Balada Musim Ketiga Mourinho

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Balada Musim Ketiga Mourinho

Musim 2018/19 memang belum dimulai secara resmi. Namun sampai Selasa ini (31/07) Manchester United sudah memainkan empat pertandingan pra-musim. Secara teknis, tak satupun yang berhasil mereka menangi. Setan Merah bermain imbang 1-1 melawan Club América (19/07), imbang tanpa gol melawan San Jose Earthquakes (22/07), imbang 1-1 melawan AC Milan (25/07) meski kemudian menang 9-8 lewat adu penalti, dan kalah 1-4 dari Liverpool (28/07).

Ya, ya, kami tahu ini hanya pra-musim, di mana hasil bukan lah segalanya. Namun permainan sepakbola tak bisa bohong. Apa pun judul pertandingannya, tim se-cadangan apa pun yang bermain, dan segudang alasan lainnya, tak lantas menutup kritik setelah sebuah kesebelasan kalah 1-4 dari kesebelasan rivalnya.

Bagi yang menang, mereka akan mengolok-olok yang kalah. Bagi yang kalah, mereka akan bilang ini hanya pra-musim. Begitu saja seterusnya.

Tapi sejujurnya masalah terbesar Manchester United bukan kekalahan 1-4 dari Liverpool di pra-musim. Mereka juga belum dikritik sebegitu ganasnya. Satu yang jadi masalah, sebelum kritik-kritik tersebut menghujam, manajer mereka, Jose Mourinho, ternyata adalah orang pertama yang curhat di konferensi pers. Curhatan yang kemudian membuka tabir sejarah yang malah mengundang kritik-kritik berdatangan.

Tidak. Bukan hal itu yang menjadi sorotan utama karena kutipan di atas masih punya lanjutannya. Intinya Mourinho memproklamasikan jika ia tidak akan rela menghabiskan uang untuk menonton pertandingan pra-musim International Champions Cup meski pertandingan itu adalah antara dua kesebelasan rival dari Inggris.

Ia menyoroti itu begitu tahu ada 101.254 penonton yang pada musim panas itu datang ke "The Big House" Michigan Stadium di Ann Arbor, Amerika Serikat. Itu adalah angka yang luar biasa besar mengingat pada tiga pertandingan pra-musim United sebelumnya stadion malah hampir kosong.

Jadi, ia malah heran dan salut kepada masyarakat Amerika Serikat di Michigan. Makanya ia berkata secara tak langsung, "Kalau aku sih tak akan datang, tak akan mau bayar, kalau hanya untuk melihat kedua tim ini bermain. Makanya, kalian hebat sampai mau datang ke sini."

Curhatan-curhatan Mourinho di Pra-Musim

Kutipan itu bukan menu utama curhatan Mourinho. Ia curhat karena merasa frustrasi. Banyak hal yang membuatnya frustrasi di awal musim bersama Man United kali ini.

"Aku akan senang untuk punya dua pemain lagi. Aku pikir aku tak akan dapat dua. Aku pikir itu memungkinkan jika aku akan dapat hanya satu [lagi]. Aku memberikan list kepada kesebelasanku yang berisi lima nama beberapa bulan lalu dan aku menunggu untuk melihat apakah memungkinkan untuk memiliki satu dari pemain-pemain ini," kata Mourinho, dikutip dari The Guardian.

Sejauh ini Man United sudah mendatangkan Diogo Dalot (bek sayap seharga 19 juta paun dari Porto), Fred (gelandang 47 juta paun dari Shakhtar Donetsk), dan Lee Grant (kiper 1,5 juta paun dari Stoke City). Apakah dari tiga nama itu, salah satunya bukan dari list lima pemain yang Mourinho berikan kepada Ed Woodward, pemilik United, beberapa bulan lalu? Hanya Mourinho yang tahu.

"Jika itu mungkin, itu mungkin. Jika itu tidak [mungkin], itu tidak. Jika itu mungkin, itu bagus. Jika tidak, lalu kami tetap berjuang dan bekerja, dan percaya kepada pemain-pemain yang kami punya."

"Ini tak ada hubungannya dengan bala bantuan (maksudnya pemain baru). Bala bantuannya adalah [Paul] Pogba, [Marouane] Fellaini, [Victor] Lindelof, [Marcus] Rashford, [Jesse] Lingard, [Nemanja] Matic, [Antonio] Valencia. Ini adalah bala-bala bantuannya. Ini bukan tim kami... Kami memulai pertandingan [melawan Liverpool] dengan hampir setengah dari pemain-pemain yang bahkan tak pantas masuk ke skuat kami pada 9 Agustus (pertandingan pekan pertama Liga Primer melawan Leicester). Mereka tak akan ada di sini."

