Perayaan Gol yang Membentuk Citra Ketsbaia

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Perayaan Gol yang Membentuk Citra Ketsbaia

Para pemain sepakbola pasti merasa bangga dan senang luar biasa ketika berhasil mencetak gol. Untuk mengekspresikannya, para pemain sering kali melakukan gerakan-gerakan unik untuk merayakan gol, dan itu tentu akan selalu diingat oleh para penggemar sepakbola.

"Why Always Me", tulisan yang tertera pada base layer Mario Balloteli akan teringat selalu oleh para suporter Manchester United ketika pemain asal Italia itu melakukan selebrasi setelah mencetak gol kemenangan Manchester City. Steven Gerrard yang berlari menuju kamera lalu menciumnya setelah ia mencetak gol ke gawang Manchester United pun akan diingat oleh para suporter Liverpool

Lebih lampau lagi, apa yang kita ingat dari sosok Roger Milla selain keahliannya dalam mencetak gol? Selebrasi menari di pojok dengan bendera tiang sudut, tentu itu selalu teringat oleh kita. Selebrasi ikan mati dari Ian Wright, robot Peter Crouh, dan Julius Aghahowa yang gagal membalikkan diri ketika melakukan perayaan gol di Piala Dunia 2002 adalah sebagian kecil perayaan gol unik yang bisa diingat dan memicu gelak tawa.

Perayaan gol di atas tentu akan teringat ketika kita menyebutkan nama pemain tersebut. Untuk para penggemar Newcastle United ketika ditanyakan tentang seorang pemain bernama Temuri Ketsbaia, bukan prestasinya yang akan diingat, melainkan perayaan gol terbilang emosional dan tidak seperti yang dilakukan para pemain lainnya.

Ketsbaia, gelandang asal Georgia yang lahir pada tanggal 18 Maret 1968 ini memiliki ciri khas kepala plontos. Tanggal 17 Januari 1998, Ketsbaia menarik perhatian para penggemar Newcastle ketika ia mencetak gol kemenangan atas Bolton (2-1) di St James Park. Gol kemenangan tersebut dicetak pada menit ke-92, satu menit sebelum sang pengadil lapangan meniupkan peluit berakhirnya pertandingan.

Bukan menari di pojok lapangan atau meluncurkan diri di permukaan lapangan; yang dilakukan Ketsbaia untuk merayakan golnya adalah melepas kausnya lalu melemparkannya ke kerumunan penonton. Tidak sampai di situ, Ketsbaia mencoba untuk melepaskan sepatu walaupun gagal. Setelah gagal, papan iklan berwarna merah dan kuning bertuliskan McDonald ia tendang sekuat tenaga. Tidak puas dengan itu, papan iklan sebelah yang bertuliskan Adidas menjadi sasaran. Dengan sekuat tenaga papan iklan tersebut ia tendang. Ia pun coba mengelak ketika seorang rekan yang ingin menenangkan dirinya.

Karena kejadian selebrasi itu, citra seorang pemain Georgia botak yang bertelanjang dada dan marah menendang sebuah papan iklan akan selalu melekat pada diri Ketsbaia selamanya. Jumlah pertandingan yang sudah ia mainkan atau jumlah gol yang ia cetak mungkin tidak akan diingat oleh para penggemar Newcastle.

Ketika ditanya tentang selebrasi tersebut, Ketsbaia mengatakan bahwa ia malu dan menyesal telah melakukan selebrasi itu.

"Setiap kali saya berbicara dengan seseorang, pasti yang mereka tanyakan selalu adalah tentang selebrasi gol itu", katanya.

"Saya memiliki waktu untuk mengeksperiskan diri saya, dan saya melakukannya. Tapi kejadian itu bukan yang saya sukai. Saya marah karena orang hanya mengingat saya karena itu. Itu sangat memalukan, padahal saya melakukan lebih banyak hal untuk klub", sambung Ketsbaia.

Tapi dibalik selebrasi itu, ia ingin mengatakan bahwa ia pantas untuk memainkan pertandingan lebih banyak. Ketsbaia melampiaskan rasa frustasi karena hanya dijadikan pemain cadangan.

Seperti yang dikatakan di atas bahwa selebrasinya itu seketika mengalihkan semua orang atas prestasi yang telah ia raih. Selama bermain, ia telah memainkan 488 pertandingan dan menciptakan 139 gol dari tujuh kesebelasan yang telah ia bela.

Setelah pensiun, ia melanjutkan karirnya sebagai pelatih dan telah melatih lima kesebelasan dari tahun 2004. Ia pun sempat menjadi pelatih timnas sepakbola Georgia pada 2009 hingga 2014.


Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray bersama pemain naturalisasi gadungan dan agennya, terkait kebijakan naturalisasi yang hanya merupakan akal-akalan klub dalam menyikapi peraturan pemain asing serta merugikan Tim Nasional Indonesia untuk jangka panjang:



Komentar