Lini Masa Kekacauan dalam Tubuh Manchester United

Cerita

by redaksi

Lini Masa Kekacauan dalam Tubuh Manchester United

Manchester United hanya mampu bermain imbang melawan Valencia tanpa gol di ajang Liga Champions 2018/19 matchday kedua. Hasil ini tidak berarti sekadar kegagalan meraih poin penuh pada laga yang berlangsung Rabu (03/10) dini hari WIB itu saja. Namun hasil tersebut menunjukkan ada kekacauan dalam tubuh Manchester United.

Hasil imbang melawan Valencia melanjutkan tren negatif Man United dalam dua pekan terakhir. Sekarang United sedang mencari kemenangan usai empat laga sebelumnya tampil buruk dan gagal menang. Imbang melawan Wolverhampton Wanderers dilanjutkan dengan tersingkirnya United dari Piala Liga oleh Derby County. Penampilan negatif berlanjut ketika ditaklukkan West Ham United dengan skor 3-1 di Liga Primer sebelum tanpa gol melawan Valencia.

Sang manajer, Jose Mourinho, mendapatkan sorotan tajam. Tidak hanya taktiknya yang sudah tak bertaji lagi, ia juga menghadapi sejumlah masalah di luar lapangan. Teranyar, ia mencabut jabatan wakil kapten Paul Pogba dan diberitakan terlibat pertengkaran dengan gelandang asal Perancis itu di tempat latihan. Walau pun begitu Mou merasa pemberitaan media terlalu berlebihan.

"Saat Anda (wartawan) merekam melalui kamera, saya tengah berbicara dengan Paul. Saya senang Anda tidak datang ke sini (sesi latihan) terlalu sering. Karena Anda bisa mendapatkan lebih dari itu. Saya bisa pastikan pada Anda, biasanya lebih dari itu. Lebih keras lagi, lebih agresif. Kata-kata dengan dimensi yang benar-benar berbeda, Anda akan bisa mendapatkannya (berita). Jadi saya benar-benar gembira aturannya hanya memperbolehkan (mengambil gambar di sesi latihan) 15 menit," ujar Mourinho dikutip dari Mirror.

Masalah Mourinho di United sebenarnya sudah lahir sejak musim 2018/19 belum dimulai. Pra-musim United di Amerika Serikat yang berlaga di International Championship Cup tidak berjalan dengan baik. United tidak menjalani latihan pra-musim dengan para pemain terbaiknya. Selain sejumlah pemain cedera, pemain lainnya belum kembali dari masa liburan usai Piala Dunia 2018.

Mourinho sudah tak nyaman dengan kondisi itu. Pra-musim yang seharusnya menjadi waktu baginya memantapkan strategi dan menyatukan pemain baru dengan pemain lama, malah menjadi ajang baginya menyelamatkan muka United agar tak kalah di ajang ICC.

"Kami di sini bermain bukan untuk meningkatkan kualitas, dinamika, atau kebiasaan kami. Kami bermain hanya berusaha bertahan dan tidak mendapatkan hasil yang buruk. Alexis [Sanchez] jadi satu-satunya pemain depan yang kami miliki. Kami tidak punya pemain sayap, tidak punya penyerang. Ini bukan tim kami, ini bukan skuat kami, bahkan tidak ada 30% skuat kami musim depan (2018/19)," ujar Mourinho usai United kalah telak dari Liverpool dengan skor 1-4.

Baca juga: Balada Musim Ketiga Mourinho

Selama pra-musim, hasil-hasil negatif sudah diraih United. Dari enam laga, hanya dua kemenangan diraih. Empat laga lainnya berakhir dua imbang dan dua kalah.

Tak selesai di situ, Mourinho kembali tak puas dengan situasi yang ada. Ia tak mendapatkan pemain baru yang diinginkannya. Rumor beredar ia menginginkan bek Leicester City, Harry Maguire. Namun di tenggat waktu transfer United justru berusaha mendapatkan kapten Timnas Uruguay, Diego Godin. Sial bagi United dan Mou, Godin enggan pindah. Godin lebih menantikan tawaran kontrak baru dari Atletico Madrid.

"Saya belum menandatangani kontrak baru. Saya memang mendapatkan sejumlah tawaran, meskipun saya memutuskan bertahan karena alasan pribadi dan saya hanya memikirkan tentang final (Piala Super Spanyol). Yang jelas saya belum memperpanjang kontrak saya," tutur Godin seperti yang dikutip Metro.

