Peran Penting Giroud dalam Taktik Perancis

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi 39935

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Peran Penting Giroud dalam Taktik Perancis

Perancis jadi juara Piala Dunia 2018. Olivier Giroud menjadi bagian dari keberhasilan Les Bleus. Namun meski Giroud selalu menjadi pemain utama, banyak orang menyangsikan kehebatannya. Pasalnya Giroud tidak mencetak gol di Piala Dunia 2018 ini.

Giroud bermain di semua pertandingan Perancis di Piala Dunia 2018 ini. Hanya di pertandingan pertama ia tidak bermain sejak kick-off. Di pertandingan-pertandingan lainnya, Giroud selalu diandalkan Didier Deschamps. Penyerang Chelsea ini menjadi pemain dengan menit bermain terbanyak kelima Perancis—hanya kalah dari Raphael Varane, N`Golo Kante, Lucas Hernandez, dan Antoine Griezmann.

Dalam tujuh pertandingan, Giroud tidak mencetak satu gol pun. Dalam 546 menit bermain, ia hanya melepas 13 tembakan; artinya jika dirata-rata, Giroud paling banyak melepas satu tembakan setiap babak. Dari semua tembakan tersebut, tidak satu pun tepat sasaran. Tak heran ia nirgol di Piala Dunia 2018.

Untuk seorang penyerang di sepakbola, gol adalah tolok ukur terpenting. Karena itulah Giroud diolok-olok. Kemampuan dan kehebatannya dipertanyakan.

Namun yang perlu diketahui adalah sepakbola modern telah mengubah banyak hal, salah satunya fungsi seorang penyerang. Giroud adalah satu dari sekian banyak penyerang yang mampu beradaptasi dengan perubahan taktik sepakbola. Hal itu yang coba dimaksimalkan Deschamps selama turnamen.

Tidak semua penyerang pantas dinilai kontribusinya dari jumlah gol yang ia cetak. Karena sekarang, tidak semua penyerang difungsikan sebagai pencetak gol utama. Peran itulah yang dimainkan Giroud bersama timnas Perancis saat ini.

Perancis asuhan Deschamps mengalami perubahan skema bermain setelah gagal juara di Piala Eropa 2016. Perancis mulai mengutamakan kekuatan pertahanan dibandingkan agresivitas menyerang. Hal itu diakui oleh Blaise Matuidi, gelandang Perancis yang menjadi bagian skuat Perancis di Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.

"Tangisan dari Piala Eropa 2016 sudah kering, tapi masih ada di beberapa pikiran orang lain," kata Matuidi pada NDTV. "Kekalahan itu akan berguna untuk Minggu nanti [melawan Kroasia], meski saya tidak ingin membawa masa lalu. Tapi kami jadi tahu dan harus seperti apa bermain di final. Kami akan bermain berbeda dan berharap kami bermain bagus dan memenanginya."

Griezmann, seperti Matuidi, secara jujur mengatakan bahwa ia telah mengubah gaya bermainnya untuk bisa meraih kemenangan. "Saya sebelumnya jadi top skorer [di Piala Eropa 2016] tapi kami kalah di final. Jadi saya berkata pada diri saya sendiri: `Saya akan jarang mencetak gol untuk membuat Perancis menang`."

Banyak gol bukan tujuan utama Perancis. Mereka tak masalah "bermain buruk" demi meraih kemenangan. Tak heran sepanjang fase grup penampilan Perancis kurang meyakinkan. Perancis yang meraih dua kemenangan dan satu imbang hanya mencetak tiga gol saja.

Dalam sistem 4-2-3-1 Perancis (dimainkan sejak pertandingan kedua melawan Peru), sistem pertahanan adalah yang utama. Dalam perubahan ini, ada dua pemain yang mulai konsisten menghuni susunan pemain utama Perancis: Blaise Matuidi dan Giroud.

Matuidi, seperti yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya, berperan sebagai defensive winger. Bagaimana dengan Giroud?

Giroud juga nyatanya punya peran penting dalam pertahanan Perancis. Ia akan menjadi pemain pertama dalam melancarkan pressing. Bahkan ia juga ditugaskan sebagai perebut bola. Giroud jadi pemain Perancis terbanyak ketujuh dalam upaya tekel (14 kali, 9 berhasil).

Giroud memang bertugas menekan dan mengganggu para pemain belakang yang hendak membangun serangan. Sialnya tidak ada angka statistik yang menunjukkan hal tersebut. Bahkan jika sang pemain menekan tapi bola baru didapatkan oleh pemain lainnya, upaya pressing pemain yang gagal pertama tetap berkontribusi dalam perebutan bola. Sebagai contohnya Giroud saat menghadapi Belgia.

Saat menyerang, Giroud berfungsi sebagai pemantul, tembok, penahan bola, penekan garis pertahanan lawan, dan pemain yang memulai serangan Perancis di wilayah pertahanan lawan lewat kemampuannya dalam duel udara. Yang terakhir cukup penting, seperti di laga final melawan Kroasia. Kiper Perancis, Hugo Lloris, jadi pemain kedua terbanyak dalam melepaskan umpan. Dari 34 operan (hanya kalah dari Pogba), 29 di antaranya adalah umpan jauh.

Memiliki tinggi 193 cm, tertinggi di antara penyerang Perancis lain, Giroud memainkan perannya untuk menerima umpan jauh Lloris. Hasilnya sepanjang turnamen, Giroud unggul 24 kali duel udara dari 44 percobaan. Catatan tersebut salah satu terbaik di timnas Perancis, bersama Varane dan Pogba.

Di Piala Dunia 2018 ini cukup banyak kesebelasan yang mengandalkan pemain jangkung untuk menyempurnakan skema sepakbola langsung (direct football). Rusia bersama Artem Dzyuba, Serbia bersama Aleksandar Mitrovic, Denmark bersama Andreas Cornelius, Kroasia bersama Mario Mandzukic, dan banyak lagi.

Giroud sendiri mengatakan bahwa ia merasa telah tampil maksimal meski tidak mencetak gol. Ia bahkan mencontohkan mantan penyerang Perancis yang juga tidak mencetak gol tapi jadi bagian skuat juara Piala Dunia 1998, Stephane Guivarch.

“Saya kira, saya sudah tampil cukup baik di Piala Dunia 2018. Memang belum ada gol yang bisa saya ciptakan, namun saya sudah memberikan tiga asis, dan saya tidak mempedulikan itu,” tukas Giroud seperti dikutip dari FourFourTwo sebelum final. "Stephane Guivarch juga main apik di Piala Dunia 1998 walau tak menyumbangkan gol."

Deschamps pun membela Giroud. Bahkan ia mengatakan bahwa Giroud adalah pemain penting baginya. "Ia penting bagi gaya bermain kami dan kami butuh dukungannya. Memang bagus jika ia mencetak gol, tapi Olivier adalah pemain yang murah hati dan tidak keberatan jika disuruh bekerja keras. Tim tetap membutuhkannya meskipun ia tidak mencetak gol."

Pernyataan Deschamps semakin menegaskan bahwa Giroud memang tidak punya tugas utama untuk mencetak gol. Jadi jika Deschamps saja tidak mempermasalahkan eks penyerang Arsenal itu tak mencetak gol, apalagi Perancis pada akhirnya jadi juara, seharusnya tanpa golnya Giroud bukan sesuatu hal yang perlu dikritisi, bahkan sampai mendiskreditkan kemampuan Giroud sebagai penyerang hebat.

Komentar