Manuel Lazzari, Kejutan di Kanan

Analisis

by Redaksi 16

Redaksi 16

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Manuel Lazzari, Kejutan di Kanan

Italia akan menghadapi Polandia serta Portugal dalam ajang UEFA Nations League. Sebanyak 31 pemain sudah dipanggil Roberto Mancini untuk menghadapi laga tersebut.

Dari seluruh pemain yang bergabung bersama Gli Azzurri, kejutan hadir dalam bentuk pemanggilan Manuel Lazzari. Pemain yang memperkuat SPAL itu bukan pemain tenar. Bahkan tiga tahun sebelumnya, pemain tersebut masih berkutat di Lega Pro (Serie C) Italia.

Pemain yang beroperasi di sisi kanan itu mengalahkan nama-nama yang sudah berpengalaman membela Italia. Mattia De Sciglio, Alessandro Florenzi, Danilo D’Ambrosio, serta Matteo Darmian sama sekali tidak dimasukkan untuk memperkuat sisi kanan pertahanan oleh Mancini.

Bersama Davide Zappacosta, Lazzari dipilih untuk merebutkan posisi bek kanan. Tidak ada yang menyangka dirinya bisa memperkuat Italia, termasuk Lazzari sendiri.

“Untuk saya, ini merupakan sebuah mimpi. Saya tidak pernah masuk dalam timnas [Italia] kategori muda, datang kesini merupakan kebanggaan dan saya harap mimpi ini bisa berlanjut,” ujar Lazzari, dikutip dari ITA Sport Press.

Lalu pemanggilan Lazzari menimbulkan pertanyaan, apakah ia layak untuk menjadi bagian skuat Mancini?

Melihat performa dirinya bersama SPAL, memang layak Lazzari berada di skuat Italia saat ini. Bersama tim yang berada di posisi 17 Serie A musim lalu, dirinya menunjukkan performa yang apik.

Sejauh ini, dari 3 pertandingan yang sudah dimainkan, Lazzari mampu mencatatkan satu asis bagi Gli Spallini. Bahkan ia pernah meraih gelar pemain terbaik ketika berhadapan dengan Parma.

Pemain yang biasa ditempatkan sebagai wing-back kanan itu memiliki kemampuan dribel sebagai kelebihan dirinya. Total ia telah mencatatkan 15 dribel di Serie A musim ini, terbanyak bersama Iago Falque. Bahkan tingkat keberhasilan dribelnya cukup tinggi, yaitu 9 dribel, terbaik kedua bersama Afriyie Acquah.

Jika melihat penampilan dirinya, memang pantas jika ia lebih dipilih ketimbang para pemain lain. De Sciglio dan Darmian bukan menjadi pilihan utama di klubnya masing-masing. D’Ambrosio sudah menginjak umur 29 tahun, sedangkan Florenzi 27 tahun.

Hal itulah yang membuat Lazzari dipilih untuk berada dalam skuat Italia. Selain lebih muda, pemain 24 tahun itu mampu menunjukkan performa apik. Apalagi kali ini Mancini sedang mencoba untuk menurunkan para pemain muda dalam skuatnya.

“Kita harus memiliki keberanian untuk memainkan mereka [pemain muda] dan berharap mereka diberikan ruang dalam beberapa waktu ke depan,” ucap Mancini, dikutip dari laman resmi FIGC.

Keberhasilan dirinya menembus skuat Gli Azzurri tidak bisa dilepaskan dari perjalanannya bersama SPAL. Sejak musim lalu, ia memang selalu menjadi andalan.

Bahkan pelatih SPAL, Leandro Semplici, sudah memprediksi bahwa Lazzari akan mendapatkan tempat di skuat Italia. Bersama Alex Meret, ia selalu menjadi tumpuan Semplici agar bisa bertahan di Serie A pada musim 2017/18 lalu.

“Meret akan menjadi salah satu penjaga gawang tim nasional [Italia]. Lazzari mungkin tidak banyak dikenal orang,” tutur Semplici, pada musim lalu ketika mengomentari penampilan apik keduanya, dikutip dari Football-Italia.

“Tapi dia [Meret dan Lazzari] telah membuktikannya setiap tahun. Dalam beberapa tahun ke depan, ia akan berada di tim yang sangat penting,” ia melanjutkan.

Namun yang harus menjadi perhatian bagi Lazzari adalah bagaimana beradaptasi dengan pola permainan yang akan diusung oleh Mancini. Sejak menggantikan Gian Piero Ventura, Mancini gemar menggunakan formasi 4-3-3.

Itu artinya Lazzari akan lebih banyak dipasang sebagai full-back kanan. Meski beberapa kali pernah memainkan peran tersebut, ia lebih sering dipasang sebagai wing-back kanan bersama SPAL. Menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Lazzari jika dirinya berhasil melakukan debut yang baik dengan posisi tersebut.

“Bersiap untuk bermain dalam formasi 4 bek sejajar? Tentunya. Kami juga pernah melakukannya bersama SPAL dalam beberapa kesempatan. Saya harus lebih berhati-hati dalam bertahan,” ujar Lazzari, dikutip dari ITA Sport Press.

Dengan banyaknya pemain muda yang dipanggil ke skuat Italia, menjadi sebuah perjudian sekaligus keberanian bagi Mancini. Dibanding memanggil para pemain yang memperkuat tim-tim besar, ia lebih memilih percaya pada Lazzari yang masih muda.

Performa apik Lazzari bersama SPAL membuat dirinya pantas berseragam Gli Azzurri. Tinggal bagaimana dirinya membuktikan kualitas yang dimiliki agar tetap dipercaya oleh Mancini, tidak hanya sekadar pada dua pertandingan mendatang.

Komentar