Sama-sama Lega di Ekaterinburg

Berita

by Evans Simon

Evans Simon

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sama-sama Lega di Ekaterinburg

Swedia memastikan diri selalu lolos ke babak 16 besar dalam empat Piala Dunia terakhir setelah menang 3-0 atas Meksiko di Ekaterinburg Arena pada Rabu (27/8/2018). Mereka ditemani oleh Meksiko yang harus berterima kasih kepada Korea Selatan karena menaklukkan juara bertahan Jerman.

Swedia sebenarnya tidak berada dalam posisi yang menguntungkan menjelang pertandingan. Setelah kalah dari Jerman dalam laga kedua, mereka menempati posisi ketiga klasemen sementara Grup F dengan empat poin.

Sedangkan Meksiko berada di atas angin. Mereka bertengger di puncak klasemen dengan enam poin, unggul dua angka atas Jerman yang menempati peringkat kedua.

Seperti yang sudah bisa diprediksi, El Tri tampil mendominasi perihal penguasaan bola sejak menit awal pertandingan. Trisula Hirving Lozano, Javier Hernandez, dan Miguel Layun menjadi ancaman utama bagi pertahanan Swedia.

Ketika sudah memasuki sepertiga akhir lapangan, ketiga pemain tersebut mencoba memaksimalkan kecepatan yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk membuka ruang bagi Carlos Vela, yang mengemban peran sebagai second-striker.

Taktik ini juga berjalan berkat pressing tinggi yang diterapkan oleh barisan gelandang dan pemain belakang Meksiko.

Pada menit ke-22, Vela hampir mencetak gol setelah mendapatkan ruang kosong di kotak penalti Swedia. Namun tendangannya masih mampu diblok oleh Andreas Granqvist dan hanya menghasilkan sepak pojok.

Tekanan tinggi yang dimainkan oleh Meksiko bukannya tanpa risiko. Swedia dengan serangan baliknya juga kerap mengancam gawang kiper Guillermo Ochoa, terutama melalui Emil Forsberg dan Marcus Berg yang total mencatatkan delapan percobaan sepanjang babak pertama. Padahal jumlah operan sukses mereka hanya 62 kali!

Kesabaran Swedia untuk memanfaatkan kelengahan Meksiko akhirnya berbuah manis ketika babak kedua baru berjalan lima menit. Operan Berg gagal dieksekusi dengan baik oleh Viktor Claesson, tetapi bola justru mengarah kepada Ludwig Augustinsson yang berdiri bebas tanpa pengawalan. Skor 1-0 untuk keunggulan Swedia.

Ini merupakan gol pertama Augustinsson bersama Blågult. Menariknya lagi, gol ini terlahir dari tendangan pertama Augustinsson di Piala Dunia.

Tertinggal satu gol membuat Meksiko meningkatkan intensitas serangan. Namun Swedia justru mampu menggandakan keunggulan pada menit ke-62.

Sebuah serangan balik mematikan memaksa Hector Moreno menjatuhkan Berg di dalam kotak terlarang. Kapten Andreas Granqvist yang menjadi eksekutor tak menyia-nyiakan peluang untuk membuat skor menjadi 2-0.

Bek berusia 33 tahun tersebut menjadi pemain Swedia pertama yang mampu mencetak minimal dua gol di Piala Dunia setelah penyerang legendaris (bukan Zlatan) Henrik Larrson pada 2006. Ia juga merupakan pemain Swedia pertama yang mampu mencetak dua gol melalui titik putih di Piala Dunia.

Jantung pendukung Meksiko semakin berdegup kencang setelah Edson Alvarez mencetak gol bunuh diri pada menit ke-74. Jika dalam pertandingan lain Jerman berhasil menang atas Korea, maka mereka dipastikan tersingkir.

Untungnya bagi Meksiko, Taeguk Warriors mampu mematahkan segala prediksi. Ketika bursa taruhan menempatkan Jerman sebagai favorit dengan angka peluang 1 berbanding 20, Korea justru berhasil menang 2-0.

Dengan demikian, Swedia melaju ke fase gugur sebagai juara Grup H, disusul oleh Meksiko di peringkat kedua.

Komentar