Spurs Sudah Melakukan yang Terbaik dengan Tak Membeli Pemain Baru

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Spurs Sudah Melakukan yang Terbaik dengan Tak Membeli Pemain Baru

Dari 20 kesebelasan Liga Primer Inggris, Tottenham Hotspur jadi satu-satunya yang sampai hari ini (07/08) belum mendatangkan pemain baru. Padahal jendela transfer Liga Inggris akan ditutup pada lusa (09/08). Waktu semakin sempit bagi Spurs.

Secara teknis, The Lilywhites sudah kehilangan tiga pemain mereka, yaitu Keanan Bennetts, Anton Walkes, dan Reo Griffiths. Ketiga nama pemain di atas memang tak terlalu besar untuk diratapi kepergiannya. Namun ada gosip kuat jika tiga pemain besar mereka—Toby Alderweireld, Danny Rose, dan Mousa Dembele—justru akan meninggalkan mereka.

Jika itu terjadi, kondisi Spurs akan semakin gawat. Kedalaman skuat mereka akan bermasalah bahkan ketika musim reguler belum berjalan.

Terlalu Banyak yang Terlibat di Piala Dunia

Masalah Spurs disebabkan karena 12 pemain mereka bertugas di Piala Dunia 2018, bahkan 9 di antaranya bermain sampai semifinal: Hugo Lloris (Perancis), Alderweireld, Jan Vertonghen, Dembele (Belgia), Rose, Eric Dier, Harry Kane, Kieran Trippier, dan Bamidele Alli (Inggris).

Mereka bersembilan baru kembali berlatih pada Senin (06/08), lima hari sebelum pertandingan sepak mula Liga Primer di kandang Newcastle United. Itu artinya Spurs akan memiliki masalah kebugaran dari paling belakang (Lloris) sampai paling depan (Kane).

Selain Alderweireld, Rose, dan Dembele yang digosipkan pergi, yang berpotensi mengganggu mentalitas tim, Son Heung-min juga harus bermain di Si Jalak Harupat pada Asian Games 2018 setidaknya sampai akhir Agustus. Permasalahan Tottenham semakin pelik.

Baca juga: Benarkah Pemain Kelelahan Setelah Piala Dunia?

Pada pra-musim, Spurs sebenarnya menang empat kali, imbang sekali, dan kalah sekali (1-4 melawan Girona pada pertandingan pra-musim terakhir). Fernando Llorente selalu diturunkan menjadi ujung tombak dengan Erik Lamela, Lucas Moura, Ben Davies, dan Kyle Walker-Pieters mendapat menit bermain yang lebih dari cukup.

Lucas menjadi bintang dengan empat gol dan dua asis, Llorente juga berhasil mencetak empat gol, sementara tiga gol berhasil dicetak oleh Lamela dan Georges-Kevin N’Koudou. Statistik-statistik di atas sangat penting untuk manajer mereka, Mauricio Pochettino, sepenting juga para manajer FPL yang memantau.

Pochettino mengaku senang dengan penampilan para pemain muda dan pelapisnya selama pra-musim. Di atas kertas skuat Spurs sudah cukup dalam. Masalahnya di atas lapangan nanti ada sembilan pemain yang tidak cukup fit setelah pulang liburan pasca Piala Dunia.

Mental Deadliner Spurs Sejauh Ini Baik-baik Saja

Kritik sudah banyak menghujam Pochettino karena ia belum juga mampu mempersembahkan gelar untuk Spurs. Meski begitu, pada tiga musim terakhir Spurs selalu bisa tampil konsisten (dalam arti positif) di liga: peringkat tiga, dua, dan tiga.

Jarangnya mereka bongkar-pasang skuat utama membuat Spurs tetap kuat sebagai unit. Musim ini, sejauh ini, Spurs belum kehilangan pemain utamanya. Musim lalu mereka kehilangan Kyle Walker. Sementara di dua musim sebelumnya, dari semua pemain yang pergi, sejujurnya tak ada yang berstatus sebagai pemain utama.

