Sosok di Balik Kesuksesan Barcelona dan Man City

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sosok di Balik Kesuksesan Barcelona dan Man City

Apabila melihat kesuksesan Manchester City dan Barcelona ketika ditangani Pep Guardiola, semua itu bisa terjadi berkat peran direktur sepakbola (director of football) di belakangnya: Aitor "Txiki" Begiristain Mujika.

Ketika masih aktif sebagai pemain, Txiki Begiristain sempat membela Real Sociedad, Barcelona, Deportivo, hingga Urawa Red Diamonds.

Laki-laki kelahiran Olaberria, 12 Agustus 1964 ini bermain di posisi sayap kiri. Ia juga bisa bermain sebagai penyerang. Produktivitas golnya terbilang baik; dari 514 pertandingan ia mencetak 116 gol. Beberapa gelar berhasil ia raih karena penampilannya itu, dari Copa del Rey, Supercopa de Espana, La Liga, European Cup, UEFA Cup Winner`s Cup, sampai UEFA Super Cup.

Kini mantan pemain berkebangsaan Spanyol itu telah beralih menjadi seorang direktur sepakbola. Barcelona pernah mendapatkan hasil yang luar biasa ketika Begiristain menjadi direktur sepakbolanya setelah pemilik kesebelasan, Joan Laporta, memercayakan posisi itu kepada Begiristain. Kesuksesan pun diraih Barcelona di tangan Begiristain bersama Guardiola yang pada saat itu ditunjuk menjadi pelatih Barcelona.

Karena kesuksesannya bersama Barcelona, Manchester City tertarik untuk mendatangkannya dan menjadikannya direktur sepakbola. Mendapat tawaran itu, Begiristain pun menerima dan resmi menjadi Direktur Sepakbola Man City mulai 2012.

“Saya sangat senang telah ditawarkan kesempatan menarik seperti itu. Kemajuan dan prestasi yang diraih Manchester City sangat jelas terlihat oleh semua orang dan saya sangat terhormat telah diminta untuk berkontribusi pada kesuksesan di masa depan,” ungkap Begiristain ketika menerima tawaran dari City.

“Saya sangat menantikan untuk bekerja dengan Brian Marwood, Roberto Mancini, dan juga Ferran Soriano untuk terus membangun tim ini dengan filosofi yang ada untuk mempersiapkan Manchester City menjadi lebih baik di waktu dekat dan jangka panjang.”

Ketika mengatakan ingin bekerja sama dengan Mancini, ternyata ia malah memecat Mancini. Alasannya adalah tuduhan kepadanya bahwa ia telah gagal melakukan transfer untuk Man City, salah satunya ketika gagal mendatangkan Robin van Persie ke Etihad. Eks pemain Arsenal itu malah bergabung dengan Manchester United.

Begiristain tak menyukai sikap Mancini yang tidak percaya kepadanya. Melihat prestasi Mancini yang gagal membawa prestasi Man City, Mancini pun dipecat sebelum akhir musim.

Setelah memecat Mancini, Begiristain mendatangkan Manuel Pellegrini untuk menjadi kepala pelatih. Kedatangan Pellegrini pada saat itu juga bersamaan dengan perekrutan Alvaro Negredo, Fernandinho, Jesus Navas, Martin Demichelis, dan Stevan Jovetic.

Begiristain juga berhasil mendatangkan Raheem Sterling dan Kevin De Bruyne, di mana pada musim lalu menjadi pemain penting untuk Man City dalam meraih gelar Liga Primer Inggris.

Kedatangan Pellegrini yang dipilih Begiristain berbuah hasil ketika Manchester City meraih gelar Liga Primer 2013/14.

Beberapa musim selanjutnya Pellegrini yang tidak terlalu baik membawa prestasi untuk Man City membuat Begiristain kembali harus mendapatkan pelatih baru. Pep Guardiola yang berhasil meraih tiga gelar Bundesliga Jerman berturut-turut coba didatangkan dan Pep pun menerimanya.

Alasan utama Guardiola mau menerima menjadi kepala pelatih Man City adalah karena sosok Begiristain.

“Txiki Begiristain adalah sosok penting bagi hidup saya. Dia memberi saya kesempatan besar, seperti ketika ia memutuskan menjadikan saya sebagai pelatih tim junior dan senior Barcelona. Dan saya pikir, dia adalah orang paling pintar dalam sepakbola saat ini,” ujarnya ketika diwawancarai The Sun.

“Txiki adalah orang yang paling mengerti saya sejak kami mulai bermain bersama. Dan karena itulah saya memilih untuk berada di tim yang sama dengan dirinya,” lanjut Pep.

Bersama Pep Guardiola, Manchester City seolah menjadi kesebelasan yang memiliki filosofi bermain yang baru. Dengan kata lain Begiristain yang memilih Pep untuk menjadi kepala pelatih telah melakukan hal yang tepat. Di tangan Pep, Man City berhasil menjadi juara Liga Primer 2017/18, serta mencetak lebih dari 100 gol. Itu merupakan prestasi yang sangat baik.

Pemain-pemain yang didatangkan pada saat itu juga menjadi pilihan tepat untuk kebutuhan kesebelasan. Ederson Moraes tampil gemilang di bawah gawang Man City. Danilo didatatangkan dari Real Madrid menjadikan Man City mempunyai banyak pilihan pemain. Benjamin Mendy juga cukup berguna walaupun ia sempat mengalami cedera panjang pada 2017/18.

Begiristain telah menegaskan kembali kemampuannya untuk menguraikan kebutuhan pemain Man City. Ketika Mancini gagal memberikan prestasi, ia mendatangkan Manuel Pellegrini. Ketika Pellegrini gagal memberikan prestasi, ia mendatangkan Pep Guardiola.

Begiristain bisa dikatakan adalah orang yang paling berpengaruh bagi Manchester City. Segala pilihannya berbuah prestasi untuk Man City dari mendatangkan pelatih hingga pemain-pemain dengan kebutuhan yang tepat untuk kesebelasan.

Dengan jabatannya sebagai Direktur Sepakbola Man City, tentu The Citizens bisa terus menjadi salah satu kesebelasan yang menakutkan di Eropa. Bukan tidak mungkin akan datang waktunya Man City mendapatkan gelar Liga Champions, sama ketika ia berhasil membawa Barcelona meraih gelar Liga Champions.

Ketika pemain dan manajer (atau pelatih) menjadi primadona, masih ada banyak aktor di belakang mereka yang juga menjadi kunci sukses. Direktur sepakbola adalah salah satunya. Dari semua direktur sepakbola di dunia, Txiki Begiristain adalah salah satu yang terbaik.

Komentar