Yang Membuat Kekalahan Spurs Jadi Tidak Biasa Saja

Cerita

by Redaksi 18

Redaksi 18

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Yang Membuat Kekalahan Spurs Jadi Tidak Biasa Saja

Tottenham Hotspur terpaksa mengubur harapan mereka untuk bisa tampil di babak final Piala FA, setelah pada babak semifinal mereka dikalahkan Manchester United dengan skor 2-1, Sabtu (21/4). Spurs sebetulnya sempat unggul lebih dulu lewat gol yang dijaringkan Dele Alli pada menit ke-11. Namun United mampu membalikkan keadaan lewat gol yang dilesakkan Alexis Sanchez (24’) dan Ander Herrera (62’).

Gagal melenggang ke babak final, tentunya merupakan satu hal biasa yang niscaya akan dialami oleh sebuah tim yang menjadi peserta suatu turnamen. Namun bagi skuat Tottenham Hotspur, kekalahan atas United di semifinal Piala FA kemarin agaknya tidak akan bisa dianggap biasa saja. Kekalahan tersebut telah menjadikan Spurs sebagai tim pertama sepanjang sejarah Piala FA, yang sudah delapan kali berturut-turut selalu gagal untuk lolos dari babak semifinal.

Terakhir kali Spurs berhasil lolos dari babak semifinal Piala FA adalah pada musim 1990/91. Saat itu mereka mengalahkan Arsenal dengan skor 3-1. Lalu Spurs berhasil menjadi juara setelah di babak final mereka mengalahkan Nottingham Forest dengan skor 2-1.

Setelahnya, Spurs selalu kalah setiap kali mereka tampil di semifinal Piala FA. Kegagalan pertama mereka di babak semifinal terjadi pada musim 1992/93 ketika mereka dikalahkan oleh Arsenal dengan skor 1-0. Dan kekalahan dari United kemarin adalah yang kedelapan bagi Spurs.

Hal lain yang membuat kekalahan Spurs kemarin akan sulit untuk dianggap biasa saja oleh mereka, adalah karena Spurs sendiri juga tampil lebih mendominasi sepanjang pertandingan. Tercatat Spurs menguasai bola sebanyak 64% dibandingkan Manchester United yang hanya 36%. Spurs juga melakukan lebih banyak tembakan ke gawang dengan 13 kali percobaan, sementara United hanya 12 kali. Namun kendati demikian, Spurs kalah dalam hal efektifitas dari United.

Dari percobaan tembakan 13 kali yang dilakukan Spurs, hanya dua yang berhasil mengarah ke gawang United. Sementara United, walau pun hanya melakukan 12 kali percobaan, lima di antaranya berhasil mengarah ke gawang Spurs.

Setiap kekecewaan selalu membutuhkan penjelasan. Namun agaknya, Spurs sulit menerima penjelasan bahwa penyebab kekalahan mereka adalah karena buruknya efektifitas penyerangan mereka dibanding United.

Usai pertandingan, skuat Tottenham Hotspur—dan mungkin juga sebagian pendukungnya yang menyaksikan laga itu—seakan masih sulit untuk menerima skor akhir. Mereka merasa sudah tampil lebih dominan dan, karenanya, layak untuk keluar sebagai pemenang.

“Kami semua kecewa. Secara taktik kami tampil dominan, dan ini berjalan dengan baik. Kami sudah mendominasi laga tapi akhirnya kalah 2-1,” ujar pencetak gol Tottenham, Delle Ali dilansir dari Goal.

Rasa tidak percaya dan kecewa luar biasa juga ditunjukkan oleh sang pelatih, Mauricio Pochettino. Ia bahkan menilai kekalahan yang diderita Spurs terasa tidak adil karena menurutnya Spurs bermain lebih baik dari lawannya.

“Kami sudah melakukan perlawanan dengan sangat baik dan saat kedudukan menjadi 1-1 di babak pertama, itu terasa sangat tidak adil. Kami menciptakan banyak peluang dan bermain lebih baik. Babak kedua berjalan seimbang, dan ketika Anda menghadapi tim seperti itu, dengan kualitas yang mereka miliki, semuanya menjadi sulit,” tuturnya dilansir dari laman resmi klub.

Yang juga membuat kekalahan terasa menyakitkan dan menjadi persoalan bagi Spurs, adalah ekspektasi tinggi mereka untuk bisa mengakhiri musim ini dengan meraih gelar. Sebuah ekspektasi yang cukup beralasan, karena penampilan Spurs sendiri musim ini secara umum juga sangat baik.

Di Liga Primer, Spurs baru kalah sebanyak enam kali dari 35 laga yang sejauh ini sudah mereka mainkan. Spurs juga sejauh ini masih mampu mempertahankan posisi mereka di empat besar klasemen sementara Liga Primer. Kemajuan Spurs yang paling terlihat musim ini adalah di ajang Liga Champions. Jika pada musim lalu mereka tidak mampu lolos dari fase grup, musim ini Spurs bisa lolos dan menembus babak 16 besar.

“Kamisejatinya adalah tim yang bertalenta. Manajer kami luar biasa dan kami semua ingin menang. Fans juga pantas mendapatkan itu. Ada pun jika menimbang pada performa kami dan apa yang telah kami tunjukkan sepanjang musim ini, tentu saja ini mengecewakan,” beber Alli usai pertandingan.

Tentunya, usai menilik semua catatan tersebut, kita jadi bisa memahami mengapa Spurs sangat kecewa atas kekalahan kemarin melawan United. Dengan kekalahan dari United, Spurs dipastikan mengakhiri musim ini tanpa satu gelar pun.

Komentar