Selain gagal mendapatkan Godin, United juga sebenarnya diisukan gagal mendapatkan pemain incaran lainnya seperti Gareth Bale, Willian Borges, Toby Alderweireld, Yerry Mina, Danny Rose, dan Alex Sandro. Beberapa nama ini memang isu belaka. Namun dengan United yang hanya merekrut Fred, Diogo Dalot, dan Lee Grant pada bursa transfer musim panas 2018, itu menunjukkan bahwa ada yang tak beres dengan geliat transfer United.

Mourinho pun sudah bukan rahasia lagi dikabarkan memiliki keretakan hubungan dengan Ed Woodward (executive-chairman Manchester United) yang berperan penting atas keluar masuknya uang United. Tak sedikit juga pendukung United yang berada di pihak Mourinho dan menginginkan Woodward-lah yang seharusnya dipecat karena menganggap Woodward terlalu pelit.

Di sisi lain, kegagalan United mendapatkan pemain baru membuat jalan pemain-pemain yang ingin hengkang tertutup. Marcos Rojo, Matteo Darmian, dan Anthony Martial sempat diisukan diminati kesebelasan lain. Jika itu benar adanya dan sang pemain sebenarnya ingin pindah, maka tak heran situasi ruang ganti United menjadi tidak kondusif.

Pekan pertama Liga Primer awalnya menangkis semua isu negatif tentang kekacauan dalam tubuh United. Leicester City berhasil dikalahkan. Tapi pada pekan kedua dan ketiga, United kalah dari Brighton & Hove Albion dan Tottenham Hotspur. Penampilan United sempat menanjak lagi setelah mengalahkan Burnley, Watford, dan Young Boys. Namun tak menang di empat laga terakhir meyakinkan banyak orang bahwa ada masalah di skuat United.

Baca juga: Jangan Pecat Mourinho, Pecat Woodward

Tak sedikit yang berpendapat bahwa taktik Mourinho sudah usang. Permainan United tak semenarik Chelsea, Man City, atau Liverpool. Di saat bersamaan, pemain seperti Romelu Lukaku dan Alexis tampil tidak sesuai ekspektasi. Lukaku adalah mesin gol bagi Everton dan Timnas Belgia, musim ini baru mencetak empat gol dari 10 laga. Alexis Sanchez mencetak 80 gol dari 166 penampilan di Arsenal; di United baru mencetak tiga gol dari total 24 laga.

Mourinho pun menjadi sasaran media setelah "masalahnya" dengan Pogba menjadi konsumsi publik. Ditambah rentetan hasil negatif, isu pemecatan Mou mulai menggaung. Akan tetapi pelatih asal Portugal itu merasa posisinya masih aman karena United tak akan sanggup membayar kompensasi untuk pemecatannya.

"Mereka bilang saya sedang dalam bahaya. Saya tak berpikir seperti itu. Jika mereka menyingkirkan saya, apakah kamu tahu berapa banyak uang yang harus mereka berikan?" kata Mourinho seperti yang dikutip La Republicca.

Telegraph sendiri menyebut bahwa jika Mourinho dipecat, United tetap berkewajiban membayar gajinya untuk 12 bulan berikutnya. Saat ini pelatih berusia 55 tahun itu memiliki kontrak dengan pendapatan 15 juta paun (sekitar 294 miliar rupiah) per tahun, yang berakhir pada Juni 2020.

Jika hasil negatif terus diraih sebenarnya bukan hal yang mustahil Mourinho pada akhirnya akan dipecat. Lagipula eks pelatih Inter, Chelsea, dan Porto itu selalu mengalami masalah di musim ketiganya. Jadi tak heran jika nama-nama seperti Zinedine Zidane, Antonio Conte, sampai Roy Keane dan Michael Carrick mulai ramai diberitakan menjadi kandidat pengganti Mou di United.

Walau begitu, tidak semua pihak menunjuk jarinya pada Mourinho. Bahkan legenda United, Gary Neville, justru mengatakan sumber kekacauan United saat ini merupakan dampak dari pemecatan David Moyes yang baru memimpin United selama 8 bulan (2013/14). Masa transisi United dari era Sir Alex Ferguson ke generasi berikutnya memang mengawali semua hal-hal buruk di skuat United.

Komentar