Kerja Keras Bolt (Hampir) Membuahkan Hasil

Cerita

by Redaksi 16

Redaksi 16

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kerja Keras Bolt (Hampir) Membuahkan Hasil

Tidak ada kata terlambat bagi siapa pun untuk menggapai keinginan maupun cita-cita, termasuk menjadi seorang pesepakbola.

Hal itu dialami oleh mantan pelari yang pernah mencatatkan rekor dunia lari jarak 100 meter, Usain Bolt. Ia kini tengah menekuni olahraga yang menjadi kegemaran dirinya di masa kecil: sepakbola.

Terlahir di sebuah kota kecil bernama Sherwood Content di Jamaika, semasa kecil Bolt sering menghabiskan waktu untuk bermain sepakbola di jalanan. Menyatakan pensiun sebagai pelari pada 2017, Bolt mulai merintis karier sebagai seorang pesepakbola. Sekarang ia berkesempatan secara profesional untuk lebih dari sekadar bermain di jalanan.

“Telah menjadi mimpi saya untuk bermain sepakbola secara profesional,” ucap Bolt, ketika dirinya bergabung dengan Central Coast Mariners untuk menjalani trial, dikutip dari Bleacher Report. “Saya selalu menyebut bahwa ‘semuanya mungkin terjadi, dan jangan melihat batasan’ dan saya selalu siap menghadapi tantangan,” sambung dirinya.

Tekad dan ambisi Bolt untuk menjadi pesepakbola memang tidak main-main. Perjalanan dirinya dimulai dengan bergabung bersama Mamelodi Sundowns. Tim yang mengikuti kompetisi di divisi teratas Afrika Selatan itu mempersilakan Lightning Bolt untuk berlatih bersama skuat.

Pada kesempatan perdana ini, Bolt tidak terhitung lama mengikuti latihan bersama Sundonws dikarenakan faktor kebugaran yang belum maksimal. Baru saja sembuh dari cedera hamstring, ia belum sepenuhnya fit untuk melakukan latihan secara penuh.

Setelah mendapat pengalaman pertama berlatih sepakbola secara profesional, Bolt meneruskan perjalanannya ke Borussia Dortmund.

Memiliki tinggi badan 195 cm, ia sempat mencetak gol di sesi latihan melalui sundulan, memanfaatkan keunggulan fisik dirinya untuk berduel di udara. Latihan yang diikuti oleh Bolt bersama Dortmund terhitung singkat, hanya dua hari. Sama-sama disponsori Puma, kedatangan Bolt ke Dortmund sendiri dianggap sebagai gimmick pemasaran semata.

Dengan umur Bolt yang sudah menginjak 32 tahun, memang sudah terlambat bagi dirinya untuk bisa menunjukkan performa puncak kepada Die Borussen. Apalagi Dortmund merupakan tim papan atas Bundesliga yang sudah pasti memiliki standar tinggi terhadap pemain yang akan direkrut. Tidak mudah bagi Bolt untuk bisa menjadi salah satu bagian dari tim tersebut.

“Ia berada pada usia di mana ia tidak lagi mampu berkembang,” ujar pelatih Dortmund saat itu, Peter Stoger, dikutip dari Sports Net. “Anda bisa melihat jika ia mengerti akan permainan [sepakbola]. Ia berbakat. Yang tidak dimiliki oleh dirinya adalah kerja sama."

Pendapat Stoger memang ada benarnya. Selain usia yang sudah tidak lagi muda, sepakbola merupakan olahraga yang mengandalkan kerja sama, berbeda dengan lomba lari yang mengutamakan performa individu.

Gagal membuat Dortmund terkesan, Bolt tidak menyerah begitu saja. Untuk mengasah kemampuannya bermain sepakbola, ia melanjutkan latihan dengan Stromsgodset. Setelah berlatih selama satu pekan, kesempatan untuk berlaga di pertandingan sepakbola dirasakan juga oleh Bolt. Bahkan ia turut bermain dalam pertandingan persahabatan melawan Norwegia U-19. Penampilannya selama 20 menit pada pertandingan itu tidak cukup untuk membuat Stromsgodset menawarkan kontrak profesional untuk Bolt.

Baru-baru ini, setelah malang melintang di beberapa klub yang sempat menerimanya untuk berlatih sepakbola, Bolt baru saja menjalani debut bersama Central Coast Mariners. Dalam laga yang bertajuk uji coba, Bolt menjadi bagian dari tim ketika menghadapi Central Coast Select XI sebagai salah satu agenda pramusim.

Mariners yang diarsiteki Mike Mulvey menurunkan Bolt pada menit ke-72. Menggunakan nomor punggung 95, ia dimainkan di sisi kiri penyerangan. Meski sudah bergabung latihan sejak 21 Agustus bersama Mariners, Bolt terlihat masih belum bisa membaca pergerakan bola dan belum terlibat banyak dalam permainan.

“Mengetahui dan memahami di mana saya berada ketika bola sedang dimainkan ketika berada di sisi sayap serta serta dalam pertahanan, ini semua soal pergerakan,” ujar Bolt, dikutip dari ESPN. “Saya sedikit gugup, tapi setelah berada dalam lapangan rasa gugup tersebut hilang,” tutur Bolt. “Saya berharap mendapatkan banyak sentuhan, tapi saya belum sepenuhnya fit, dan saya harus berlatih untuk hal itu dan meningkatkan kecepatan."

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengalaman sebagai pesepakbola tidak banyak dimiliki oleh Bolt. Ia yang sebelumnya tidak pernah mengenyam latihan sepakbola secara rutin terlihat kesulitan untuk menunjukkan performa yang apik. Setidaknya, Bolt tengah berusaha untuk menjadi pesepakbola profesional dengan kesana-kemari mengikuti latihan dengan berbagai tim. Akan menjadi menarik bila akhirnya ia dapat bermain di kompetisi resmi, entah itu bersama Mariners ataupun bersama klub lainnya.

Komentar