Merokok dan Menolaknya Bersama Wenger

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Merokok dan Menolaknya Bersama Wenger

Arsene Wenger tampak bermuka dua saat menjatuhkan hukuman kepada Wojciech Szczesny karena sang penjaga gawang ketahuan merokok di tempat mandi St Mary’s Stadium setelah Arsenal kalah dua gol tanpa balas dari tuan rumah Southampton FC dalam pertandingan pekan ke-20 Liga Primer Inggris 2014/15, di hari pertama tahun 2015.

Szczesny dijatuhi denda sebesar 20 ribu paun. Sang penjaga gawang hanya kehilangan sepertiga gajinya, tak lebih, kata Wenger dalam jumpa pers pasca hukuman tersebut dijatuhkan. Hukuman tersebut tak memengaruhi penilaian Wenger terhadap Szczesny, dan sang pemuda Polandia akan tetap menjadi penjaga gawang utama Arsenal. Nyatanya: Szczesny tak pernah bermain lagi di sepanjang sisa gelaran Liga Primer Inggris musim itu.

Menjelang musim 2015/16, Szczesny memilih menerima tawaran AS Roma. Ia jujur kepada kesebelasan Italia tersebut: Ia akan bekerja secara profesional selama jangka waktu yang disepakati di Roma, namun tak akan bertahan selamanya. Bagi Szczesny, kembali ke Arsenal selalu menjadi tujuan utama.

Szczesny pada akhirnya tidak pulang setelah dua musim di Roma. Situasi di Arsenal telah berubah sama sekali dan dengan berat hati Szczesny menerima kenyataan: ia tak bisa kembali ke Arsenal. Szczesny bergabung dengan Juventus pada Juli 2017. Dalam jumpa pers pertamanya ia berkaca-kaca ketika dimintai keterangan mengenai Arsenal.

Wenger tampak bermuka dua bukan hanya karena tidak memenuhi janjinya sendiri untuk hanya menilai Szczesny dari permainanannya, melainkan juga karena ia dulunya seorang perokok. Ia bahkan merokok di bangku pemain pengganti saat masih menangani AS Monaco.

“Karena stress?” tanya juru warta mengenai video yang beredar lagi setelah Wenger menjatuhkan hukuman kepada Szczesny.

“Tentu saja,” jawab Wenger, yang tumbuh besar sebagai putra dari pasangan pemilik Croix d’Or, sebuah pub di Duttlenheim.

“Aku tumbuh di sebuah pub,” ujar Wenger berkisah. “Melihat jendela tidak bisa karena asap rokok, dan sewaktu muda aku berjualan rokok. Aku tumbuh di masa yang mengharuskanku menjalani wajib militer. Di akhir bulan kami dibayar dengan rokok. Itu mendorong kami untuk merokok. Ketika aku muda aku tumbuh dikelilingi perokok dan aku sendiri merokok ketika menjadi pelatih muda.

“Namun masa sudah berubah. Masyarakat berevolusi. Salah satu hal positif masa kini adalah orang-orang tidak merokok seperti dulu. Tidak boleh merokok di ruang publik, artinya orang-orang yang tidak merokok tidak menderita.”

Wenger mengklaim bahwa satu-dua batang rokok setiap entah kapan, selama tidak menjadi kebiasaan, tidak akan berpengaruh besar terhadap penampilan seorang pesepakbola. Keluar dari mulut seorang manajer revolusioner yang mengharamkan bir dan menerapkan diet ketat kepada para pemainnya, pernyataan tersebut cukup mengejutkan. Wenger hanya bersikukuh merokok memberi contoh buruk dan sebaiknya dihindari sama sekali.

“Aku yakin ada beberapa atlet top yang merokok, tapi ini bukan contoh baik,” ujar Wenger. “Tergantung berapa banyak. Yang paling baik adalah tidak merokok. Apa kau teladan atau bukan adalah perdebatan abadi tapi, pada akhirnya, jika kau bermain dengan baik maka orang-orang ingin melihatmu bersikap baik juga.”

***

Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan 31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Hari peringatan ini diperingati di seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Fokus Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2018 adalah “Tembakau dan Penyakit Jantung”.

Per WHO: “Penyakit kardiovaskular membunuh lebih banyak orang ketimbang penyebab-penyebab kematian lain di seluruh dunia, dan tembakau dan eksposure terhadap asap rokok berkontribusi terhadap sekitar 17% kematian akibat penyakit jantung. Penggunaan tembakau adalah penyebab terbanyak kedua penyakit kardiovaskular, setelah tekanan darah tinggi.”

Komentar