Sterling Melawan Rasisme

Berita

by redaksi

Sterling Melawan Rasisme

Manchester City akhirnya menerima kekalahan pertamanya musim ini saat bertandang ke markas Chelsea, Stamford Bridge dalam lanjutan pekan ke-16 Liga Primer, Minggu (09/12). Anak asuhan Pep Guradiola tersebut harus terdiam ketika N’Golo Kante mencetak gol pertama bagi Chelsea pada menit ke-45 yang disusul gol David Luiz di menit ke-78.

Kemenangan Chelsea atas City ini memutus rekor 15 pertandingan tidak terkalahkan Manchester City di liga. Tapi catatan itu harus tercoreng lantaran dugaan aksi tidak terpuji dari para pendukungnya. Para pendukung Chelsea diduga mengeluarkan teriakan bernada rasis pada pemain City, Raheem Sterling, ketika pemain timnas Inggris itu sedang mengambil bola dari luar garis gawang.

Insiden ini tak luput dari pantauan Federasi Sepakbola Inggris, FA. “Kami menganggap seluruh tuduhan diskriminasi dengan sangat serius. Kami akan bekerja sama dengan pihak klub serta otoritas terkait untuk memastikan perkara ini dapat ditangani dengan baik,” tulis pernyataan FA, dilansir dari Sky Sports.

“Kami mengecam segala bentuk diskriminasi. Karenanya, kami mengajak para pendukung serta partisipan yang menjadi korban untuk melaporkan tindakan diskriminasi yang diterima kepada pihak terkait,” lanjut pernyataan FA.

Kepolisian Metropolitan pun telah mengkonfirmasi bahwa mereka sedang meninjau rekaman dugaan rasisme terhadap Sterling. Belum ada penangkapan terhadap pelaku, tetapi sebuah pernyataan polisi mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui beredarnya video tersebut.

"Kami akan meninjau rekaman untuk menentukan apakah ada pelanggaran,” ujar pihak Kepolisian seperti dilansir dari ESPN.

Pihak Chelsea sendiri belum akan mengambil tindakan terkait masalah ini. Mereka masih menunggu hasil laporan dan investigasi pihak kepolisian.

Sterling sendiri tidak merespons berlebihan terhadap apa yang menimpanya di laga melawan Chelsea. Dia mengetahui hal itu namun enggan mempermasalahkannya lebih lanjut. Lewat akun Instagramnya, @sterling7, Sterling justru menuding bahwa rasisme yang ada justru dipelihara media, salah satunya Daily Mail, yang memperlakukan tidak adil dua rekan satu timnya, Tosin Adarabioyo dan Phil Foden.

View this post on Instagram

Good morning I just want to say , I am not normally the person to talk a lot but when I think I need my point to heard I will speak up. Regarding what was said at the Chelsea game as you can see by my reaction I just had to laugh because I don’t expect no better. For example you have two young players starting out there careers both play for the same team, both have done the right thing. Which is buy a new house for there mothers who have put in a lot of time and love into helping them get where they are, but look how the news papers get there message across for the young black player and then for the young white payer. I think this in unacceptable both innocent have not done a thing wrong but just by the way it has been worded. This young black kid is looked at in a bad light. Which helps fuel racism an aggressive behaviour, so for all the news papers that don’t understand why people are racist in this day and age all i have to say is have a second thought about fair publicity an give all players an equal chance.

A post shared by Raheem Sterling x ? (@sterling7) on

"Apa seharusnya yang saya katakan adalah mendapatkan publisitas yang adil dan memberikan semua pemain kesempatan yang sama," katanya dilansir dari BBC.

Judul berita itu mengacu pada Adarabioyo yang sedang dipinjamkan ke West Bromwich Albion, berfokus pada bagaimana Adarabioyo menghabiskan uang sebesar 2,25 juta paun untuk sebuah properti meski belum pernah bermain di Liga Primer. Sebaliknya, Foden diberitakan membeli rumah seharga dua juta dolar untuk ibunya yang kemudian digambarkan seperti sedang mengatur masa depan.