Pada beberapa sisi, wajar ia bilang begitu. Nama-nama yang disebutkan di atas masih liburan (atau istirahat) setelah Piala Dunia, sementara Matic dan Valencia menderita cedera. Jika ada beberapa dari mereka yang bisa kembali, itu memang bisa dianggap "bala bantuan"—seperti pemain baru—bagi sebuah kesebelasan. Mourinho mengamininya.

"Ini bukan skuat kami. Bala bantuan, maksudmu pemain-pemain yang aku ingin beli. Bukan, itu hal lain lagi. Tapi ini bukan skuatku. Ini bahkan bukan setengah skuat, atau 30%-nya. Jadi, jangan lihat ini," katanya.

Melihat starter Man United saat menghadapi Liverpool, kasihan sekali mereka. Setidaknya 30-50% dari nama-nama pemain ini tak pantas ada di skuat United pekan depan: Lee Grant (baru dibeli), Eric Bailly, Axel Tuanzebe, Timothy Fosu-Mensah, Matteo Darmian, Demetri Mitchell, Ander Herrera, Scott McTominay, Juan Mata, Andreas Pereira, dan Alexis Sanchez.

"Hari ini kami punya empat atau lima pemain yang `tewas` karena mereka peduli dengan kesebelasan ini dan mencoba memberikan segalanya, bahkan mempertaruhkan diri mereka sendiri, karena mereka tak ingin membiarkan anak-anak (maksudnya pemain muda, pemain pelapis) bermain sendiri melawan Milan, melawan Liverpool," lanjutnya.

"Sebagai contoh, Eric Bailly tadinya tak akan bermain, dan ketika ia lihat [Chris] Smalling cedera saat pemanasan, ia memutuskan sendiri bahwa ia tak ingin membiarkan ada anak lain yang bermain (maksudnya jangan sampai pemain pelapis bermain tanpa cover dari pemain utama). Itu tak adil untuk Alexis [Sanchez] dan [Juan] Mata dan [Ander] Herrera."

"Kami hanya mencoba memainkan pertandingan-pertandingan ini sebaik yang kami bisa, dan aku pikir anak-anak sudah main sangat bagus sampai bensin mereka habis. Ketika itu habis, selamat tinggal. Liverpool punya mayoritas pemain-pemain [utama] mereka, dan mereka merotasi semuanya. [Mohamed] Salah bermain 45 [menit], kemudian 45 [menit lagi di pertandingan berikutnya]. Kami tak bisa melakukan ini. Herrera [main] 90 menit, [Andreas] Pereira 90 menit... bensinnya ya habis. Jadi pelajaran apa yang pertandingan ini berikan untukku? Tak ada sama sekali."

Mourinho juga sempat curhat soal Anthony Martial yang Kamis pekan lalu (19/07) pergi dari kamp latihan pra-musim United untuk kelahiran anak keduanya, tapi tak kunjung kembali. Itu semakin tak enak dihadapi karena Martial digosipkan pindah dari United.

"Ia (Martial) baru punya bayi dan setelah bayinya lahir—bayi yang cantik, sangat sehat, puji Tuhan. Ia seharusnya ada di sini dan ia tak ada di sini. Sekarang kami punya [pertandingan melawan] Real Madrid (01/08 pagi WIB) dan setelah itu kami lawan Bayern Munich (06/08) dan habis itu adalah awal kami [di Liga Primer]."

"Aku harap anak-anak yang sedang liburan bisa sedikit mengurus diri mereka sendiri dan seseorang mau melakukan apa yang [Marcus] Rashford dan [Phil] Jones lakukan, yang mana kembali [latihan pra-musim] sedikit lebih awal untuk mencoba dan menolong tim karena untuk awal musim kami akan ada dalam masalah."

Baca juga: Benarkah Pemain Kelelahan Setelah Piala Dunia?

Mourinho mengatakan United akan ada "dalam masalah" pada awal musim Liga Primer mengingat para pemain yang masih istirahat setelah Piala Dunia 2018 dan menderita cedera pada pra-musim tak kunjung latihan. Ia mungkin lupa di awal musim ini United akan menghadapi Leicester City (yang baru kehilangan Riyad Mahrez ke Manchester City) dan Brighton & Hove Albion.

Kalau mau dibandingkan dengan Arsenal (menghadapi Man City kemudian Chelsea), dua lawan Man United jelas di atas kertas lebih ringan. Justru Arsenal dan Unai Emery yang sedang ada "dalam masalah" di awal musim nanti.

Sejarah Berulang di Musim Ketiga Mourinho?

