Cara Mario Gomez Menjadikan Ezechiel N`Douassel Mesin Gol Persib

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Cara Mario Gomez Menjadikan Ezechiel N`Douassel Mesin Gol Persib

Setengah musim pertama Ezechiel N’Douassel di Persib Bandung menuai kritik. Tapi setengah musim berikutnya pada Liga 1 2018, penyerang asal Chad tersebut menuai pujian. Saat artikel ini ditulis, ia mengakhiri putaran pertama sebagai pencetak gol terbanyak dengan 13 gol.

Menggantikan Carlton Cole pada putaran kedua Liga 1 2017, N’Douassel gagal memenuhi ekspektasi. Alih-alih mengantarkan Persib meraih kemenangan, penyerang berusia 30 tahun tersebut justru lebih sering mendapatkan kartu kuning. Hingga musim 2017 berakhir, torehan kartu kuningnya (lima kali) lebih banyak dari jumlah golnya (empat gol). Persib mengakhiri musim di peringkat 13.

Tapi musim ini N’Douassel seolah menjadi N’Douassel berbeda. Ketika ia harus absen, lini serang Persib terasa kurang menggigit. Wajar saja karena 13 gol yang dicetaknya berarti setengah dari jumlah total gol yang diciptakan Persib dalam 17 laga. Berkat gelontoran golnya itu pula Persib mengakhiri putaran pertama Liga 1 2018 di posisi puncak klasemen.

***

Gaya bermain N’Douassel sebenarnya tidak jauh berbeda dengan musim lalu. Ia tetap diandalkan dalam duel udara karena punya tinggi 188 cm. Ia juga bisa memaksimalkan kedua sayap lalu melewati lawan untuk menciptakan peluang. Umpan-umpan silangnya juga bisa memanjakan pemain lain.

Bedanya, pelatih Persib Bandung saat ini, Roberto Carlos Mario Gomez, tahu betul cara memaksimalkan kemampuan N’Douassel. Sebaliknya, N’Douassel juga bisa memaksimalkan skema utama permainan yang diinginkan Gomez. Gomez memainkan pola dasar 4-4-2, berbeda dengan Persib saat ditangani Herrie Setiawan atau Emral Abus pada musim lalu, keduanya bermain dengan pola 4-2-3-1.

Pola 4-4-2 menguntungkan N’Douassel. Ia tidak sendirian di depan; berduet dengan Jonathan Bauman. Bauman punya tugas utama sebagai defensive forward. Penyerang asal Argentina ini akan jadi pemain yang rajin mengganggu dan menekan lawan, khususnya pemain bek tengah dan gelandang tengah lawan, yang sedang memegang bola.

N’Douassel juga bertugas menekan pemain lawan yang menguasai bola di pertahanan lawan. Pemain lain seperti Oh In-kyun bahkan Dedi Kusnandar yang menempati dua gelandang tengah pun sewaktu-waktu akan berusaha merebut bola di pertahanan lawan. Tapi di lini pertahanan lawan, Bauman-lah yang diutamakan menekan lawan agar duet gelandang tidak memberikan celah dan N’Douassel tetap berada di depan. Semua itu dilakukan agar lawan tidak nyaman membangun serangan dan memanfaatkan transisi bertahan ke menyerang di lini pertahanan lawan.



Gomez juga sangat mengandalkan umpan panjang dalam membangun serangan. Karena ini pula Dedi Kusnandar yang mahir dan akurat mengirimkan umpan jauh lebih diandalkan Gomez ketimbang Hariono (gol pertama Eze ke gawang Arema berasal dari umpan panjang Dedi). Dalam setiap umpan panjang, mayoritas bola akan diarahkan pada N’Douassel. Memiliki tinggi 188 cm membuatnya kerap unggul bola udara.

Hasil dari duel udara tersebut nantinya bisa disambut winger Persib yang biasanya diisi Gozali Siregar dan Febri Hariyadi. Bauman sang defensive forward pun akan menjadi pemain yang memungut bola hasil duel udara N’Douassel, entah itu yang mengarah ke gawang lawan atau bola liar. Golnya ke gawang Mitra Kukar juga hasil kecekatan Bauman memanfaatkan bola liar hasil duel udara N’Douassel.



Dalam skema 4-2-3-1 Persib pada musim lalu, N’Douassel juga diandalkan dalam duel udara. Namun bedanya, Persib berpusat pada serangan kedua sayap. N’Douassel diandalkan dalam menyambut umpan silang tersebut. Jika pun ada bola liar hasil dari duel udaranya hasil dari long ball, Michael Essien yang banyak mengisi pos gelandang no. 10 Persib musim lalu jarang berada di posisi yang tepat untuk memungut bola. Essien yang tak punya tempat dalam skema Gomez pun terdepak untuk memberikan slot pemain asing pada Bauman.

