Cara Mourinho Mengendalikan Pertandingan Tanpa Menguasai Bola

Analisis

by redaksi

Cara Mourinho Mengendalikan Pertandingan Tanpa Menguasai Bola

Marcus Rashford, yang terakhir kali menjadi starter Manchester United pada Desember 2017 lalu, secara tak terduga mencetak dua gol dalam kemenangan United vs Liverpool, Sabtu (10/3). Pada laga yang berlangsung di Stadion Old Trafford itu pun United berhasil menang 2-1 meski secara statistik United tak menonjol. Bagaimana bisa?

Liverpool sejatinya menguasai jalannya pertandingan pada laga ini. Penguasaan bola Liverpool mencapai 68%, yang artinya United hanya 32% saja. Liverpool mencatatkan 585 operan sementara United hanya 281 kali saja mengumpan. Paling kentara, Si Merah melepas 14 kali tembakan, sementara Setan Merah hanya 5 kali saja.

Mendominasi pertandingan, dengan unggul penguasaan bola, sejatinya semakin meningkatkan kans mencetak gol. Tapi Liverpool pada laga ini tidak demikian. Penguasaan bola mereka berkali-kali gagal meregangkan pertahanan United yang amat rapat.

Ini berkaitan dengan gegenpressing yang menjadi senjata andalan manajer Liverpool, Juergen Klopp, dalam membongkar pertahan lawan. Trio lini serang Liverpool yang diisi Roberto Firmino, Sadio Mane dan Mohamed Salah begitu diandalkan kecepatannya baik itu dalam menekan pemain bertahan lawan yang menguasai bola maupun memanfaatkan celah di belakang pertahanan lawan.

Akan tetapi hal itu tak terjadi karena pendekatan strategi yang diterapkan manajer Manchester United, Jose Mourinho, berhasil meredam skema andalan Liverpool itu. Ia membuat para pemain belakangnya, khususnya duet bek tengah, tidak banyak menguasai bola.

Mourinho secara rinci menyiapkan United untuk menyerang Liverpool pada babak pertama. Hanya di babak pertama juga para pemain belakang United lebih banyak mengusai bola. Perwujudan tersebut terlihat dari perbedaan gaya bermain United pada babak pertama dan babak kedua (setelah unggul).

Pada babak pertama, duet bek tengah United, Eric Bailly dan Chris Smalling, mencatatkan 14 operan dan 12 operan. Tapi begitu babak kedua, Bailly hanya melakukan lima operan saja sementara Smalling enam operan. Karena dari itu Bailly dan Smalling, yang diharapkan Liverpool melakukan kesalahan umpan saat ditekan, tidak banyak terlibat dengan build-up United pada babak kedua, ketika Liverpool semakin bernafsu mencetak gol karena dalam situasi tertinggal.

"Kita bisa membagi babak. United di babak pertama dan Liverpool di babak kedua," kata Mourinho di Sky Sports. “Tapi menurut pendapat saya, babak pertama kami merupakan babak dengan gol-gol dan berbahaya.”

"Di babak kedua, menurut pendapat saya, dan mungkin orang-orang di studio mempunyai opini yang berbeda, Liverpool mengendalikan pertandingan dengan menguasai bola dan United memegang kendali tanpa bola. Tim kami selalu memegang kendali. Bahkan di saat bola mati, tendangan sudut, situasi berbahaya kami memegang kendali. Jadi saya pikir kami layak menang," lanjut Mou.

Pilihan strategi Mou tersebut terbilang jitu. Karena dengan minimnya pemain belakang United menguasai bola dan membangun serangan, apa yang bisa ditekan para pemain Liverpool di lini pertahanan United (gegenpressing)?

Pemain United yang paling banyak mengumpan adalah kedua full-back mereka, yakni Ashley Young dan Antonio Valencia. Keduanya mencatatkan 40 operan, disusul Nemanja Matic dengan 38 operan. Ini menunjukkan United membangun serangan dari kedua sayap, baru mengirim ke tengah.

Young dan Valencia merupakan tipikal bek sayap yang jarang melakukan operan ke belakang, sehingga meminimalisasi terjadinya miss pass. Pada laga ini Young hanya 9 kali melakukan negative pass (operan ke belakang) sementara Valencia hanya 6 kali. Bailly dan Smalling benar-benar dihindarkan menguasai bola berlebih.

Menekan sisi kanan Liverpool lewat Rashford

Susunan pemain United pada laga bertajuk North West Derby ini terbilang mengejutkan. Tak ada Paul Pogba (cedera saat latihan) pada susunan pemain, digantikan Juan Mata. Sementara itu Marcus Rashford yang mulai jarang jadi starter justru dipilih menghuni sisi kiri serangan, menggantikan Anthony Martial yang cedera. Alexis Sanchez di sisi kanan penyerang.

Tapi nyatanya Mata dan Rashford tampil impresif pada laga ini. Sorotan jelas tertuju pada Rashford yang berhasil mencetak dua gol; pemain yang jarang starter tiba-tiba menjadi pemain bintang pada laga ini.

Mourinho sendiri punya empat alasan terkait keputusannya memainkan Rashford. Hal itu ia ungkapkan usai pertandingan:

“Pertama, dia [Rashford] bisa mencetak gol karena saya pikir, dalam dua bulan terakhir, ia tidak melakukannya. Kemudian (kedua) ia sedang merasa lebih baik dari sisi kepercayaan diri. (Ketiga) kami rasa pertandingan ini bisa diadaptasi dengan kualitas yang dimilikinya. Ini (keempat) karena ia tampil luar biasa saat latihan, itulah poinnya,” ujar Mou pada MUTV.

Rashford mencetak dua gol dari sisi yang sama, yakni sisi kanan pertahanan Liverpool. Pada area tersebut ia berhasil memperdayai Trent Alexander-Arnold. Mourinho, tampaknya melihat ini menjadi kelemahan Liverpool karena mereka begitu mengandalkan eksplosivitas Mohamed Salah di kanan penyerangan sehingga kerap meninggalkan bek kanan mereka sendirian.

Walau begitu, keberhasilan United menang pada laga ini tidak semata-mata karena tampil impresifnya individu Rashford. Romelu Lukaku yang menjadi pusat serangan United pun punya peran penting. Selain mencetak asis pada gol pertama, ia berkontribusi besar pada gol kedua setelah ia berhasil melindungi bola hasil dari umpan direct dari belakang, lalu memberikan operan pada Juan Mata di kotak penalti; di situlah kemelut terjadi dan bola liar disambut dengan baik oleh Rashford.

***

"Kami memberikan opsi pada pemain. Opsi berbeda. Saya bukan pelatih yang mekanis, dengan mengatakan A mengoper pada B, B mengoper pada C, C mengoper pada D. Saya lebih menyiapkan pemain untuk menentukan dengan baik saat pertandingan. Romelu Lukaku juga sangat percaya diri bahwa ia mendominasi Dejan Lovren,"

Persiapan dan pendekatan strategi Mou pada laga ini memang jitu. Semua pemainnya bermain dengan baik. Mata yang menggantikan Pogba pun berperan besar dalam ancaman yang diciptakan United. Bahkan Eric Bailly, yang mencetak gol bunuh diri, punya momen krusial ketika ia berhasil mempermalukan menaklukkan Salah sehingga tekanan dan serangan Liverpool menjadi sia-sia.

Komentar