Kekalahan Warnai Debut Henry sebagai Pelatih

Berita

by redaksi

Kekalahan Warnai Debut Henry sebagai Pelatih

Kedatangan Thierry Henry ke AS Monaco merupakan kali pertama baginya menjadi pelatih kepala. Henry diharapkan mampu menjawab tantangan publik yang mulai membanding-bandingkannya dengan Zinedine Zidane dan Didier Deschamps. Henry pun berharap Monaco bisa jadi titik mula baginya menjalani karier sebagai pelatih yang nantinya bisa berujung mendapatkan banyak gelar.

"Menjadi juara seperti Zidane dan Deschamps tentunya sangat menyenangkan. Memang benar saya sangat mengagumi mereka berdua," ujar Henry. "Semua punya idenya masing-masing, mereka punya caranya sendiri untuk bekerja, tapi mereka jelas adalah inspirasi, khususnya bagi kami sebagai orang Prancis," kata Henry dikutip melalui ESPN.

Henry dan Monaco tentu bukanlah sesuatu yang asing. Henry menjalani debut sebagai pemain sepakbola profesional di kesebelasan yang sama pada 1994. "Saya ingin berterima kasih kepada Monaco karena memberikan saya kesempatan untuk melatih klub yang begitu istimewa bagi saya," kata Henry dalam situs resmi klub.

"Saya sangat senang bisa kembali ke Monaco dan sangat bertekad untuk menghadapi tantangan di depan."

Henry datang untuk menggantikan pelatih terdahulu, Leonardo Jardim. Alasan Monaco memecat Jardim dikarenakan belum meningkatnya performa Monaco di awal musim. Kedatangan Henry ke Stade Louis II diharapkan bisa menyudahi rentetan hasil buruk yang didapat Monaco di awal musim.

Kalah di Debut

Henry menjalani debutnya sebagai pelatih Monaco pada Minggu (21/10) saat Monaco berhadapan dengan Strasbourg pada lanjutan kompetisi Ligue 1 Perancis. Sayangnya di laga tersebut Monaco harus mengakui keunggulan tim tuan rumah dengan skor 2-1.

Bermain di Stade de la Meinau, pada menit ke-17, Adrien Thomasson berhasil membawa Strasbourg unggul terlebih dahulu. Pemain Strasbourgh lainnya, Lebo Mothiba, berhasil membobol gawang Monaco yang dijaga oleh Seydou Sy di menit ke-84.

Monaco baru bisa membalas gol tersebut di ujung pertandingan. Tendangan penalti Youri Tielmans di menit ke-91 menjadi gol terakhir yang tercipta pada pertandingan tersebut.

"Kami sering mengatakan bahwa pertahanan kendor, tapi itu juga karena penyerang dan gelandang tidak melakukan pekerjaan mereka," ucap Henry, dikutip dari Sky Sports.

Kesialan Monaco tidak berhenti begitu saja. Monaco mesti menyudahi pertandingan dengan hanya menyisakan sepuluh pemain di lapangan. Penyerang berusia 22 tahun mereka, Samuel Grandsir, menerima kartu merah langsung pada menit ke-66, hanya dua menit setelah masuk menggantikan Stefan Jovetic, akibat melanggar keras Anthony Goncalves.

Monaco dapat dikatakan memegang kendali pertandingan. Mereka menguasai 53% penguasaan bola dan memiliki 12 tembakan dengan 5 di antaranya mengarah ke gawang.

Dengan hasil negatif yang diterima oleh Manaco, mereka harus puas berada di posisi ke-19. Monaco memiliki poin yang sama dengan Guingamp yang mengumpulkan 6 dari sepuluh pertandingan. Hal tersebut merupakan catatan terburuk mereka sejak 1953/54.

"Saya merasa sangat emosional di pertandingan tadi. Pertandingan ini bukanlah debut terbaik untuk manajer baru seperti saya. Namun saya ingin terus bersikap positif dan segera bersiap-siap menghadapi pertandingan selanjutnya," ungkap Henry di sesi jumpa pers pasca pertandingan.

Ingin Seperti Guardiola

Empat hari berselang, Henry akan menjalani pertandingan keduanya sebagai pelatih melawan Club Brugge di ajang Liga Champions UEFA. Patut dinantikan apa yang akan dilakukan oleh Henry pasca kekalahan di debutnya ini.

Semua ini merupakan titik awal Henry dalam mengarungi kehidupan barunya sebagai seorang pelatih. Henry ingin menerapkan permainan indah seperti apa yang dilakukan pelatih tersohor, Pep Guardiola.

"Pep bagi saya adalah referensi. Saya belajar bagaimana cara bermain ketika membela Barcelona saat diasuh Pep," kata Henry.

"Bersama Pep, Anda dapat terus berbicara mengenai pertandingan dan ia tidak akan tertidur. Anda justru yang akan tertidur dan Pep terus berbicara. Pep selalu melihat jauh dalam sebuah pertandingan," paparnya, dikutip dari CNN.

"Anda belajar dari orang-orang seperti ini. Mereka menginspirasi Anda. Tetapi Anda juga butuh pemikiran dari diri sendiri untuk memadukannya," ujarnya.

[mag/dex]

Komentar