Wolves Bukan Kesebelasan Promosi Biasa

Cerita

by redaksi 25672

Wolves Bukan Kesebelasan Promosi Biasa

Wolverhampton Wanderers berstatus juara Divisi Championship pada Liga Primer Inggris 2018/19. Tapi jangan anggap Wolves hanya kesebelasan promosi biasa yang terancam degradasi pada musim berikutnya. Si Serigala justru bisa menjadi ancaman nyata bagi kesebelasan-kesebelasan Liga Primer musim ini. Itu tak lepas dari kontribusi Jorge Mendes.

Ya, Mendes, sang super agen, punya peran penting di Wolves. Agen yang melatarbelakangi mega transfer pemain-pemain top Eropa dalam satu dekade terakhir ini menjabat sebagai penasihat tim Wolves. Jabatan ini ia dapatkan setelah perusahaan asal Tiongkok, Fosun Internasional, mengambil alih kepemilikan Wolves dari Steve Morgan bersama Bridgmere Group-nya pada Juli 2016 lalu. Kerjasama Mendes dengan Fosun sendiri bermula pada awal 2016, ketika anak perusahaan Fosun, Shanghai Foyo, membeli sejumlah saham perusahaan agensi milik Mendes, Gestifute.

catatan editor: Laporan terbaru Football Leaks pada 22 November 2018 menyebutkan bahwa Mendes dan Fosun bekerja sama untuk mengakali aturan Football Association (FA) karena sejatinya seorang agen tidak diperbolehkan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bisnis sebuah klub

Meski berstatus penasihat tim, ia seolah sedang membangun timnya sendiri. Manajemen Wolves mendengarkan saran Wolves untuk memecat Paul Lambert sebagai manajer. Padahal saat itu Lambert tak terlalu buruk dalam memimpin. Wolves yang sempat berada di peringkat 19 bersama Walter Zenga berhasil naik ke papan tengah dan di Piala FA berhasil mengalahkan Liverpool.

Lambert lantas diganti oleh pelatih pilihan Mendes: Nuno Espirito Santo. Padahal sebelumnya Nuno Santo, yang merupakan klien pertama Mendes, mengantarkan Porto menjadi runner-up Liga Portugal. Tapi demi Mendes, Nuno Santo rela turun derajat untuk menukangi kesebelasan divisi dua Inggris yang bermarkas di Stadion Molineux ini.

Tidak hanya pelatih, sebagai agen pemain, ia pun memindahkan pemain-pemain dari agensinya, Gestifute, ke Wolves. Diogo Jota, Ivan Cavaleiro, Helder Barbosa, Roderick Miranda, hingga Ruben Neves berhasil didatangkan. Belum lagi pemain-pemain Portugal atau dari Liga Portugal lainnya yang tak lepas dari hubungan dekat Mendes, salah satunya Willy Boly yang menjadi andalan di lini pertahanan.

Setelah menjuarai Championship, gelombang pemain Mendes pun tak berhenti datang ke Wolves. Rui Patricio yang memiliki masalah dengan Sporting Lisbon adalah rekrutan anyar Wolves dan merupakan salah satu klien Mendes. Saat artikel ini ditulis, klien Gestifute lain seperti Joao Moutinho, Andre Silva, dan Pepe diisukan sedang bernegosiasi untuk menjadi penggawa baru Wolves. Jika ketiganya datang, maka akan ada 10 pemain Portugal pada skuat Wolves musim ini.



Maka meski berstatus tim promosi, Wolves sebenarnya sudah punya skuat mewah untuk mengarungi Liga Primer. Selain para pemain Mendes, Wolves juga diperkuat pemain-pemain seperti Roman Saiss (timnas Maroko), Barry Douglas (timnas Skotlandia), Matt Doherty (timnas Rep. Irlandia), dan pemuda berbakat macam Bright Enobakhare, Morgan Gibbs-White, Kortney Hause, Dominic Iorfa, dan Jordan Graham. Pemain-pemain senior seperti John Ruddy, Danny Batth, Conor Coady dan Ryan Bennet membuat Wolves memiliki pemain homegrown berkualitas.

Para pemain tersebut menjadi tulang punggung Wolves dalam menjuarai Championship. Perjalanan mereka ke tangga juara pun terbilang tanpa hambatan. Wolves bergeming di posisi pertama sejak pekan ke-15 hingga musim berakhir. Wolves meraih 99 poin dari 46 laga, unggul 9 poin dari Cardiff City di bawahnya. Wolves juga menjadi kesebelasan paling produktif (82 gol) dan paling sedikit kebobolan (39 gol).

