Prediksi Perancis vs Argentina: Jangan Berharap Banyak Gol

Analisis

by redaksi

Prediksi Perancis vs Argentina: Jangan Berharap Banyak Gol

Perancis dan Argentina adalah dua kekuatan besar di sepakbola. Keduanya dikenal sebagai negara yang rutin melahirkan talenta berbakat dengan kualitas terbaik di dunia. Kalian mungkin bisa dengan mudahnya menyebut pemain-pemain legenda yang berasal dari dua negara tersebut.

Di Piala Dunia 2018 pun kedua kesebelasan dihuni talenta-talenta terbaik. Perancis punya Paul Pogba, Antoine Griezmann, N`Golo Kante, sementara Argentina punya Lionel Messi, Paulo Dybala, Sergio Aguero dan masih banyak lagi. Tapi sayangnya pertarungan para pemain berkualitas ini tidak menjamin laga akan berlangsung menarik dan enak ditonton.

Kedua kesebelasan lolos ke babak 16 besar dengan catatan kurang meyakinkan. Kami bahas satu per satu.

Perancis memang menjadi juara grup C mengungguli Denmark, Peru, dan Australia. Dua kemenangan dan satu hasil imbang diraih skuat berjuluk Les Blues tersebut. Tapi secara permainan, asuhan Didier Deschamps ini menjadi salah satu kesebelasan dengan permainan yang kurang menarik ditonton.

Tidak banyak gol yang dicetak Perancis di fase grup. Dua gol ke gawang Australia, satu ke gawang Peru. Satu open play, satu penalti dan satu gol bunuh diri. Melawan Denmark tanpa gol. Khusus melawan Denmark, laga ini dianggap menjadi pencoreng perhelatan Piala Dunia 2018 ini karena kedua kesebelasan dianggap sengaja bermain tidak maksimal, cenderung bermain aman untuk mengincar hasil imbang, agar bisa lolos ke babak 16 besar.

Argentina pun demikian. Digadang-gadang bisa melenggang mudah karena tergabung bersama Islandia, Kroasia dan Nigeria, mereka justru tertatih dan nyaris tersingkir. Bahkan untuk menempati peringkat kedua, skuat asuhan Jose Sampaoli ini harus menunggu hingga menit ke-86 pertandingan ketiga melawan Nigeria.

Melawan Islandia, Argentina imbang 1-1. Melawan Kroasia, Albiceleste justru dihancurkan dengan skor 0-3. Kemenangan baru diraih melawan Nigeria lewat skor 2-1. Ini menjadi pertanyaan besar karena sebenarnya Lionel Messi, sang kapten sekaligus sang pemain terbaik Argentina, selalu bermain penuh di ketiga laga tersebut.

Ini artinya, laga Perancis melawan Argentina akan mempertemukan dua kesebelasan yang hanya mampu mencetak tiga gol di fase grup. Keduanya juga akan bertanding dengan jejak permainan yang tidak terlalu istimewa selama fase grup. Tak heran mulai banyak yang meragukan kedua kesebelasan bisa menjuarai Piala Dunia 2018 ini.

Potensi terciptanya banyak gol pada laga ini terbilang kecil. Apalagi jika melihat rekam jejak Argentina sejak babak kualifikasi zona CONMEBOL. Dari 18 laga, hanya 19 gol saja yang berhasil mereka cetak. Di uji tanding, mereka sempat ditumbangkan Nigeria (2-4) dan Spanyol (1-6). Walaupun begitu mereka berhasil menang atas Rusia (1-0), Italia (2-0) dan Haiti (4-0). Sempat menumbuhkan asa untuk fase grup, nyatanya Argentina kembali melempem dan hanya mampu meraih satu kemenangan dan tiga kali saja mencetak gol.

Tapi jika Perancis bermain dengan potensi terbaiknya seperti pada babak kualifikasi dan laga uji tanding jelang Piala Dunia 2018, bisa jadi laga ini akan sangat menarik dan di luar prediksi. Sebelum imbang tanpa gol melawan Denmark, Perancis menjalani 10 laga terakhirnya dengan selalu mencetak gol. Rasio golnya cukup tinggi karena berhasil mencetak 21 gol dari 10 laga tersebut. Bahkan Perancis hanya menelan satu kekalahan (dari Kolombia, 2-3). Sebelum Piala Dunia, Perancis meraih kemenangan atas Rusia (3-1), Irlandia (2-0), Italia (3-1) dan imbang melawan Amerika Serikat 1-1).

Saat bermain imbang melawan Denmark, sebenarnya Perancis memang agak merelakan laga tersebut karena sudah memastikan lolos ke fase gugur. Susunan pemain pun hampir diubah seluruhnya. Hanya empat pemain inti yang dimainkan sejak menit pertama, sisanya menurunkan pemain yang belum atau pengganti pada laga-laga sebelumnya.

