Tangisan Sadio Mane

Berita

by redaksi

Tangisan Sadio Mane

Senegal berhasil mengalahkan Guinea Khatulistiwa dengan skor 1-0. Kemenangan itu sudah terprediksi. Guinea Khatulistiwa baru menang sekali di babak kualifikasi Piala Afrika 2019 tersebut. Senegal, sementara itu, sudah memastikan lolos ke babak final sejak pertandingan keempat. Senegal tinggal menentukan status juara grup dengan menghadapi Madagaskar yang menempati posisi kedua, berselisih tiga poin.

Saat laga antar Senegal melawan Guinea Khatulistiwa itu berakhir, pemain kedua kesebelasan saling bersalaman selayaknya sebuah pertandingan sepakbola. Para pemain Senegal mensyukuri kemenangan tersebut dengan biasa-biasa saja. Terkecuali Sadio Mane. Usai wasit pertandingan meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, dirinya memilih bersujud.

Awalnya sujudnya itu seperti ekspresi rasa syukur atas kemenangan sebagaimana Mane yang seorang muslim. Tapi ternyata, sambil bersujud, Mane sedang menangis di atas lapangan. Dirinya menangis tersedu-sedan. Bahkan saat rekan setimnya, Cheikh Ndoye, berusaha membangunkannya, winger Liverpool tersebut tampak enggan bangkit dari tanah.

Rekan Mane yang lain kemudian menghampiri. Mereka berusaha menguatkan sang pemain bernomor 10 tersebut. Mane pun berusaha menguatkan diri. Dirinya sempat berkecak pinggang untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Tapi Mane sedang tak baik-baik saja. Karena tak lama kemudian, saat dirinya hendak berjalan menuju ruang ganti, air matanya kembali jatuh. Pemain berusia 26 tahun itu pun berusaha menutupi wajahnya yang merah karena tangisan dengan seragamnya. Sampai akhirnya, Mane menjatuhkan diri kembali karena tak kuasa menahan beban berat yang membuncah di hatinya.



Spekulasi beredar soal penyebab Mane menangis usai laga kelima kualifikasi Piala Afrika tersebut. Beberapa sumber menyebut jika eks pemain Southampton tersebut menangis karena mendapatkan sorakan negatif dari pendukung Senegal pada laga itu, khususnya setelah gagal mencetak gol pada dua peluang emas yang didapatkannya. Sumber lain menyebut tangisan tersebut terjadi karena Mane kecewa dengan permainannya sendiri.

Namun yang pasti, permainan Mane bersama Tim Nasional Senegal memang tengah mendapatkan sorotan negatif dari para pendukungnya. Mane dianggap tidak bermain seimpresif saat di Liverpool ketika berseragam Singa dari Teranga itu.

Kegagalan eksekusi penalti Mane pada babak perempat final Championship of Africa lalu saat menghadapi Kamerun jadi puncak kekecewaan pendukung Senegal padanya. Usai laga, para pendukung Senegal dikabarkan meneror keluarga Mane yang berada di Malika. Di depan rumah keluarganya, menurut laporan galsen212.com, para suporter menyumpah serapahi Mane dan keluarganya. Kemudian mobil yang baru dibeli Sane [ralat:Mane] untuk pamannya pun dirusak.

Mane pun saat itu memilih tinggal di rumah keluarganya yang lain yang terletak di Keur Massar. Namun beberapa jam berselang, para suporter itu pun mendatangi rumah tersebut dan kembali meneror Mane.

Kritik terhadap Mane kembali meningkat setelah pada jeda internasional sebelumnya dirinya meninggalkan Timnas Senegal lebih cepat karena menderita cedera, di mana jempol kakinya harus dioperasi. Kabar baik bagi pendukung Liverpool karena cedera tersebut tidak terlalu parah dan Mane bisa segera merumput kembali. Tapi bagi pendukung Senegal, hal itu dianggap jadi akal-akalan Mane yang lebih ingin bermain untuk Liverpool ketimbang bermain untuk Senegal.

Mane belum mengomentari insiden pada laga yang digelar Minggu (18/11) tersebut. Tapi saudaranya, Mou Commissaire Balmaceda, mengungkapkan bahwa Mane baik-baik saja dan Mane akan terus memberikan yang terbaik untuk Tim Nasional Senegal.

"Aku ingin memberi tahu pada kalian bahwa tidak ada hal negatif dari tangisan Sadio usai laga melawan Guinea Khatulistiwa sore tadi," tulis Mou Commissaire Balmaceda, pada akun instagramnya. "Itu hanya momen di mana dia terlalu menunjukkan sisi manusianya. Bagaimana pun dia adalah seorang patriot yang telah memberikan segalanya untuk negaranya. Tangisan itu bukan apa-apa, tapi sebagai bentuk rasa cinta pada negaranya."

foto: AFP/Getty Images

(ar)

Komentar