Dari curhatan-curhatan Mourinho di atas, sebaiknya tak perlu disikapi secara harfiah. Mourinho adalah pelatih cerdas dalam mind games. Bisa jadi ia butuh perhatian media agar Ed Woodward merasa tertekan dan cepat-cepat membereskan kesepakatan transfer berikutnya untuk Setan Merah—yang diperkirakan adalah bek tengah dan/atau penyerang sayap.

Tenggat waktu jendela transfer bagi United dan Liga Primer sangat sempit, yaitu pada 9 Agustus, atau satu hari sebelum Liga Primer musim 2018/19 memainkan pertandingan pertamanya (10/08 malam waktu setempat atau 11/08 dini hari WIB). Jadi, segala ilmu harus ia keluarkan.

Namun melihat frustrasi Mourinho dari sisi lain (terlepas ini pura-pura frustrasi atau tidak), kita bisa melihat sejarah dan rekam jejak Mourinho, terutama di tahun ketiganya bersama kesebelasan-kesebelasan yang ia latih.

Sejak melatih União de Leiria (2001-2002), Mourinho selalu pergi pada/setelah musim ketiga. Di Porto sejak 2002, ia kemudian pergi ke Chelsea menjelang musim ketiganya (2004/05) setelah menjuarai Liga Champions UEFA. Di Chelsea, ia diberhentikan setelah musim ketiganya, tepatnya pada awal musim keempatnya (2007/08), tepatnya lagi pada 20 September 2007.

Ia kemudian melatih Internazionale Milan pada Juni 2008. Di Inter ia menjuarai Liga Champions di musim keduanya (2009/10) tapi kemudian pergi ke Real Madrid sebelum musim ketiganya dimulai.

Selanjutnya di Real Madrid ia diberhentikan setelah musim ketiganya (2012/13) yang ia cap sendiri sebagai yang "terburuk sepanjang kariernya". Padahal di awal musim ketiganya tersebut ia baru memperpanjang kontrak empat tahun. Ia kemudian kembali ke Chelsea.

Sama seperti di Real, Mourinho juga memperpanjang kontrak (berdurasi empat tahun juga) di Chelsea pada awal musim ketiganya (2015/16). Baru memperpanjang kontrak, ia langsung punya masalah dengan dokter kesebelasan, Eva Carneiro, soal perawatan cedera Eden Hazard di pertandingan pembuka Liga Primer menghadapi Swansea City. Akhirnya ia diberhentikan dari Chelsea, lagi-lagi di musim ketiganya.

Sempat "liburan" setengah tahun, ia kembali bekerja untuk menangani Man United pada 27 Mei 2016. Ia menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun (empat musim). Berarti ia seharusnya ada di Man United setidaknya sampai 2020. Namun, musim 2018/19 ini adalah musim ketiganya. Melihat kebiasaan di atas, Mourinho perlu berhati-hati.

Apa pun niatnya di awal musim ini melalui curhatannya di atas, bisa jadi akan membuat Ed Woodward muak. Perselisihan Mourinho dengan Woodward semakin kelihatan, padahal sejauh ini—dari Mourinho bergabung dengan Setan Merah—Woodward sudah mendatangkan setidaknya 12 pemain (artinya sudah masuk kategori satu skuat ke-"sebelas"-an plus satu pemain) untuk Mourinho dan United. Dua di antaranya adalah Paul Pogba (89 juta paun) dan Romelu Lukaku (75 juta paun).

Oleh karena itu tak mengherankan Mourinho ada di daftar teratas sebagai manajer yang kemungkinan paling pertama dipecat, berdasarkan rumah-rumah judi seperti Betfair, Betway, Ladbrokes, SkyBet, dan William Hill.

Bagi yang percaya sejarah akan berulang, mereka sudah bersiap-siap jika Mourinho akan dipecat pada/setelah musim ketiganya. Tak ada yang salah dengan keimanan seperti ini. Namun dari orang-orang yang percaya hal-hal semacam ini, seharusnya mereka juga percaya jika Mourinho akan selalu menjadi juara liga di musim keduanya*.

Itu tidak terjadi musim lalu di Man United. Boro-boro juara, Man United malah ketinggalan 19 poin dari sang juara, Man City bersama Pep Guardiola-nya, kesebelasan sekaligus manajer rival. Jadi, sejarah mungkin tak selalu berulang. Atau kalau pun berulang, kondisinya pilih-pilih. Jika Mourinho terpilih, tak usah kaget; karena ia adalah satu yang spesial. The Special One.


*Mourinho menjadi juara liga di musim keduanya bersama Porto, Chelsea episode pertama, Inter, Real Madrid, dan Chelsea episode kedua. Mourinho bahkan juga menjadi juara di musim perdananya bersama tiga kesebelasan awal yang disebutkan di kalimat pertama paragraf ini.

Foto @MirrorFootball

Komentar