Politisi di Ruang Ganti

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Politisi di Ruang Ganti

Angela Merkel bersorak setiap kali Tim Nasional Jerman mencetak gol ke gawang Portugal di pertandingan pertama die Mannschaft di Piala Dunia 2014. Delapan tahun sebelumnya kejadian semacam ini tak terlihat. Padahal Piala Dunia 2006 digelar di negeri sendiri.

Saat Jerman menjadi tuan rumah pada edisi 2006 Merkel masih malu-malu di sekitar tim nasional. Saat itu dia belum lagi setahun menjabat Kanselir Republik Federal Jerman. Politisi dari Partai Persatuan Demokratik Kristen Jerman (CDU) itu diangkat menjadi kepala pemerintahan pada 22 November 2005. Foto bersama tim nasional pun digelar di tangga hotel tim dan sangat formal.

Pada Kualifikasi Piala Dunia 2010 Merkel mulai berani memasuki ruang ganti. Situasinya, tentu saja, tidak formal. Tidak ada setelan resmi untuk para pemain, seperti foto bersama pada 2006—beberapa dari mereka malah bertelanjang dada.

Di Piala Dunia 2014, kunjungan ruang ganti pasca-pertandingan sudah menjadi hal biasa. Merkel mendatangi ruang ganti selepas kemenangan empat gol tanpa balas atas Portugal di laga pembuka Grup G. Di titik ini, Merkel sudah sepenuhnya diterima sebagai bagian dari Tim Nasional Jerman.

“Para pemain [Tim Nasional Jerman] saat ini politically correct,” tulis surat kabar Die Tageszeitung pada Juli 2014. “Sulit mengatakan politik mereka apa—tapi itu satu hal yang membuat mereka sama dengan Ibu Merkel.”

Di Jerman, sedekat-dekatnya sepakbola dengan politik adalah Tim Nasional Jerman dengan Angela Merkel. Konrad Adenauer (1949-1963) tidak hadir di Bern saat Tim Nasional Jerman Barat meraih gelar juara Piala Dunia 1954—gelar Piala Dunia pertama Jerman. Helmut Schmidt (1974-1982) menghadiri Piala Dunia 1974 dari tribun VIP. Helmut Kohl (1982-1998) menjadi Kanselir Jerman pertama yang mendatangi ruang ganti tim nasional, namun kunjungannya pasca-pertandingan Piala Eropa 1996 begitu formal. “Kaku,” kata Mehmet Scholl.

Merkel sangat berbeda dengan para pendahulunya. Selepas kemenangan atas Argentina di final Piala Dunia 2014, sebagaimana kunjungan ruang ganti yang sudah-sudah, Merkel tampak akrab dengan Joachim Low dan para pemain.

Lukas Podolski ber-swafoto dengan Merkel dan menyebut sang kanselir Muttivation—permainan kata dari Mutti (ibu, panggilan Merkel di Jerman) dan motivation. Oliver Bierhoff (manajer timnas) menyebut Merkel maskot skuat.

Tentu saja ada motif politik dari setiap kunjungan ruang ganti. Selepas kunjungan pasca-Portugal, popularitas CDU naik 2%.

“Kunjungan Kanselir ke [ruang ganti] Jerman pada Piala Dunia menunjukkan dia menganggap serius masyarakat dan minat mereka,” ujar Manfred Gullner, pendiri Forsa Institute, lembaga riset sosial yang berpusat di Berlin.

Namun bukan tidak mungkin juga Merkel punya agenda lain di luar memenuhi tujuan politiknya: menjadi pendukung Tim Nasional Jerman. Merkel Sang Politisi hampir tak pernah menunjukkan emosi di hadapan publik. Merkel Sang Pendukung Timnas Jerman lain lagi: girang bukan kepalang setiap kali di gawang lawan bola bersarang. Ekspresi semacam itu nyaris mustahil dipalsukan.

Low sebagai Kepala Pelatih Tim Nasional Jerman punya wewenang penuh atas ruang ganti. Bahwa dirinya sangat menerima kehadiran Merkel menunjukkan setulus apa dukungan sang politisi kepada tim nasional.

“Setelah final Piala Dunia 2014, [Merkel] datang ke ruang ganti, dia minum dengan kami, dan [pembawaannya] sangat alami,” ujar Low, dikutip dari These Football Times saat Jerman masih berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2018. “Kunjungan itu meninggalkan kesan yang cukup dalam di hati pemain-pemain saya, dan saya harap hal itu terjadi lagi.”

Nyatanya tak ada lagi kunjungan ke ruang ganti selepas final Piala Dunia. Bukan hanya karena Jerman secara memalukan tersingkir di fase grup, melainkan juga karena Merkel tak menginjakkan kaki di Rusia. Tak hanya Merkel, para anggota kerajaan Inggris pun tak terbang ke Piala Dunia 2018—bahkan Pangeran William selaku Presiden Football Association (PSSI-nya Inggris) pun tidak.

Biar bagaimana, Merkel adalah kepala pemerintahan Republik Federal Jerman. Sedekat apa pun dia dengan Low, sebesar apa pun keinginannya mendukung tim nasional secara langsung, Merkel tetap harus mengirim pesan yang tepat. Dan pesan yang tepat di saat hubungan Rusia dengan banyak negara sedang buruk-buruknya, tentu saja, adalah dengan tidak hadir di Piala Dunia 2018.

Komentar