"Anda memiliki dua pemain muda, keduanya bermain untuk tim yang sama, keduanya telah melakukan hal yang benar, yaitu membeli rumah baru untuk ibu mereka yang telah menghabiskan banyak waktu. Tetapi coba bandingkan, bagaimana surat kabar menyampaikan pesan mereka untuk pemain muda yang berkulit hitam jika dibandingkan dengan pemain muda kulit putih itu,” kata Sterling.

"Saya pikir ini tidak dapat diterima, anak muda kulit hitam ini dipandang dalam pandangan yang buruk. Hal tersebut dapat memicu rasisme dan tindakan yang agresif."

Apa yang dikatakan Sterling tidak berlebihan. Bahkan sebelumnya dirinya pun pernah menjadi korban "rasisme" dari The Sun. Ketika itu, soal rasisme terhadap Sterling heboh karena The Sun memberitakan tato baru Sterling bergambar senjata api di kakinya. The Sun bahkan mencatut komentar seseorang yang menginginkan Sterling tidak dibawa ke Piala Dunia 2018.

Baca juga: Ketidakadilan The Sun Pada Raheem Sterling

The Black Collective of Media in Sport (BCOMS), organisasi yang melindungi para pemain berkulit hitam di dunia olahraga, menilai bahwa komentar Sterling berfungsi sebagai pelecut, tidak hanya untuk surat kabar, tetapi semua media. BCOMS pun juga mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan menemani Raheem Sterling dan mengucapkan terima kasih karena telah mengangkat isu tentang bagaimana media menggambarkan para pemain dan komunitas kulit hitam di seluruh negeri.

Lord Ouseley, pendiri badan anti-diskriminasi Kick It Out, telah menyerukan para pemimpin dalam sepakbola harus menangani sebuah tindakan rasisme secara serius.

"Apa yang terjadi di Chelsea menunjukkan hal tersebut masih terjadi di sepakbola," katanya kepada BBC Sport. "Di mana (kepala eksekutif Liga Primer) Richard Scudamore, (ketua FA) Greg Clarke, dan (ketua Chelsea) Bruce Buck seharusnya berbicara terkait masalah ini.”

Ouseley juga mengatakan bahwa media cetak menargetkan semua pemain, tidak hanya pemain kulit hitam saja, Kick It Out juga sudah membuat komentar terhadap perlakukan berbeda media kepada Raheem Sterling.

"Dia telah menerima tekanan buruk selama beberapa tahun terakhir karena gaya hidupnya dan jelas ada masalah. Atas hal itu jelas menambah prasangka saya dan saya menaruh simpati untuknya.

Bukan yang Pertama

Bukan kali ini saja pendukung Chelsea terlibat dalam aksi berbau rasisme. Beberapa pendukung Chelsea sebelumnya sempat didakwa atas kasus rasisme terhadap Alvaro Morata pada September tahun lalu. Chelsea pun sudah sukses menghentikan dan memberikan sanksi kepada para pelaku.

Selain itu pada tahun 2015, pendukung The Blues sempat tertangkap kamera CCTV saat mendorong seorang berkulit hitam yang diketahui bernama Souleymane dari kereta bawah tanah di Paris, Perancis, sesaat setelah menyaksikan pertandingan Liga Champions. Ketika itu Chelsea berhadapan dengan Paris-Saint Germain. Sebagai korban tindakan rasisme, Souleymane pun sedikit berkomentar agar para pelaku harus mendapatkan hukuman. "Orang-orang ini, para suporter Inggris ini harus dipenjarakan," katanya kepada surat kabar lokal Le Parisien.

Chelsea merespons dengan mengundang Souleymane untuk datang menyaksikan pertandingan secara langsung di Stamford Bridge. Menurut Pelatih Chelsea saat itu, Jose Mourinho, undangan tersebut sebagai bentuk penyesalan dan permintaan maaf Chelsea atas ketidaknyamanan yang dibuat oleh sebagian pendukungnya.

"Saya berharap dia mau memenuhi undangan kami. Tujuannya jelas, agar dia mengetahui bagaimana reaksi para pendukung Chelsea yang ikut bersedih atas kejadian yang menimpa dirinya," kata Mourinho.

Komentar