Di awal musim ini Harry Kane juga memperpanjang kontraknya. Itu adalah kabar baik bagi para pendukung Tottenham.

Baca juga: Memahami Mental Deadliner di Tenggat Waktu Transfer

Selain jarang kehilangan jagoan, dalam tiga musim tersebut juga ada satu kebiasaan yang selalu Spurs tunjukkan, yaitu mental deadliner mereka.

Son Heung-min datang tiga hari sebelum tenggat waktu musim panas 2015. Juan Pablo Gonzales Velasco, N’Koudou, dan Moussa Sissoko datang pada dua hari terakhir menjelang deadline musim panas 2016. Juan Foyth, Serge Aurier, dan Llorente juga datang dua hari menjelang tenggat musim panas 2017. Sementara Lucas pada tenggat waktu musim dingin 2018.

Dari 18 pemain yang didatangkan Pochettino pada tiga musim terakhir, delapan pemain di atas datang menjelang deadline. Dari delapan di atas, bisa dibilang sekitar setengahnya berhasil menunjukkan performa memuaskan. Artinya, Spurs tak perlu mengkhawatirkan mental deadliner mereka andaikan itu juga terjadi dari hari ini sampai deadline lusa (09/08).

Investasi di Stadion, Bukan Pemain Baru

Sebenarnya dari tadi yang menjadi akar masalah kenapa belum ada pemain baru yang didatangkan oleh Spurs adalah karena, sederhananya, mereka tak punya uang.

Tottenham sudah berinvestasi lebih dari 1 miliar paun (sekitar 18,7 triliun rupiah) untuk membangun stadion baru dengan terlebih dahulu merobohkan White Hart Lane. Musim lalu mereka menumpang ke Stadion Wembley untuk pertandingan-pertandingan kandang mereka.

Secara tidak langsung, Spurs sedang belajar berinvestasi seperti yang Arsenal lakukan dengan pindah dari Highbury ke Ashburton Grove (Emirates Stadium).

Baca juga: Inovasi pada Stadion Baru Tottenham Hotspur

Pada masa awal-awal The Gunners menempati Emirates, tak banyak pemain baru yang datang. Namun beberapa musim setelahnya, keuangan Arsenal dilaporkan sangat sehat dan bahkan mereka kemudian mampu membeli pemain-pemain seperti Mesut Ozil, Alexis Sanchez, sampai Pierre-Emerick Aubameyang.

Masalahnya, pindah ke stadion baru tak bisa langsung berdampak positif. Contohnya adalah ketika West Ham United pindah dari Boleyn Ground ke London Stadium. Butuh banyak penyesuaian.

Spurs sendiri masih akan memakai Wembley pada pertandingan Derbi London melawan Fulham (18/08). Mereka berusaha merampungkan stadion baru dengan sebaik-baiknya sebelum dipakai pertama kali pada pertengahan September ketika Spurs menjamu Liverpool (15/09).

“Dengan pindah ke stadion baru, itu adalah momen yang sangat menggairahkan untuk kesebelasan ini,” kata Pochettino.

Bagaimana tidak bergairah. Selain stadion baru, Spurs juga menjadi satu-satunya kesebelasan London yang tampil di Liga Champions UEFA 2018/19. Sesuai dengan iklan yang terpasang di London Underground untuk meledek Arsenal dan Chelsea: The only place to watch UEFA Champions League in London.

Jika pada akhirnya uang adalah segalanya, Spurs sudah melakukan yang terbaik di jendela transfer musim panas 2018 sejauh ini. Mereka tak membeli pemain baru, tak menjual pemain kunci—kalau pun menjual malah bagus karena jadi dapat uang—dan mereka berlaga di Liga Champions yang juga bisa menghasilkan uang tambahan. Lagipula, pemenang itu ditentukan di setiap akhir musim; tidak ada pemenang di jendela transfer.

Komentar