Agar Sepatu Bolamu Tak Membahayakan Kakimu

Advetorial

by redaksi

Agar Sepatu Bolamu Tak Membahayakan Kakimu

Perkembangan zaman telah membuat seluruh aspek dalam sepakbola berkembang. Sepatu sepakbola menjadi salah satu yang paling mendapatkan dampak signifikan. Zaman semakin modern, sepatu-sepatu bola pun tak kalah modern. Berbagai macam teknologi mulai diterapkan untuk menunjang kenyamanan para pemakainya.

Namun tak sedikit yang mengabaikan penerapan teknologi pada sepatu, khususnya di Indonesia. Penggunaan sepatu palsu atau yang lebih dikenal kw (kawe) masih terbilang tinggi. Buktinya bisa dilihat dari menjamurnya penjual sepatu palsu ini, apalagi yang menggunakan penjualan online.

Menggunakan sepatu palsu, apalagi sepatu sepakbola, ternyata bisa mengundang cedera pada kaki pemakainya. Alasannya, sepatu palsu tidak menggunakan material yang sama dengan bahan sepatu versi aslinya.

Teknologi-teknologi yang diterapkan pada sepatu tidak hanya bertujuan memberikan kenyamanan, tetapi juga untuk meningkatkan keselamatan para pemakainya. Material pul/stud, insole, outsole, dan upper yang berbeda-beda yang didesain sedemikian rupa memang bukan sekadar untuk mempercantik tampilan luar sepatu.

Gretchen Reynolds, lewat tulisannya di NYTimes berjudul "When Athletic Shoes Cause Injury", menjelaskan bagaimana sepatu sepakbola menjadi objek yang paling tinggi dalam menyebabkan cedera para pemainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dipimpin oleh kinesiolog bernama John W. Wannop dari University of Calgary selama tiga tahun, Reynolds menyimpulkan bahwa cedera, yang bukan karena kontak fisik, di sepakbola terjadi banyak pada pemain yang menggunakan sepatu dengan traksi atau penarikan tinggi pada rotasi kaki. Kondisi ini yang membuat pesepakbola mudah terkena cedera pergelangan kaki, lutut, hingga ligamen.

Colin Martin dari solution4feet.com memberikan tambahan analisis pada banyaknya sepatu yang menambah risiko cedera pada pemakainya. Martin yang merupakan seorang biomekanik performa sepatu di Bicester, Inggris, menyebutkan bahwa hal-hal sepele seperti soal ukuran sepatu, bahan sepatu, sampai minimnya pengetahuan tentang sepatu yang dipakai juga bisa meningkatkan cedera.

Martin mencontohkan, banyak pemain yang terkejut ketika melepaskan sepatunya lalu menemukan jari kakinya hitam (black toe). Padahal hal itu disebabkan oleh hal sepele: sepatu yang dipakai terlalu ketat (termasuk mengikat dengan sangat kencang). Oleh karenanya, ukuran sepatu yang dipakai harus benar-benar diperhatikan betul.

Martin juga tidak menyarankan penggunaan tambahan kaus kaki untuk mengepaskan sepatu yang longgar. Hal seperti ini sering ia temukan pada pesepakbola usia dini karena biasanya para orang tua membelikan sepatu dengan ukuran yang lebih besar agar sepatu bisa dipakai lebih lama. Padahal, masih menurut Martin, penggunaan kaus kaki tambahan berpotensi membuat pemain mengalami cedera pergelangan kaki, lecet, dan tersandung. Pemakaian kaus kaki tambahan juga berpengaruh pada performa seperti ketika mengontrol bola.

Dalam penelitian yang sama Martin juga menyarankan penggunaan sepatu bola dengan teknologi terkini karena memang meningkatkan keamanan kaki di samping rasa nyaman. Sepatu dengan teknologi terkini memang tidak murah, tapi menurutnya hal ini tidak bisa disepelekan karena sepatu yang kurang nyaman di kaki benar-benar berpotensi meningkatkan cedera dari yang ringan sampai yang berat.

Berdasarkan hal di atas, sepatu-sepatu palsu yang banyak beredar di pasaran Indonesia jelas tidak disarankan untuk dipakai berolahraga, apalagi sepakbola. Harganya yang murah memang karena sepatu-sepatu tersebut hanya mementingkan tampilan luar agar menyerupai sepatu asli yang digunakan para pesepakbola top. Tidak ada teknologi untuk menjaga keselamatan para pemakainya.

Yang perlu diperhatikan dari sepatu palsu adalah mayoritas bahan yang digunakan sepatu tersebut adalah plastik kaku. Dimulai dari upper sampai pul, sepatu palsu cukup keras. Insole-nya pun tak setebal versi aslinya, dan hanya menjadi pemanis semata. Padahal fungsi insole sangatlah penting untuk meredam tekanan kaki. Jika insole sepatu tidak melindungi, ditambah pul terbuat dari plastik, jangan heran jika cedera pergelangan kaki tinggal menunggu waktu saja.

Jadi apakah harus membeli sepatu bola dengan harga jutaan untuk melindungi kaki kita? Jika mampu, itu merupakan opsi terbaik. Tapi jika tidak, sebenarnya merek-merek sepatu olahraga lokal pun mulai bisa bersaing. Misalnya untuk sepatu bola atau futsal, kini hadir Ortuseight, merek sepatu asli Indonesia dengan harga sangat terjangkau yang cukup peduli dengan keamanan dan kenyamanan para pemakainya.

Sepatu-sepatu Ortuseight sudah menggunakan teknologi untuk mendukung performa pemakainya. Dimulai dari teknologi Quick Fit pada upper untuk menyesuaikan dengan bentuk kaki pemakai, teknologi Ort-TreX pada pul untuk memberikan kenyamanan dalam melakukan traksi dan respons agar bisa bermanuver dengan cepat, sampai teknologi Ort-ShoX pada insole untuk memberikan kenyamanan dan grip pada telapak kaki agar pemakai tetap aman dalam melakukan gerakan spontan.

Teknologi semacam itu tentu tidak ada dalam material sepatu bola palsu. Sementara keamanan dan kenyamanan tidak boleh disepelekan dalam berolahraga, kita memang perlu memilih sepatu terbaik untuk menunjang kemampuan.

Zinedine Zidane pernah berkata, "Sepatu sepakbola sangatlah teknis dan membutuhkan persyaratan khusus" yang artinya kita memang tidak bisa asal-asalan dalam memilih sepatu bola yang akan menjadi penunjang kita dalam unjuk kemampuan. Ditambah lagi, jika memakai standar sepatu sepakbola dengan teknologi seperti di atas, harga Ortuseight tentu sangat terjangkau.

(ar/ads)

Komentar