Puncak Kekesalan Suporter West Ham United

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Puncak Kekesalan Suporter West Ham United

Kericuhan mewarnai jalannya pertandingan pekan ke-30 Liga Primer Inggris antara West Ham United melawan Burnley, Sabtu (10/3). Dalam pertandingan yang berlangsung di London Stadium itu, West Ham takluk tiga gol tanpa balas dari tamunya, Burnley. Suporter West Ham kecewa dan meluapkan kemarahannya dengan masuk ke lapangan saat pertandingan berlangsung. Tercatat, dua kali pertandingan dihentikan karena penonton merangsek ke lapangan.

Sesaat setelah Ashley Barnes membawa Burnley unggul 1-0 pada menit ke-66, seorang suporter West Ham berlari ke dalam lapangan menghampiri Mark Noble. Kapten West Ham itu tersulut emosinya ketika melihat suporter tersebut berlari ke arahnya. Refleks, ia menjegal penonton tersebut dengan membantingnya hingga tersungkur.

"Saya penggemar West Ham dan saya selalu melindungi klub. Jika seseorang mendekati saya, saya akan melindungi diri saya sendiri. Mereka ingin menunjukkan emosinya. Atmosfernya mengerikan, kita tahu banyak hal itu tidak ditujukan pada para pemain, tapi kita harus jantan untuk bermain di atmosfer seperti itu,” kata Noble, dilansir dari BBC.

Selang beberapa menit kemudian, dua suporter West Ham lainnya ikut masuk ke lapangan. Bek West Ham, James Collin, menenangkan dua suporter tersebut. Keduanya pun kembali ke tribun stadion.

Namun setelah Chris Wood mencetak gol kedua bagi Burnley pada menit ke-70, kembali salah seorang suporter West Ham merangsek ke lapangan. Ia, mencabut bendera tendangan sudut lapangan, membawanya berlari ke tengah lapangan, dan menanamnya di titik tengah lapangan.

Kericuhan yang lebih parah terjadi di tribun VIP. Saat Chris Wood mencetak gol keduanya dan membawa Burnley unggul 3-0, para penonton di tribun VIP mendekati box VVIP, tempat dua petinggi West Ham, David Gold dan David Sulivan, duduk. Para suporter berteriak "pecat jajaran manajemen" dan "kalian menghancurkan klub kami". Sementara suporter lainnya mengekspresikan kemarahan dengan menunjukkan gerakan menggorok leher.

Tak lama kemudian, pihak keamanan mendatangi Gold dan Sulivan. Keduanya pun diamankan keluar lapangan, menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Setelah Gold dan Sulivan keluar stadion, suasana semakin mencekam terjadi. Banyak suporter merangsek ke lapangan. Sebagai aksi perlindungan, para pemain dan jajaran pelatih Burnley mengizinkan penonton anak-anak duduk di bangku pemain pengganti mereka.

Buntut dari kericuhan yang terjadi di London Stadium, membuat West Ham terancam mendapat sanksi berat dari Federasi Sepakbola Inggris (FA). Dalam sebuah pernyataan resmi, FA mengecam tindakan suporter di laga tersebut.

"Kami mengecam keras kerumunan orang-orang yang terlihat hari ini dan akan mencari pengamatan dari West Ham dan juga menunggu laporan wasit pertandingan," tegas FA.

Senada dengan FA, operator kompetisi, Premier League mengatakan tidak ada alasan untuk menolelir kejadian yang terjadi di London Stadium.

"Sementara penyelidikan resmi atas insiden tersebut akan dilakukan oleh FA, kami akan mengajukan pertanyaan kami sendiri kepada West Ham United tentang apa yang terjadi siang ini, terutama untuk memastikan kejadian serupa tidak pernah terulang kembali.”

Sementara West Ham, dalam pernyataannya, akan segera melakukan penyelidikan dan menindak tegas pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

"Kami segera meluncurkan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden yang merusak paruh kedua pertandingan hari ini dan berkomitmen untuk mengambil tindakan yang menentukan dan tepat."

Kericuhan yang mewarnai jalannya pertandingan antara West Ham melawan Burnley merupakan buntut dari kekecewaan suporter atas performa inferior West Ham di kompetisi domestik musim ini. Kekalahan dari Burnley, merupakan kekalahan ketiga beruntun yang dialami West Ham di kompetisi domestik, apalagi ini adalah kekalahan di kandang sendiri.

Baca juga: West Ham, Keuntungan Status Tuan Rumah, dan Anomali Stadion Baru

Kompetisi musim 2017/18 benar-benar menjadi musim yang buruk bagi West Ham. Performa inferior ditunjukkan sejak awal musim, rentetan kekalahan mewarnai perjalanan The Hammers mengarungi tiga pekan awal Liga Primer. Bahkan saat kompetisi bergulir di Oktober hingga Desember 2017, dari delapan pertandingan, tak satu pun kemenangan diraih West Ham.

Kondisi tersebut membuat mereka terpuruk di zona degradasi dan pada awal November 2016, mereka mendepak Slaven Bilic dari kursi kepelatihan dan menggantinya dengan David Moyes.

Kehadiran Moyes sempat membawa angin perubahan, lambat laun performa West Ham mulai membaik. Bahkan dari pekan ke-18, West Ham mulai merangkak meninggalkan zona degradasi.

Namun inkonsistensi penampilan kembali ditunjukkan setelah tahun baru. Performa inferior kembali ditunjukkan West Ham terlebih saat kompetisi bergulir pada akhir Februari hingga awal Maret. Tiga kekalahan beruntun dialami West Ham dari Liverpool, Swansea City, dan Burnley. Hal tersebut, membuat suporter tak lagi bisa membendung emosi mereka. Pasalnya, West Ham terancam kembali ke zona degradasi bila kondisi tak berubah. Saat ini mereka duduk di posisi 16, berjarak tiga poin dari Crystal Place yang menduduki posisi 17 (zona degradasi).

Foto: Twitter @BBCSport

Komentar