by redaksi

Milan Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

AC Milan harus mengubur mimpinya untuk lolos ke babak 32 besar Liga Europa UEFA setelah dikalahkan wakil Yunani, Olympiacos, dengan skor 1-3 di Stadion Kraiskakis, Piraeus, Jumat (14/12) dini hari WIB. Pada laga tersebut, Milan hanya membutuhkan hasil imbang atau kalah hanya dengan selisih satu gol untuk memastikan diri lolos ke babak selanjutnya. Namun apa daya, mereka kalah.

Meski memiliki jumlah poin yang sama dengan Olympiacos, Milan harus tersingkir karena mereka kalah selisih gol dari kesebelasan asal Yunani tersebut. Uniknya, Internazionale Milan dan Napoli sebagai wakil Italia lainnya terlempar ke babak 32 besar Liga Europa setelah tersingkir dari fase grup Liga Champions dengan menempati peringkat ketiga.

Lebih lucunya lagi, Inter —sebagai rival Milan— yang sudah baik-baik menyusul Milan ke Liga Europa, malah ditinggal oleh Milan.

Dengan hasil tersebut Milan menorehkan catatan terburuk di pentas Eropa sejak 17 tahun terakhir. Terakhir kali Milan tidak lolos dari fase grup kompetisi Eropa adalah saat musim 1999/00. Ketika itu mereka menduduki posisi juru kunci Grup H Liga Champions di bawah Chelsea, Hertha Berlin, dan Galatasaray.

Milan juga selalu menjadi pesakitan di pentas Eropa. Semenjak menjadi jawara Liga Champions 2006/07, capaian terbaik mereka hanyalah perempat final Liga Champions 2011/12 saat mereka disingkirkan Barcelona dengan agregat 1-3. Kemudian setelah absen tiga musim dari pentas Eropa, Milan hanya mampu mencapai babak 16 besar Liga Europa musim lalu kala mereka disingkirkan Arsenal dengan agregat 1-5.

Menanggapi hasil mengecewakan tersebut, Direktur Olahraga Milan, Leonardo Araujo, menyalahkan wasit atas hasil yang menimpa timnya. Laonardo mempertanyakan keputusan pengadil lapangan saat Olympiacos dihadiahi penalti. Dia juga kecewa karena Video Assistant Referee (VAR) masih belum digunakan di kompetisi Eropa.

“Kami keluar dari Liga Europa dan harus mengevaluasi segalanya. Saya hanya ingin melihat rekaman gol dan penalti sebelum mengatakan apa yang saya pikirkan,” ujarnya kepada Sky Italia.

“Jika Anda keluar dari Liga Europa untuk sesuatu seperti itu, di masa VAR, menjadi sulit untuk menerima hasilnya. Sungguh konyol bahwa instrumen seperti VAR yang digunakan semua orang saat ini tidak dapat digunakan di turnamen Eropa.”

Lebih lanjut Leonardo juga kecewa dengan pendukung Olympiacos yang terus-terusan mengeluarkan bunyi-bunyian. Pria berusia 49 tahun tersebut menilai bahwa bunyi-bunyian tersebut mengganggu konsentrasi Gonzalo Higuain dan kawan-kawan.

“Kami juga mengeluh karena ada suara aneh setiap kali kami menyerang. Saya tidak tahu apakah itu seruling atau klakson atau apa, tapi tidak adil untuk menggunakan suara seperti itu untuk mengalihkan perhatian setiap kali kami menyerang. Itu benar-benar menjengkelkan. Wasit seharusnya menghentikan permainan dan meminta mereka untuk menghentikannya.”

Manajer Milan, Gennaro Gattuso, memiliki pandangan berbeda. Gattuso enggan menjadikan keputusan wasit dan bunyi-bunyian pendukung di stadion sebagai alasan kekalahan kesebelasannya.

“Oke, Anda dapat berbicara soal mereka yang melempar bola ekstra ke lapangan dan suara trompet yang aneh, tetapi kami harus fokus pada apa yang bisa kami lakukan untuk membuat Milan menjadi kesebelasan yang lebih baik. Ini suasana yang sulit, tetapi itu tidak boleh jadi alasan. Wasit juga menghukum kami, tetapi kami tetap dapat memenanginya. Kami sering terlihat seperti melakukan banyak hal tanpa banyak keyakinan, seolah-olah kami tidak ingin melukai pihak lawan,” kata Gattuso.

Larangan Berpartisipasi di Pentas Eropa

Bek tengah Milan, Ignacio Abate, tak ingin terus larut dalam kesedihan. Abate mengungkapkan bahwa kesebelasannya harus tetap menegakkan kepala dan terus berkonsentrasi untuk finis di empat besar Serie A guna mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan.

“Kami perlu mengambil langkah lain. Sekarang kami harus berkonsentrasi di Serie A, karena kami bisa finis di empat besar dan lolos ke Liga Champions,” kata Abate.

Akan tetapi nampaknya pernyataan Abate tersebut hanyalah harapan kosong belaka. Pasalnya Milan masih berkutat dengan ancaman larangan berpartisipasi di kompetisi Eropa musim yang akan datang. Hal ini menyusul kasus Financial Fair Play (FFP) yang menimpa I Rossoneri.

“Milan akan dikeluarkan dari partisipasi pada kompetisi klub UEFA selanjutnya, seandainya mereka lolos dalam dua musim ke depan,” bunyi pernyataan resmi UEFA. Itu artinya, finis di empat besar Serie A musim ini pun tetap akan menjadi percuma jika banding Milan ditolak oleh UEFA.

Sebenarnya sebelumnya Milan juga dilarang mendaftarkan sebagian pemainnya di Liga Europa Januari mendatang andai mereka lolos ke babak gugur. Dan benar saja, Milan tidak perlu mendaftarkan satu pemain pun karena mereka sudah tersingkir dari Liga Europa.

Nasibmu, Milan. Sudah disusul Inter ke Liga Europa, kalian malah pergi duluan...

(ham/dex)

Komentar