Rekor Impresif Liverpool Ternodai Blunder Alisson

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Rekor Impresif Liverpool Ternodai Blunder Alisson

Performa impresif Liverpool FC berlanjut di pekan ke-4 Liga Primer Inggris. Berhadapan dengan Leicester City di King Power Stadium, Sabtu (1/9) malam WIB, The Reds meraih kemenangan tipis 2-1. Tiga poin yang diraih di King Power Stadium membuat Liverpool mengukir pencapaian baru di Liga Primer.

Kemenangan atas Leicester merupakan kemenangan keempat beruntun yang ditorehkan Liverpool di awal musim Liga Primer 2018/19. Sebelumnya, tim asuhan Jurgen Klopp itu mengalahkan West Ham United (4-0), Crystal Palace (2-0), dan Brighton and Hove Albion (1-0).

Kali terakhir The Reds membukukan empat kemenangan beruntun di awal kompetisi domestik terjadi pada musim 1990/91, saat mereka masih ditangani Kenny Dalglish. Namun pada saat itu kompetisi domestik Inggris masih bertajuk Football League First Division, belum English Premier League yang baru diperkenalkan pada musim 1992/93.

Laga menghadapi Leicester bisa dibilang sebagai ujian berat pertama Liverpool untuk membuktikan kapasitas mereka sebagai pemburu gelar paling potensial di kompetisi musim ini. Leicester bisa disebut sebagai lawan terkuat Liverpool sejauh ini. Apalagi catatan bermain Liverpool di King Power Stadium dalam empat laga sebelumnya terbilang buruk.

Dari empat lawatan terakhir, Liverpool hanya mampu meraih satu kemenangan sementara tiga laga lainnya berakhir dengan kekalahan. Selain itu di awal Liga primer musim ini, Leicester pun mampu menyapu bersih dua laga kandang mereka dengan kemenangan.

Menyadari bahwa Leicester adalah lawan yang berpotensi merepotkan Liverpool, Klopp membuat perubahan di daftar susunan pemain yang diturunkan. Perubahan tersebut kentara terlihat di sektor tengah.

Klopp tidak memainkan Naby Keita sejak menit pertama dan menggantinya dengan Jordan Henderson. Dengan perubahan tersebut, stabilitas permainan di lini tengah tampaknya menjadi hal yang coba dikedepankan Klopp untuk meredam agresivitas lini serang Rachid Ghezzal dkk.

Liverpool kemudian memulai pertandingan dengan tempo tinggi. Tekanan langsung dilancarkan barisan depan The Reds yang digalang Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah ke jantung pertahanan Leicester. Hasilnya di menit ke-10 laga Liverpool langsung unggul 1-0 melalui sontekan Mane, setelah menerima umpan silang Andrew Robertson.

Setelah gol tersebut, Liverpool semakin nyaman menguasai pertandingan. Setidaknya sebelum laga memasuki menit ke-20, mereka berhasil membuat Leicester kesulitan menguasai bola. Namun tim asuhan Claude Puel itu akhirnya mampu keluar dari tekanan dan perlahan mulai menguasai pertandingan. Walau demikian jelang babak pertama berakhir, Liverpool justru mampu memperlebar keunggulan melalui sundulan Firmino di menit ke-45.

Blunder Alisson

Setelah turun minum, Leicester tidak mengendurkan serangan. Bertubi-tubi Leicester mencecar jantung pertahanan Liverpool. Sebuah pemandangan tak biasa terlihat, saat Leicester mampu membuat para pemain Liverpool dipaksa bertahan hingga setengah area pertahanan sendiri.

Jelas bukan situasi yang menguntungkan bagi Liverpool, hingga bencana bagi barisan pertahanan Liverpool pun datang di menit ke-63, saat Ghezzal mampu memperkecil kedudukan menjadi 1-2. Gol Ghezal terjadi karena blunder fatal yang dilakukan oleh Alisson Becker.

Gol tersebut bermula dari tekanan yang dilakukan pemain Leicester kepada Van Dijk. Bek asal Belanda itu pun mengirim backpass kepada Alisson. Tapi, bola terlalu melebar hingga membuat Alisson terpaksa keluar dari sarangnya untuk menjemput bola. Tapi di sisi lain, Kalechi Iheanacho pun berlari dari sisi kiri pertahanan Leicester untuk menjangkau bola.

Alisson sebenarnya mampu menguasai bola lebih dulu. Melihat Iheanacho yang dengan terus berlari untuk merebut bola, Alisson mencoba untuk menipu Iheanacho. Tapi tipuan tersebut gagal hingga Iheanacho mampu merebut bola dan langsung menyodorkan umpan pendek kepada Ghezzal yang berdiri tanpa kawalan. Mantan pemain As Monaco itu pun dengan menceploskan bola ke gawang Liverpool. Sementara Alisson tampak menyesali kesalahannya itu dengan meninju tiang gawang.

Alisson memang dikenal sebagai kiper yang berani ambil risiko dalam situasi satu lawan satu dengan penyerang lawan. Ketika berhadapan dengan striker lawan, ia tak segan menggiring bola sebelum melepaskan umpan kepada rekannya. Itu jelas permainan yang sangat berisiko bagi seorang kiper. Sebab bila bola berhasil direbut kemungkinan terburuknya adalah kebobolan, seperti yang dialami Alisson.

Jelas Alisson melakukan kesalahan fatal. Jelas pula bahwa dirinya akan menjadi bahan olok-olokan karena kesalahan tersebut. Mantan penjaga gawang AS Roma itu juga sudah melewatkan kesempatan untuk menyamai rekor Pepe Reina yang mampu melakukan clean sheet dalam empat laga awal di Liga Primer. Selain itu, kesalahan fatal Alisson juga membuat Liverpool gagal menjadi satu-satunya tim d Liga Primer musim ini yang mampu melewati empat laga awal tanpa kebobolan.

Tapi, bukan berarti Alisson harus menyesali kesalahannya itu dengan berlarut-larut. Biar bagaimana, dalam sistem permainan Liverpool yang mengandalkan agresivitas dalam menyerang, ia harus tetap mempertahankan permainannya yang berani ambil risiko itu. Tapi mungkin kedepannya, Alisson harus lebih pintar dalam mengambil risiko dari permainannya tersebut.

Komentar