Emery dan Potensi Quadruple yang Percuma

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Emery dan Potensi Quadruple yang Percuma

Paris Saint-Germain (PSG) telah memastikan gelar juara Ligue 1 ke-tujuh dalam sejarah klub. Kepastian tersebut didapat setelah Les Parisiens mengalahkan AS Monaco 7-1 di Parc des Princes, Senin (16/4) dini hari WIB.

Kemenangan atas Monaco membuat PSG nyaman berada di puncak klasemen dengan 87 poin, unggul 17 angka atas Monaco yang berada di posisi kedua. Dengan sisa lima pertandingan yang dimiliki kedua kesebelasan di kompetisi domestik, perolehan poin PSG muskil bisa disusul Monaco, apalagi oleh kesebelasan-kesebelasan di bawahnya.

Bagi PSG, gelar juara di Ligue 1 merupakan trofi ketiga yang diraih pada musim 2017/18. Sebelumnya, Les Parisiens telah memastikan gelar juara di ajang Trophee des Champions (Piala Super Prancis) dan Coupe de La Ligue (Piala Liga Prancis). Bahkan, PSG masih berpeluang untuk meraih trofi keempat pada musim ini di ajang Coupe de France (Piala FA-nya Prancis).

Di Coupe de France, PSG telah memastikan tempat di babak semifinal. Di fase empat besar, mereka akan berhadapan dengan Caen yang secara kualitas levelnya berada di bawah mereka. Andai bisa melewati hadangan Caen, di final PSG akan berhadapan dengan Les Herbiers atau FC Chambly yang berasal dari Championnat National (divisi 3 Prancis). Kans terbuka lebar bagi PSG meraih quadruple.

Meski begitu, bagi Unai Emery, quadruple yang berpotensi diraih PSG pada musim ini tak berarti membuat posisinya sebagai manajer aman. Beredar kabar, Thomas Tuchel akan merapat ke Parc des Princes menggantikan posisinya.

Gosip soal Tuchel bakal merapat ke PSG pada musim depan menguak setelah batalnya ia menjadi pelatih baru Bayern Muenchen. CEO Bayern, Karl Heinze-Rummenige, mengakui bahwa sebelum penunjukan Niko Kovac sebagai manajer baru Bayern, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan beberapa pelatih, yang salah satunya adalah Tuchel. Tapi, Rummenige mengatakan bahwa Tuchel menolak tawaran Muenchen, karena sudah menjalin kesepakatan dengan klub lain.

Rummenige memang tidak menyebutkan secara rinci mengenai klub yang telah menjalin kesepakatan dengan Tuchel. Tapi banyak media menganggap bahwa mantan arsitek Borussia Dortmund itu telah menjalin kesepakatan dengan PSG. Mengingat, kontrak Emery juga akan habis pada akhir musim ini.

Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, turut angkat bicara mengenai desas-desus merapatnya Tuchel ke Parc des Princes. Ia mengaku bahwa sampai dengan saat ini PSG belum melakukan kesepakatan dengan pelatih manapun. Kalau pun ada, pihaknya pasti akan menginformasikannya secepat mungkin.

"Ketika kami telah menandatangani kontrak dengan seseorang, kami akan mengumumkannya. Untuk saat ini, kami belum melakukan apa-apa,” katanya, kepada Canal Plus.

Meski begitu, posisi Emery bukan berarti aman seratus persen. Tidak menutup kemungkinan pada akhir musim nanti posisi Emery digantikan Tuchel atau bahkan pelatih lain. Memang, setelah memastikan gelar juara Ligue 1, Al-Khelaifi mengaku bangga terhadap pencapaian tim yang mampu meraih tiga gelar juara domestik.

Tapi, tetap ada yang mengganjal, tatkala mereka gagal mewujudkan ambisi juara di Liga Champions. Nasib Emery bisa saja seperti Laurent Blanc atau Carlo Ancelotti yang pada akhirnya terdepak karena gagal membawa PSG juara di Liga Champions.

Juara di Liga Champions adalah target besar PSG sejak kepemilikan klub diambil alih Al-Khelaifi. Maklum, sejak dipimpin Al-Khelaifi, PSG menjelma sebagai kesebelasan super di pentas domestik. Terbukti dengan pencapaian PSG yang meraih 11 gelar di ajang domestik (empat gelar Ligue 1, tiga Coupe de France, lima Coupe de la Ligue, dan lima Trophee des Champions).

Sayangnya, superioritas PSG tak terbukti di Liga Champions. Jangankan menjadi juara, menembus babak final pun PSG belum pernah. Sejak kepemimpinan Al-Khelaifi, pencapaian terbaik PSG di Liga Champions hanya sampai babak perempat final. Prestasi itu pun terbilang belum mampu menyaingi pencapaian tertinggi klub di Liga Champions musim 2003/2004 saat mereka sukses mencapai babak semifinal.

Maka, tak heran bila pada akhirnya juara di Liga Champions menjadi target besar PSG. Demi merealisasikan target tersebut, Les Parisiens tak segan menggelontorkan dana besar untuk menggaet pemain atau pelatih berlabel bintang untuk merealisasikan target juara di Liga Champions.

Pada musim ini saja, skuat PSG bisa dibilang bertabur bintang. Kedatangan Neymar dan Kylian Mbappe semakin membuat skuat Les Parisiens semakin mewah. Sebelum kedatangan Neymar dan Mbappe, PSG telah dihuni pemain-pemain seperti Thiago Silva, Marco Veratti, Edinson Cavani, Julian Draxler, hingga Angel Di Maria. Tapi tetap saja, PSG gagal juara di Liga Champions. Langkah mereka bahkan terhenti di fase 16 besar, setelah disingkirkan Real Madrid.

"Kami telah melakukan banyak hal positif musim ini. Kami juara untuk ketujuh kalinya, kelima bagi saya. Ini benar-benar sesuatu yang indah, terima kasih kepada semua orang. Tentu saja, semua orang tahu, tujuan besar kami adalah Liga Champions," kata Al-Khelaifi.

Foto: Twitter beIN Sports

Komentar