Futsalisme Sepakbola

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Futsalisme Sepakbola

Oleh: Fajar Aprilian*

Sepakbola dan futsal adalah dua olahraga yang tak bisa dipisahkan. Kedua olahraga ini punya hubungan yang begitu erat. Selain karena Futsal sendiri merupakan olahraga yang lahir dari sepakbola, futsal dan sepakbola juga merupakan olahraga yang dinaungi federasi yang sama, yakni FIFA. Di Indonesia sendiri, meskipun berada di bawah naungan federasi yang sama dengan sepakbola yakni PSSI, tapi futsal dikelola oleh badan lain yang bernama Federasi Futsal Indonesia (FFI).

Futsal bisa dibilang adalah olahraga yang lahir dari sepakbola. Futsal lahir pada 1970 yang diciptakan oleh Juan Carlos Ceriani di Montevideo, Uruguay. Nama futsal sendiri berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol (sepakbola) dan Sala (ruangan), jadi futsal berarti sepakbola dalam ruangan.

Futsal kini menjadi salah satu olahraga yang populer di dunia, pun di Indonesia. Futsal sudah begitu menjamur. Liga profesional, liga usia muda, liga pelajar, liga mahasiswa, sampai kompetisi amatir, kerap diselenggarakan di berbagai daerah. Akademi-akademi futsal kini sudah juga bermunculan. Bahkan wadah dari akademi-akademi futsal sudah dibentuk, bernama AAFI (Asosiasi Akademi Futsal Indonesia).

Gencarnya futsal di Indonesia awalnya banyak dikhawatirkan penggiat sepakbola. Futsal dianggap akan merusak permainan dan karier seorang pesepakbola. Padahal sejatinya, futsal justru bisa dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan pesepakbola.

Dengan tipe lapangan yang lebih kecil, ruang bagi setiap pemain menjadi lebih sempit, dan tempo permainan pun menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan sepakbola. Hal itu menuntut teknik, skill, dan visi bermain yang lebih bagus dari setiap pemainnya. Control, passing, dan support adalah teknik-teknik yang sangat ditekankan dalam futsal.

Di futsal, seorang pemain harus memiliki kontrol bola yang sangat bagus, karena jika kontrol seorang pemain futsal tidak terlalu bagus, dengan jarak lawan yang sangat dekat, akan membuat bola dengan mudah bisa direbut. Di futsal juga, tipe passing yang sering digunakan adalah passing cepat. Karena jika operan lambat akan membuat operan dengan mudah dapat dipotong lawan. Selain itu, tipe passing datar juga lebih sering digunakan dibandingkan dengan umpan lambung, karena umpan datar akan lebih mudah dikontrol pemain.

Di samping kedua aspek di atas, ada satu aspek lain yang juga sangat diperlukan dalam futsal, yaitu support atau dukungan yang berupa pergerakan tanpa bola. Dengan lapangan yang kecil, ruang yang tercipta dalam futsal juga menjadi lebih sempit. Selain itu ruang-ruang yang tercipta sering dengan cepat ditutup lawan. Hal itu membuat sekecil apapun ruang dalam futsal, harus bisa dimaksimalkan dengan cepat. Maka, yang diperlukan bukan sekadar kontrol dan umpan yang bagus dari pemain yang memegang bola, tetapi dukungan dari pemain-pemain lainnya dalam mencari ruang juga sangat menentukan. Karena jika support-nya telat, ruang jadi tertutup, dan bola dengan mudah dapat direbut. Hal ini pada akhirnya menyebabkan counter attack dari lawan, di mana kebanyakan gol-gol yang tercipta dalam futsal berawal dari serangan balik.

Dari ketiga aspek di atas, juga dengan aspek-aspek lainnya yang bisa dipelajari dari futsal, membuat futsal sangat bagus jika bisa dimanfaatkan seorang pesepakbola untuk meningkatkan kualitas mereka. Atau bahkan bisa dimanfaatkan para pelatih sepakbola untuk meningkatkan kualitas para pemain dan permainan timnya.

Banyak pesepakbola dunia juga memanfaatkan futsal untuk meningkatkan olah bola mereka. Beberapa di antaranya adalah Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Xavi Hernadez, hingga Ronaldinho. Dejan Stankovic bahkan mengatakan bahwa jika ia mengingat karir sepakbolanya, maka bisa ia bilang, itu dimulai dari futsal. Pep Guardiola pun mengatakan bahwa ia terinspirasi dari permainan futsal.

Sedangkan untuk dalam negeri, yang terbaru adalah debutan Timnas Senior di Piala AFF yang mencetak gol kontra Timor Leste, yakni Alfath Fatier, merupakan mantan pemain futsal profesional. Ia bersama pesepakbola lainnya yang saat ini memperkuat PSMS medan, yakni Abdul Aziz, pernah memperkuat salah satu tim di Liga Futsal Pro saat itu, yakni FKB. Masih banyak pesepakbola lainnya.

Selain itu, prinsip-prinsip dalam futsal juga kini sudah banyak diterapkan dalam sepakbola. Mulai dari memanfaatkan operan-operan pendek dan cepat, mobilitas pemain dalam mencari ruang, juga memanfaatkan futsal dalam latihan, yaitu dengan pola latihan small side game. Ruang latihan dibuat menjadi lebih kecil untuk menciptakan ruang yang lebih sempit, tempo yang lebih cepat, juga tekanan yang lebih besar. Hal-hal yang disebutkan di atas sebagai hal-hal yang akan dialami ketika bermain futsal.

Dalam futsal juga, setiap pemain dituntut memiliki teknik yang mumpuni, tidak terkecuali seorang kiper. Dalam lapangan yang kecil, kiper dalam futsal tidak hanya berperan untuk menjaga bola agar tak masuk ke gawangnya. Seorang kiper futsal juga terlibat dalam build-up permainan. Bahkan seorang kiper futsal juga bisa berada di lini depan jika sedang memainkan skema powerplay.

Hal itu juga yang kini sangat diperlukan dalam sepakbola modern, di mana hal itu tercermin dalam diri kiper-kiper hebat dunia seperti Manuel Neuer, Ederson, Ter Stegen, dan banyak kiper lainnya, yang dianggap harus ikut terlibat dalam skema permainan. Pelatih tim muda PSG, yang juga mantan pemain PSG dan timnas Italia, Thiago Motta, mengatakan bahwa ia ingin menciptakan skema permainan baru dengan formasi 2-7-2, di mana kiper sangat terlibat dalam permainannya.

Itulah bukti nyata bahwa prinsip-prinsip futsal / ‘futsalisme’ sudah banyak diadopsi dalam sepakbola. Meskipun futsal bisa disebut berasal dari sepakbola, tapi pada akhirnya futsal justru bisa digunakan untuk mengembangkan sepakbola itu sendiri.

Dengan tempo yang cepat ditambah dengan frekuensi mengontrol bola yang tinggi, yang juga seringkali memunculkan skill-skill individu menawan dalam futsal, jika ‘futsalisme’ sudah benar-benar dimanfaatkan betul dalam sepakbola, tentunya akan membuat sepakbola menjadi tontonan yang lebih menghibur. Untuk pemainnya, memanfaatkan teknik-teknik futsal bisa membantu meningkatkan kualitas permainan dalam sepakbola, baik itu untuk individu, atau bahkan untuk tim.


*Penulis merupakan mahasiswa dan pelatih futsal. Bisa dihubungi lewat akun Twitter di @fajar_april14

**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.

Komentar