Bisa dikatakan, musim ini N’Douassel benar-benar dimanjakan oleh skema Gomez. Bahkan kedua sayap Persib saat ini punya tugas utama mengirim umpan silang ke kotak penalti, yang utamanya diarahkan pada N’Douassel. Dampaknya memang Febri Hariyadi tampil kurang maksimal karena kemampuannya dalam melewati pemain lawan dan menggiring bola dari sayap ke kotak penalti jadi jarang dilakukan. Febri harus lebih rajin mengirim umpan silang, selain tentunya membantu pertahanan dalam pola 4-4-2. Dalam permainan terbaiknya, Febri bisa diandalkan seperti saat mengirimkan umpan silang untuk gol N’Douassel melawan Borneo FC.

Dari 13 gol dalam 14 laga yang dimainkan N’Douassel sampai putaran pertama, 6 gol berasal dari kepalanya. Selain Febri, Gozali Siregar, Oh In-kyun dan Supardi Nasir juga pernah tercatat sebagai pencetak asis lewat umpan silang atau sepak pojok yang disambut tandukan N’Douassel.

Bauman, sementara itu, memanjakan N’Douassel lewat umpan-umpan terobosan karena area bermain keduanya yang selalu berdekatan. Gol N’Douassel pada laga melawan Sriwijaya FC dan Arema FC menjadi bukti. Di bawah asuhan Gomez, N’Douassel bisa mencetak gol melalui berbagai macam cara: kepala, kaki kiri, dan kaki kanannya pernah membuahkan gol untuk Persib.



Jika pun tanpa Bauman, bukan berarti N’Douassel akan bermain buruk. Benar N’Douassel akan tampil lebih baik bersama Bauman. Namun tanpa Bauman, Gomez memberikan peran berbeda pada N’Douassel. N’Douassel akan mendapatkan kebebasan dalam mengekspolitasi ruang kosong lawan. Ia bisa berada di tengah, kanan, ataupun kiri.

Gomez memanfaatkan N’Douassel yang mampu bermain sebagai pemain sayap. Melawan Persebaya Surabaya –Persib menang 4-3-, N’Douassel mencetak tiga asis. Asis pertamanya pada gol Supardi berasal dari kemampuannya mengirim umpan silang.



Skema seperti ini bukan hal baru bagi N’Douassel. Musim lalu, salah satu penyebab golnya tidak sebanyak sekarang, ia harus melayani Raphael Maitimo yang ketajamannya meningkat jelang penghujung musim. Bahkan ia bermain sebagai winger kiri sejak awal laga.



Di kesebelasan-kesebelasan yang pernah dibela N’Douassel, sayap kiri adalah posisi yang terkadang ia mainkan. Kecepatan dan kemampuan umpan silangnya dibutuhkan untuk memanfaatkan penyerang-penyerang tengah macam Theofanis Gekas (di Konyaspor), Magomed Mitrishev (di Akhmat Grozny), Nouri Ouznadji (di USM Bilda), hingga Casimir Ninga dan Karl Marx Barthelemy di timnas Chad.


Susunan pemain Konyaspor saat masih dibela N`Douassel, N`Douassel menempati pos sayap kiri (via: football-lineups.com)

***

N’Douassel menjadi mesin gol Persib pada putaran pertama Liga 1 2018 tak lepas dari pendekatan strategi yang diterapkan Gomez. Lewat skema 4-4-2 yang mengandalkan umpan panjang, N’Douassel banyak terlibat dalam serangan Persib. Kemampuan udaranya termaksimalkan tidak hanya sebagai eksekutor serangan, melainkan juga dalam membangun serangan.

Ketika menjadi eksekutor serangan, N’Douassel terbantu oleh kemampuan Gozali, Supardi hingga In-kyun yang akurat dalam melepaskan umpan silang atau umpan terobosan. Dedi punya peran penting dalam mengirimkan umpan panjang. Sementara itu kemampuan Bauman dalam menekan lawan juga membuatnya tidak sendirian dalam menekan di lini pertahanan.

Soal menyulap pemain menjadi lebih baik, Gomez memang tahu betul apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan para pemainnya. Gozali, Ardi Idrus, Supardi, Dedi serta pemain muda seperti Indra Mustafa dan Agung Mulyadi, menjadi sejumlah pemain yang berhasil maksimal berkat kemampuan Gomez meracik strategi. Maka tak heran N’Douassel yang sejak awal punya dasar sebagai pemain berkualitas pun tampil lebih tajam di bawah asuhan Gomez.

Komentar