Untuk menyajikan laga menarik, potensi maksimal Perancis idealnya menghadapi Argentina yang bernafsu mencetak gol dengan berbagai upaya seperti melawan Nigeria. Sempat bermain dengan 4-3-3 dan 3-4-3 di dua laga awal, Argentina bermain dengan pola dasar 4-4-2 di laga terakhir. Argentina bahkan sempat memasang empat penyerang secara bersamaan, yakni Messi, Higuain, Pavon dan Aguero, untuk mencari gol kemenangan. Di situlah Marcos Rojo menemukan celah untuk memenangkan Argentina atas Nigeria.

Ketiga laga fase grup yang dijalani Argentina pun menunjukkan strategi menyerang yang mereka lancarkan. Penguasaan bola Argentina selalu unggul. Bahkan melawan Islandia mencapai 77%. Total tembakan mencapai 15 kali per laga. Namun skema tersebut kurang berhasil karena gagal memanfaatkan Messi sebagai pusat serangan.

Argentina justru kebobolan lima kali. Sejatinya Argentina punya pertahanan kuat saat kualifikasi. Namun cederanya Sergio Romero selaku kiper utama mengubah kekuatan pertahanan Argentina. Penggantinya, Wilfredo Caballero, tak mampu melindungi serangan lawan khususnya pada laga Islandia dan Kroasia. Di laga ketiga ia digantikan Franco Armani.

Melawan Perancis, Argentina tampaknya akan kembali mendominasi permainan. Perancis memang tidak terlalu mengutamakan penguasaan bola dalam menguasai jalannya pertandingan. Melawan Peru contohnya. Perancis lebih sedikit menyentuh bola dengan perbandingan penguasaan bola mencapai 44% - 56%. Walaupun begitu secara konsisten Perancis mampu mencetak lebih dari 11 tembakan di tiga laganya. Rataan tembakan Perancis berada di angka 11,7 kali per laga.

Maka dari itu meski secara permainan mungkin kurang menarik, tapi laga ini tampaknya akan menghadirkan banyak tembakan dari kedua kesebelasan. Para pemain depan kedua kesebelasan seperti Griezmann, Kylian Mbappe, Ousmane Dembele, Messi, Higuain, dan Di Maria akan menentukan hasil akhir.

Jika melihat sejarah sendiri, Argentina boleh percaya diri di hadapan Perancis. Dari 11 kali pertemuan kedua kesebelasan, Argentina tercatat berhasil menang sebanyak enam kali dan kalah dari Perancis dua kali saja. Apalagi pada pertemuan di Piala Dunia, dua kali Argentina berhasil menjungkalkan Perancis. Itu terjadi pada Piala Dunia edisi pertama (1930) dan pada 1978.

Pertemuan terakhir Perancis dan Argentina terjadi pada sembilan tahun silam. Saat itu Perancis dilatih Raymond Domenech sementara Argentina dilatih Diego Maradona. Pada laga uji tanding yang digelar di Stadion Velodrome, Marseille, Perancis tersebut, Argentina menang 0-2 lewat gol yang dicetak Jonas Guiterrez dan Lionel Messi. Selain Messi, pemain Argentina saat ini yang menjadi bagian pada laga tersebut adalah Mascherano dan Aguero. Angel Di Maria tidak dimainkan kala itu.

Sementara itu untuk Perancis, kemenangan terakhir mereka atas Argentina terjadi pada 1986. Jelang Piala Dunia yang kemudian dimenangkan Argentina itu, Perancis membekap Argentina dengan skor 2-1.

Untuk Piala Dunia 2018 ini sendiri modal Perancis dalam menghadapi Argentina adalah memanfaatkan situasi dalam tubuh Argentina yang disebut-sebut kurang harmonis antara Sampaoli dan para pemainnya. Ditambah lagi strategi Argentina yang terus berubah-ubah untuk menemukan skema terbaik. Perancis terbilang lebih siap menghadapi laga ini dibanding Argentina.

Kami memprediksi Perancis bisa meraih kemenangan dari Argentina lewat skor tipis seperti 1-0 atau 2-1. Argentina mencetak tiga golnya lewat skema open play: dua lewat serangan tengah, satu dari serangan lewat kanan. Perancis yang hanya kebobolan satu gol di fase grup cukup kuat di tengah, terlebih dengan kehadiran Kante, Pogba bahkan Matuidi untuk menebalkan area depan kotak penalti Perancis. Dengan gaya bermain dan kualitas pemain Perancis, kami prediksi mereka akan mampu menahan gempuran lini serang Argentina yang akan kembali mengandalkan Messi.

Tapi berbeda jika Messi tidak banyak terlibat dalam membangun serangan hingga tengah lapangan. Satu-satunya gol Messi dicetak saat ia mampu mendapatkan bola di kotak penalti lawan. Sampaoli perlu menemukan formula membangun serangan untuk memanjakan Messi di sekitar kotak penalti. Jika harus Messi juga yang mengawali serangan, apalagi lewat tengah, siap-siap Argentina angkat koper di babak 16 besar.

Komentar