Ketidakjelasan Jelang Indonesia vs Mauritius

Berita

by redaksi

Ketidakjelasan Jelang Indonesia vs Mauritius

Tim Nasional Indonesia akan melakoni pertandingan persahabatan melawan Mauritius pada Selasa (11/09) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, pada pukul 16.30 WIB. Satu kalimat tersebut sudah cukup mewakili informasi yang utuh. Namun tanpa bermaksud mencari-cari masalah, ternyata ada banyak ketidakjelasan jelang laga internasional tersebut.

Status Pertandingan

Pertama, PSSI seolah tidak siap untuk menjalani kalender internasional FIFA. Setelah Asian Games—yang merupakan agenda utama, agenda hidup-mati Luis Milla, meski tidak dihitung FIFA—berakhir, wajar jika para penggawa timnas dan penonton ingin istirahat sejenak. Akan tetapi kalender internasional FIFA sudah ditetapkan jauh sebelum kalender masehi berganti angka menjadi 2018, sehingga Indonesia harus memanfaatkannya.

Hal ini membuat pertandingan melawan Mauritius diatur dengan tergesa-gesa. Saking tergesa-gesanya, Milla sampai tidak mendampingi kesebelasan karena sedang menjalani liburan. Padahal di saat yang sama, hampir semua pelatih tim nasional sedang bekerja pada jeda internasional September ini.

Masalah status pertandingan juga ramai diperbincangkan. Tidak jelas apakah pertandingan ini termasuk FIFA A-match. Status ini sangat penting untuk membuat pertandingan ini diakui FIFA dan hasilnya masuk ke dalam perhitungan ranking FIFA.

Kabar baiknya, pada Rabu (05/09) PSSI sudah memastikan jika pertandingan melawan Mauritius adalah pertandingan yang berstatus FIFA A-match.

Hal ini menjadi penting mengingat terakhir kali Indonesia menjalani FIFA A-match adalah pada 25 November 2017, saat Indonesia menang 2-1 atas Guyana.

Ironisnya Timnas Senior Indonesia sebenarnya sudah memainkan 16 pertandingan sejak pertandingan melawan Guyana tersebut, namun tak ada satupun pertandingan yang diakui FIFA.

Turnamen seperti Aceh World Solidarity Tsunami Cup, pertandingan persahabatan melawan Islandia di pembukaan Gelora Bung Karno yang baru, beberapa pertandingan persahabatan lainnya, PSSI Anniversary Cup, sampai Asian Games 2018 (kami hitung sebagai tim senior karena termasuk agenda utama PSSI) adalah kumpulan pertandingan yang hampir "sia-sia".

Pindah Stadion

Awalnya pertandingan ini juga akan digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Namun karena tak mendapat izin keamanan, pertandingan dipindahkan ke Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur.

"Venue laga uji coba internasional Indonesia kontra Mauritius mengalami perubahan. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga dipindah menjadi di Stadion Wibawa Mukti akibat alasan izin keamanan," tulis pengumuman PSSI.

Pertandingan ini tak diizinkan pihak keamanan mengingat adanya insiden bentrokan oknum suporter Persija Jakarta saat pertandingan persahabatan melawan Selangor FA pada Kamis (06/09) lalu.

Waktu Sepak Mula

Mepetnya persiapan juga ditunjukkan dari ketidakpastian waktu sepak mula (kick-off). Pertandingan ini disiarkan langsung oleh RCTI, yang ternyata banyak memengaruhi keputusan waktu sepak mula.

"Kami inginnya pukul 18.30 WIB, tetapi RCTI inginnya sore hari," kata Ratu Tisha Destria pada Kamis (06/09).

Pihak televisi yang mengontrol waktu pertandingan memang terdengar wajar. Namun untuk pertandingan internasional seperti ini, seharusnya waktu sepak mulanya sudah ditentukan sejak jauh hari.

Pada hari biasa, RCTI biasa menayangkan sinetron pada pukul 16.45 sampai 18.45 WIB. Sementara setelah jam itu, waktunya dinilai masuk prime time sehingga akan "lebih baik" jika yang ditayangkan adalah tayangan yang lebih laku ditonton masyarakat umum; dan kita semua tahu jika sepakbola tidak masuk kategori itu, entah pakai standar siapa.

Berbarengan Liga Domestik

Pertandingan ini juga berbarengan dengan dimulainya kembali Liga 1 Indonesia setelah sempat libur selama Asian Games 2018. Tidak biasa bagi sebuah negara untuk memainkan juga liga domestik mereka pada kalender internasional FIFA. Ini bisa dipahami mengingat beberapa pemain—pastinya tidak semua—malah konsentrasinya harus terpecah untuk membela klub atau tim nasional.

Indonesia—yang kali ini dipimpin oleh Bima Sakti—memanggil 20 pemain. Salah satu pemain andalan Indonesia, Boaz Solossa, mengungkapkan kekecewaannya.

"Saya mengekspresikan kekecewaan saya di sini. Tapi saya warga negara yang akan taat kepada negara apabila diberi tanggung jawab membela negara ini walau saya merasa dikecewakan," tulis Boaz dalam klarifikasinya yang kami kutip dari Bola Sport.

"Bisa uji coba tanggal 11 itu tidak masuk akal (sambil memasang emotikon bogem)," tulis Boaz dalam unggahan di Instagram.

Akan tetapi sebagai perbandingan, ada tiga negara Asia Tenggara lain yang juga memainkan pertandingan liga domestik di jeda internasional kali ini, yaitu Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Kebetulan ketiganya juga habis meliburkan kompetisi saat Asian Games.

Salah satu negara Asia Tenggara yang meliburkan kompetisi domestiknya selama jeda internasional ini adalah Singapura, yang ditahan imbang 1-1 oleh Mauritius pada Jumat (07/09) lalu.

***

Jadi, selamat menikmati jeda internasional.

(dex)

Komentar