Kekuatan yang dimiliki oleh Wolves dengan campur tangan Mendes ini sempat kontroversial. Pemilik Leeds United, Andrea Radrizzani, merasa bahwa kepemilikan Fosun yang merupakan perusahaan Tiongkok, seharusnya dilarang di Inggris karena mereka juga punya sejumlah saham di Gestifute. Menurut Radrizzani itu tidak adil karena klub bisa mendapatkan pemain yang dibutuhkan dengan mudah. Manajer Aston Villa, Steve Bruce, juga beranggapan bahwa para pemain anyar Wolves sebenarnya lebih pantas bermain di Liga Champions, bukan Championship.

Protes Radrizzani dan Bruce cukup masuk akal. Wolves musim lalu hanya mengeluarkan 22 juta paun untuk mendatangkan 14 pemain baru. Tiga perempat total transfer Wolves pun merupakan biaya transfer Ruben Neves. Apalagi melihat kualitas Neves yang merupakan calon bintang masa depan Portugal, biaya 16 juta paun yang dikeluarkan Wolves terbilang murah karena klausul pelepasan Neves sendiri di angka 29 juta paun.

Dari 14 pemain baru Wolves musim lalu, enam di antaranya merupakan pemain pinjaman. Pemain pinjaman tersebut bukan pemain-pemain muda dari klub Liga Primer seperti yang biasanya dilakukan oleh kesebelasan divisi Championship lain, tapi pemain seperti Jota, Boly, Leo Bonatini, Alfred N`Diaye, Benik Afobe yang punya kualitas langsung bermain di tim utama. Kecuali N`Diaye dan Afobe, para pemain tersebut baru dipermanenkan pada bursa transfer musim ini.

Wolves tak menanggapi santai kritikan yang datang dari kesebelasan lain karena merasa tak melanggar aturan. Hal itu diungkapkan chairman Wolves, Jeff Shi.

"Saya tidak tahu kenapa mereka berpikir seperti itu," kata Shi pada BBC tahun lalu. "Secara resmi, secara legal, kami lolos semua tes untuk kepemilikan klub. Saya tahu semua aturan di buku FA. Saya rasa, sepenuhnya dan secara legal, tidak ada masalah. Masalahnya justru bagaimana Anda bisa mendapatkan bantuan dari jaringan dan teman Anda, kan?"

"Jorge [Mendes] teman saya. Dia tahu betul tentang industri sepakbola. Terkadang ketika Anda baru untuk sebuah industri, Anda membutuhkan seseorang yang membantu Anda, untuk memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan, untuk berbagi kegagalan dan keberhasilan mereka. Keuntungan kami, kami mendapatkan saran yang bagus darinya," sambungnya.

Wolves pada awal kepemimpinan Fosun memang tidak langsung seperti sekarang ini. Di musim pertama, Wolves sampai harus berganti pelatih sebanyak tiga kali. Hal itu jelas tidak sesuai dengan tujuan Fosun saat mengambil alih Wolves. Kerjasama dengan Mendes adalah bentuk percepatan dari visi besar Wolves bersama Fosun.

"Hal yang paling kami utamakan adalah berbuat sesuatu dengan tim utama. Sekarang kami sudah melakukannya, kami bisa melakukan sesuatu yang spesial," ujar Shi. "Tapi untuk jangka panjang, itu bukan lagi hanya tentang tim utama. Ini tentang fasilitas, akademi, stadion dan hal-hal lain yang membantu tim ini bisa menjadi salah satu kesebelasan terbaik di dunia. Itu visi kami."

Visi itu juga yang menjadi alasan Rui Patricio, kiper timnas Portugal yang sebelumnya sukses menjuarai Piala Eropa 2016, dalam menerima pinangan Wolves. Ia juga tak ragu mengakui sosok Nuno Santo sebagai alasan lain kepindahannya ke Liga Primer.

“Nuno memainkan peranan penting atas kedatangan saya ke sini, kami sudah kenal satu sama lain selama beberapa tahun,” kata Patricio kepada Wolves TV. “Nuno bukan cuma motivasi saya di balik kepindahan ini, karena Wolves punya proyek menarik yang memungkinkan saya bermain di sini. Tidak perlu ditanyakan lagi karena itu adalah faktor terbesar. Saya juga tak sabar bermain di Liga Primer, liga terbaik di dunia."

Dengan kekuatan Mendes dan Fosun, Wolves di Liga Primer 2018/19 tampaknya akan langsung menjadi kandidat kuat pada perebutan tiket Eropa, setidaknya Liga Europa. Ini menjadikan persaingan papan atas Liga Primer akan semakin sengit. Dalam beberapa tahun ke depan, bukan tak mungkin mereka akan jadi pesaing kuat dalam perebutan gelar juara.

foto: chroniclelive.co.uk

[ar]

Komentar